Food For Thought: Berani memikul Salib

Berani memikul Salib!

Yesusku MenderitaMasa prapaskah memiliki kekhasan, Salah satunya adalah umat melakukan pendalaman iman di lingkungannya, melakukan berbagai kegiatan rohani lainnya menyongsong perayaan Paskah. Semua yang dilakukan adalah bentuk pelayanan di dalam Gereja. Kita percaya bahwa Tuhan Yesus adalah pelayan sejati. Ia datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.

Bentuk pelayanan Yesus nyata penderitaan-Nya di kayu salib. Ia berkata kepada para murid-Nya: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” (Mat 20:18-19). Namun, sebagaimana Yakobus dan Yohanes, banyak di antara kita tidak tertarik dengan salib. Mungkin ada yang tidak menyukai masa prapaskah, puasa, pantang, pertobatan, pengakuan dosa dan pendalalaman iman di lingkungan masing-masing. Kita memiliki sesuatu yang paling istimewa yaitu diri kita sendiri.

Kita lebih menghendaki apa yang kita sukai (Mat 20:21) bukan apa yang Tuhan kehendaki. Kita menghendaki harta, kuasa dan popularitas untuk duduk di sisi kanan atau kirinya Tuhan (Mat 20:21). Kita mengincar takhta Yesus, bukan salib-Nya. Namun Tuhan Yesus menghendaki sesuatu yang lain dari kita. Ia mau supaya kita kembali kepada Salib, Ia berbicara tentang cawan penderitaan (Mat 20:22) dan melayani sesama (Mat 20:28). Mari kita keluar dari diri kita dan kembali kepada Yesus.

P.John Laba, SDB

Leave a Reply

Leave a Reply