Homili Kelahiran St. Perawan Maria – 2016

Pesta Kelahiran St. Perawan Maria
Rm 8:28-30
Mzm 13: 6ab.6cd
Mat 1:1-16.18-23

Wanita Suci itu Bernama Maria

Bunda Maria dn Roh KudusPada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Pesta kelahiran St. Perawan Maria. Kita tidak menemukan sumber tertentu dari Kitab Suci tentang data kelahiran Santa Perawan Maria. Satu-satunya sumber yang dipakai hingga saat ini adalah dari sebuah teks apokrif pada abad kedua yakni Protoevangelium (Proto Injil) Yakobus (5:2), di mana disebutkan nama orang tua Santa Perawan Maria yaitu ibunya bernama Santa Ana dan ayahnya bernama St. Yoakim. Di samping nama kedua orang tua Perawan Maria disebutkan, ada juga percakapan antara seorang bidan yang membantu persalinan St. Ana ibundanya Maria. Perayaan kelahiran Bunda Maria berasal dari abad ke-VI. Perayaan ini berasal dari Yerusalem karena di sana sudah terdapat sebuah bangunan Gereja yang didedikasikan bagi St. Ana. Patriark (Uskup Agung) Yerusalem bernama Sofronius memberkati Gereja Santa Ana pada tahun 603. Beliau mengatakan bahwa dahulunya St. Perawan Maria dilahirkan di dalam Gereja itu.

Pasti ada yang bertanya, mengapa kita merayakan hari kelahiran St. Perawan Maria pada tanggal 8 September? Salah satu alasan utamanya adalah bahwa kalender sipil yang digunakan di Konstantinopel saat itu dimulai pada tanggal 1 September. Maka tanggal 8 September adalah hari ke delapan dalam bulan. Hari kedelapan merupakan sebuah permulaan karya keselamatan Allah bagi manusia. Alasan lainnya adalah angka 8 delapan dalam Kitab Suci berarti permulaan sebuah masa baru. Paus Paulus ke-VI dalam dokumen Marialis Cultus tahun 1972 mengatakan bahwa kelahiran Bunda Maria merupakan sebuah sukacita yang besar karena menjadi fajar keselamatan bagi manusia.

Perayaan kelahiran Bunda Maria memiliki makna yang mendalam bagi kita semua. Dunia yang kita huni saat ini digambarkan penuh dengan kekelaman karena dosa maka kelahiran Bunda Maria adalah sebuah fajar keselamatan bagi manusia. Terang ini muncul mengawali Kristus sebagai Terang Dunia. Hal ini terungkap dalam antifon ibadat harian yang kita doakan pagi ini: “Kelahiranmu, oh Perawan Bunda Maria, mewartakan sukacita ke seluruh dunia karena dari engkau lahir Terang Keadilan yang mulia, Kristus Allah kita. Ia membebaskan kita dari kutukan kematian dan memenuhi kita dengan kekudusan. Ia menghancurkan maut dan memberikan kita kehidupan abadi.” St. Andreas dari Crete dalam homilinya yang dibaca dalam ibadat bacaan hari ini menulis: “Hari ini, pada kenyataannya, adalah hari di mana Pencipta dunia membangun bait-Nya. Hari ini adalah hari di mana oleh sebuah karya yang luar biasa, ciptaan menjadi tempat berdiam yang diinginkan sang Pencipta.”

Apa kata Sabda Tuhan pada hari Pesta kelahiran St. Perawan Maria ini?

Kelahiran St. Perawan Maria semakin mendekatkan Allah dengan manusia. Dia lahir sebagai terang yang menyiapkan sang Terang dunia yaitu Yesus Kristus Putranya. St. Paulus dalam bacaan pertama mengatakan bahwa Allah senantiasa bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8: 28). Allah sungguh bekerja dalam diri St. Perawan Maria sesuai dengan rencana-Nya sendiri. Ia memilih dan menentukannya sebagai ibu bagi Putra-Nya. Kebaikan dirasakan oleh Maria karena ia mengasihi Allah. Kebaikan yang sama dirasakan oleh manusia. St. Paulus mengatakan bahwa orang pilihan Tuhan akan menjadi serupa dengan Gambaran Anak-Nya sendiri. Yesus menjadi Anak sulung di antara banyak saudara. Selanjutnya, Paulus mengatakan bahwa Tuhan menentukan, memanggil, membenarkan dan memuliakan anak-anak-Nya. Bunda Maria memang memenuhi semua perkataan St. Paulus. Kita saat ini pun mengikuti jejak Bunda Maria untuk menggenapi semua perkataannya ini dan mencapai keserupaan dengan Tuhan.

Penginjil Matius menyampaikan silsilah Tuhan Yesus Kristus. Silsilah ini mau mengatakan dua hal penting yakni:

Pertama, Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. Yesus sungguh Allah menunjuk pada keilahian-Nya. Ia berasal dari Allah, Dia adalah Anak Allah. Ia sungguh manusia karena Ia masuk dalam kehidupan manusia melalui kehidupan Bunda Maria dan St. Yusuf bapa pengasuh-Nya. Penginjil Matius menulis: “Yakub memperanakan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus” (Mat 1:15). Di sini kita melihat figur keluarga kudus dari Nazaret, Yesus, Maria dan Yusuf yang nantinya menjadi model bagi seluruh keluarga Kristiani.

Kedua, Penginjil Matius mau mengatakan bahwa Yesus yang lahir dari rahim Bunda Maria sebagai wanita kudus akan menyelamatkan semua orang (universal). Orang baik dan orang jahat yang bertobat dan orang asing akan mendapat tempat yang layak bersama Tuhan. Ada empat perempuan asing yang disebutkan dalam silsilah Yesus yakni Tamar (Mat 1:3), Rahab (Mat 1:5), Rut (Mat 1:5) dan istri Uria yaitu Batsyeba (Mat 1:6). Tamar dan Rahab adalah perempuan Kanaan, Rut adalah orang Moab dan Betsyeba merupakan orang Israel yang pernah menikah dengan Uria orang Het.

Tamar mendapat keturunan dari Yehuda dengan menyamar sebagai pelacur kuil. Rahab adalah mantan perempuan sundal (Yosua 2:1). Betsyeba adalah istri Uria yang berzinah dengan Daud. Ini adalah skandal besar dalam Kerajaan Israel. Rut berasal dari Moab, tidak memiliki masalah kesusilaan. Namun orang Moab adalah keturunan Lot yang anak-anaknya diperoleh dari hubungan intim dengan anak perempuannya sendiri. Orang-orang Moab saat itu beragama politeis.

Keselamatan dalam nama Yesus adalah universal. Semua orang tidak luput dari dosa sehingga butuh kasih dan kerahiman Allah untuk keselamatan. Yesus mengakui dengan berkata: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa” (Mat 9:13).

Kita sudah mengetahui empat perempuan asing, ada yang berdosa namun Penginjil Matius juga menampilkan satu sosok penting yakni Maria sebagai wanita kudus. Kehadirannya seakan membaharui segala sesuatu. Ia membawa fajar baru bagi dunia yang gelap. Ia mengandung dan melahirkan Yesus untuk menyelamatkan kita semua.

St. Louis-Marie Grignion de Monfort memiliki sebuah prinsip untuk berdevosi kepada Bunda Maria yakni “Ad Iesum per Mariam” (menuju Yesus melalui Maria). St. Yohanes Paulus II selalu mengucapkan doa singkat (jaculatoire) berbunyi: “Omnes cum Petro ad Iesum per Mariam” (Semuanya bersama Petrus kepada Yesus melalui Maria). Semoga perayaan hari ulang tahun Bunda Maria ini menguatkan dan menguduskan kita semua. Ave Maria!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply