Food For Thought: Terpenjara dalam like and dislike

Masih terkurung dalam “suka dan tidak suka”

imageTuhan Yesus berkeliling dan berbuat baik (Kis 10:38). Ia pernah mengingatkan para murid-Nya: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus” (Luk 4:43). Namun Ia sendiri selalu berhadapan dengan kaum Farisi dan para ahli Taurat yang selalu berpikir bahwa mereka baik dan benar di hadapan Tuhan. Mereka mencari kesalahan Yesus namun tidak menemukannya. Sikap orang Farisi ini sebenarnya semata-mata berdasar pada prinsip suka dan tidak suka. Di satu pihak mereka kagum karena Yesus bisa melakukan banyak hal, di lain pihak mereka tidak suka karena Yesus lebih berwibawa dan berkuasa dari pada mereka (Mat 7:29).

Sikap orang Farisi ini masih ada saat ini. Ketika suami dan istri memiliki prinsip suka dan tidak suka, keluarga itu semu. Tidak ada kasih! Ketika prinsip suka dan tidak suka menguasai kehidupan para imam, biarawan dan biarawati maka mereka hanyalah kumpulan orang yang “gagal” dalam hidup bakti. Untuk apa sequela Christi kalau ternyata masih terkurung dalam penjara “suka dan tidak suka”? Lihatlah betapa kita mudah menjadi “pendusta” dalam hidup (1Yoh 4:20).

Mengapa banyak orang terkurung dalam penjara “suka dan tidak suka”? Karena ia hanya melihat sesama dari luarnya saja! Ini adalah kelemahan yang fatal. Jangan pernah menilai sesamamu dari penampilan luarnya saja. Ingatlah perkataan Tuhan kepada Samuel di hadapan anak-anak Isai: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1Sam 16:7). Let us change!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply