Homili Vigili Pentekosta – 2016

Hari Raya Pentekosta – Misa Sore Menjelang Hari Raya
Kej 11:1-9
Mzm 104: 1-2a.24.25c.27-28.29bc-30
Rm 8:22-27
Yoh 7:37-39

Mengalami aliran-aliran Air Hidup

imagePada suatu hari saya mengikuti leadership training bersama sekelompok Orang Muda Katolik. Kami mendapat kesempatan untuk berjalan di atas sebuah jembatan penyeberangan, sambil memandang air sungai yang masih jernih mengalir tanpa henti. Kami pun turun dari atas jembatan penyeberangan dan menyusur sungai dengan arah berlawanan sepanjang dua kilometer. Anak-anak muda saat itu begitu mengagumi air sungai yang jernih di gunung. Ada yang mencoba mengambil dan meminumnya secara langsung. Air sungai yang jernih itu membuat segala jenis tumbuhan di sekitarnya hijau dan subur. Ketika berkumpul bersama di tengah sungai, saya mengatakan kepada mereka: “Lihatlah, air sungai yang jernih ini mengalir tanpa henti dan airnya tidak pernah sama. Demikian di dalam hidup kita terdapat aliran-aliran air hidup yang tiada hentinya.” Kami semua mengangkat puji-pujian yang indah kepada Tuhan karena anugerahnya yang begitu indah bagi hidup kita.

Pada hari ini kita memasuki Vigili Pentekosta. Memang jarang orang merayakan vigilii Pentekosta namun baiklah kalau kita menyiapkan bathin kita secara rohani untuk merayakan Hari Raya Pentekosta besok. Persiapan ini dapat membantu kita untuk membuka hati, budi dan pikiran supaya Roh Kudus yang kita nantikan dan dambakan selama masa novena ini dapat masuk dan membaharui hidup kita. Roh Kudus ada air kehidupan yang mengalir di dalam hidup kita, yang membaharui hidup kita dari dalam. Dampaknya adalah bahwa karya Roh Kudus akan mengubah hidup kita secara radikal dari dalam hidup kita. Roh Kudus diberikan oleh Bapa melalui Yesus Kristus Putera-Nya untuk menghidupkan Gereja. Roh Kudus memiliki kuasa untuk mengampuni dosa-dosa di dalam Gereja. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran yang memberi kesaksian tentang Yesus Kristus sebagai Putera Allah.

Penginjil Yohanes hari ini mengisahkan kehadiran Yesus di tengah banyak orang pada hari raya Pondok Daun. Ketika itu, Yesus mengamati semua orang yang berziarah ke Yerusalem, mereka memiliki sebuah pencarian yang sangat luhur tentang kasih karunia Allah. Yesus memandang mereka dan berbicara dengan kuasa dan wibawa: “Barangsiapa haus baiklah ia datang kepada-Ku dan minum. Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Barangsiapa percaya kepada-Ku: dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup” Yohanes menambahkan: “Yang dimaksudkan Yesus adalah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya”.

Roh Kudus adalah pribadi ilahi yang tidak ada “patungnya”. Roh Kudus disimbolkan di dalam Kitab Suci sebagai angin, api, air, tiang awan, minyak dan lain sebagainya. Semua symbol ini tidak mengurangi hakikat Roh Kudus sebagai Pribadi ilahi yang satu dan sama dengan Bapa dan Putera. Roh Kudus adalah aliran-aliran air hidup yang dapat mengubah seluruh hidup kita untuk merasakan kerahiman dari Tuhan. Tuhan Yesus sendiri selalu menunjukkan diri-Nya sebagai air hidup. Air itu mengalir dan menguatkan serta menghidupkan setiap pribadi. Air adalah Roh Kudus yang dicurahkan kepada setiap umat pilihan Tuhan.

Pada saat kita semua dibaptis, kita dibaptis dengan air sebagai lambing Roh Kudus. Air dicurahkan ke atas kepala kita sambil menyapa nama Allah Tritunggal Mahakudus. Itulah saat kita semua merasakan pencurahan Roh Kudus. Kita semua merasakan kekudusan Tuhan. Kita semua menjadi pribadi karistmatis. Hidup kita pertama kali diliputi air kudus dan mengalir, menguduskan seluruh tubuh kita yang fana menjadi tubuh yang ilahi dan kudus. Hidup kita yang lama dibaharui, dikuduskan dalam Roh.

Roh Kudus sebagai air kehidupan menyatukan pribadi lepas pribadi. Akibat dosa manusia menjadi kotor, tercerai-berai. Manusia dikuasai egoisme, kesombongan dan hawa nafsu. Hanya Roh Kuduslah yang mampu mempersatukan setiap pribadi yang tercerai berai akibat dosa. Sebagai contoh Tuhan sendiri pernah mengacaubalaukan bahasa seluruh bumi di Babel. Roh Kudus juga berperan sebagai penuntun hidup kita. Dalam situasi yang sulit, Tuhan selalu mengutus Roh-Nya untuk memulihkan kita semua. Roh Kudus berdoa bagi manusia dengan keluhan tak terucapkan. St. Paulus mengatakan bahwa Allah yang menyelami hati nurani mengetahui maksud Roh itu yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah berdoa untuk orang-orang kudus.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply