Food For Thought: Ayo mendekat

Ayo mendekat…

imageSaudari dan saudara terkasih. Kita mengakhiri hari ini dengan sebuah permenungan berjudul “Ayo mendekat”. Pada hari ini seluruh bangsa kita mengalami guncangan besar. Peristiwa Sarina menelan korban-korban yang tidak bersalah, trauma berkepanjangan bagi para saksi mata. Tentu banyak orang prihatin bahkan mengutuk perbuatan yang tidak manusawi ini. Ada saja segelintir orang yang memposisikan dirinya sebagai Tuhan sehingga leluasa mencabut nyawa sesamanya. Peristiwa itu sudah terjadi dan membuat kita lebih mawas diri terhadap tanda-tanda zaman.

Kalimat penuntun “Ayo mendekat” tentu bukan merupakan sebuah ajakan untuk membuat kita merasa dipanggil supaya mendekatkan diri kepada peristiwa-peristiwa tragis dan kematian. Tuhan Yesus sudah mengalahkan kematian dengan hidup kekal. “Ayo mendekat” memanggil setiap pribadi untuk selalu mendekatkan dirinya dengan Tuhan. Para murid dengan optimis mengatakan kepada Yesus: “Semua orang mencari Engkau” (Mrk 1:37). Mereka mencari Yesus, mendekat kepada-Nya supaya bisa merasakan keselamatan. Ia berkata: “Tetapi orang kusta yang sudah sembuh itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.” (Mrk 1:45). Apakah dalam situasi yang menggoncangkan hidup, kita juga tetap mendekat Yesus?

“Ayo mendekat” bisa menjadi sebuah ajakan untuk bermetanoia. Ajakan untuk berbalik kepada Tuhan, hidup menyerupai-Nya. Kita harus tetap memiliki kesadaran bahwa Tuhan masih ada. Iman, harapan dan kasih adalah kebajikan ilahi yang mendekatkan diri kita dengan Tuhan. St. Yakobus berkata: “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa.” (Yak 4:8).

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply