Food For Thought: Berdoalah senantiasa

Berdoalah senantiasa

P. John SDBUntuk mengakhiri hari ini, saya mengingat kembali permenunganku hari ini tentang doa. Doa berarti kita mengarahkan hati dan pikiran kita hanya kepada Tuhan. Ini berarti dalam situasi apa saja, kita masih bisa mengarahkan hati dan pikiran kepada-Nya. Konsekuensinya adalah tidak ada alasan situasional yang menghalangi kita untuk berdoa. Alasan-alasan itu mungkin hanya upaya membenarkan diri kita di hadirat Tuhan karena defacto kita sedang malas berdoa.

Banyak orang memiliki kebiasaan berdoa yang bagus yakni bersyukur dan memohon kepada Tuhan. Mereka mendoakan orang-orang lain dengan sukarela. Namun masih ada orang yang selalu memohon atau meminta tanpa pernah bersyukur kepada Tuhan. Ada orang yang berdoa untuk dirinya sendiri tanpa pernah mendoakan sesamanya. Ada yang hanya mengeluh saja kepada Tuhan saat berdoa.

Tere Liye, penulis Indonesia yang lagi naik daun mengatakan: “Jika kita berdoa, lantas yang terwujud 50% saja, bukan berarti doa kita kabul separuh, boleh jadi Tuhan sedang menguji rasa cukup kita. Apakah kita merasa cukup dengan yang ada”. Nah, banyak kali orang menjadi avarice maka selalu bersungut-sungut atau memaksa Tuhan dalam doa karena apa yang kita sukai belum kita peroleh. Tuhan memberi apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita sukai. Apa yang kita sukai belum tantu itu kita butuhkan dalam hidup.

St. Paulus mengatakan kepada Timotius untuk tekun berdoa dengan memanjatkan permohonan, doa syafaat, dan ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang, bagi pemerintah dan penguasa supaya kita dapat hidup aman dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan (1Tim 2:1-2). Kita berdoa bukan untuk diri kita sendiri tetapi bagi semua orang.

Renungkanlah perkataan St. Theresia dari Kalkuta ini: “Buah dari keheningan adalah doa. Buah doa adalah iman. Buah iman adalah cinta. Buah cinta adalah pelayanan dan buah pelayanan adalah damai. Berdoalah selalu dalam doa.”

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply