Homili 16 Juli 2016

Hari Sabtu, Pekan Biasa ke-XV
Mi 2:1-5
Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14
Mat 12:14-21

Yesus adalah keselamatanku!

imageAda seorang sahabat yang menulis statusnya di media sosial, bunyinya: “Yesus adalah keselamatanku”. Sudah beberapa minggu ia tidak mengubah foto profil dan statusnya ini. Saya menduga bahwa ia memiliki pengalaman rohani yang indah bersama Tuhan Yesus. Dugaan saya benar. Saya pun menghubunginya dan ia sempat menceritakan kecelakaan lalu lintas yang dialaminya beberapa hari sebelumnya. Ia sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah menyelamatkannya dari musibah ini. Pengalamannya ini semakin mendekatkannya kepada Tuhan. Berkali-kali ia berkata: “Tuhan Yesus adalah keselamatanku!” Ia mengakui bahwa pengalaman hidupnya ini sangat mendidiknya untuk bertumbuh sebagai orang beriman.

Tuhan Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai keselamatan bagi semua orang. Dia menjadi tempat perlindungan bagi semua orang yang berharap kepada-Nya. Penginjil Matius mengisahkan bahwa akibat tanda-tanda heran yang dilakukan-Nya, banyak orang Farisi bersekongkol untuk membunuh-Nya. Namun Ia mengetahui rencana yang ada dalam hati mereka sehingga Ia menjauh dari mereka semua. Pada waktu itu banyak orang menjadi percaya dan mengikuti-Nya dari dekat. Ia  menyembuhkan mereka semua dari sakit penyakit yang mereka derita. Ia rela merendahkan diri-Nya sehingga melarang mereka untuk tidak memberitahukan kepada orang lain tentang segala mukjizat yang sudah sedang dilakukan-Nya. Memang, penyembuhan merupakan salah satu tanda keselamatan yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus.

Tuhan Yesus menunjukkan kerahiman Bapa yang menyelamatkan semua orang. Dia adalah Hamba Yahwe yang rendah hati dan siap menderita demi keselamatan semua orang. Yesus mengutip himne pertama tentang Hamba Yahwe yang menderita di dalam Kitab nabi Yesaya. Inilah isi kutipannya: “Lihatlah itu hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan. Roh-Ku akan Kucurahkan atas Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak, suara-Nya tidak terdengar di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbuh yang pudar nyalahnya, tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia akan menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap.” (Mat 12: 18-21; Yes 42:1-4).

Himne pertama Hamba Yahwe yang menderita ini mau menunjukkan segala kepenuhannya di dalam diri Yesus Kristus. Semuanya ini sekaligus menujukkan kasih dan kerahiman Allah Bapa bagi semua orang. Semuanya ini sudah diwartakan oleh para nabi dalam dunia Perjanjian Lama dan kini digenapi dalam diri Yesus Kristus. Yesus Kristus menunjukkan kepada kita sebuah pemberian diri yang total bagi semua orang. Hanya Dialah keselamatan kita semua.

Tuhan menunjukkan kasih dan kerahiman-Nya kepada kita semua. Maka kita dipanggil untuk terlibat dalam menghadirkan kasih dan kerahiman Tuhan kepada sesama yang lain. Kita perlu menjauhkan diri dari segala kedurjanaan. Mikha mengatakan bahwa celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan merencanakan kejahatan di tempat tidurnya (Mi. 2:1). Apa yang dilakukan manusia? Banyak orang suka merampas hak milik orang lain, termasuk menyerobot rumah orang. Memang manusia tertentu suka menindas sesamanya terutama sesama yang memiliki banyak warisan. Dosa-dosa semacam ini tentu berlawanan dengan kerahiman Allah sendiri. Dialah satu-satunya keselamatan kita semua. Sebab itu reaksi Tuhan terhadap segala dosa manusia adalah merancang malapetaka terhadap pendosa yang merusak wajah-Nya yang kudus.

Pada hari ini marilah kita berdoa bersama Pemazmur: “Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan orang yang tertindas”. Semoga Tuhan tidak berdiri jauh-jauh dan menyembunyikan diri-Nya ketika kita sendiri mengalami kesesakan. Semoga kita dijauhakan dari orang-orang fasik sebab hanya kepada-Nya kita semua yang lemah menyerahkan diri dan mendapatkan pertolongan. Tuhan adalah penolong dan penyelamat kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply