Food For Thought: Timor Leste, negeri yang dilewati orang kudus

Jangan takut menjadi Kudus!

Callisto1Permenungan saya pada hari Raya Semua orang kudus ini saya ungkapkan dalam sebuah rasa syukur kepada Tuhan karena Ia telah memberkati Tanah Timor Leste ini sebagai tanah yang pernah dikunjungi oleh dua orang kudus.

Pertama adalah St. Calistus Caravario. Beliau adalah misionaris berkebangsaan Italia dari Tarekat Salesian Don Bosco (SDB). Ia adalah misionaris Salesian angkatan pertama yang datang ke Dili Timor Leste, pada tahun 1927-1929. Pada waktu itu ia masih frater yang melakukan praktek pastoral (TOP). Setelah menyelesaikan masa prakteknya, ia kembali ke Linchow, China. Di sana ia ditahbiskan oleh Mgr. Luigi Versiglia, SDB. Dalam kunjungan pastoral bersama Mgr. Versiglia, perahu mereka diserang oleh kaum Bolshevik. Para perampok itu mau melecehkan beberapa katekis wanita dan beberapa gadis lainnya tetapi kedua misionaris ini berusaha menggagalkannya. Keduanya dibunuh dengan tragis. Sebelumnya mereka berdua masih sempat saling mengaku dosa. Mereka berdua gugur sebagai proto martir dalam Tarekat Salesian Don Bosco pada tahun 1930.

Kedua adalah St. Yohanes Paulus II. Dia pernah mengunjungi tanah Timor Leste pada tahun jpii1989 di Tasi Tolu, Dili. Dalam homilinya ia meminta Gereja Katolik Timor Leste untuk menjadi garam dan terang dunia, dan supaya gereja Timor Leste memiliki semangat sehati dan sejiwa, sesuai dengan semangat Gereja perdana. Beliau sangat dicintai Gereja di Timor Leste. Kini, ia sudah menjadi Santo di dalam Gereja. Patung St. Yohanes Paulus II saat ini sedang mengelilingi seluruh wilayah Timor Leste.

Saya bersyukur karena tanah ini sungguh diberkati oleh Tuhan. Banyak pergolakan silih berganti, banyak orang menjadi martir di negeri ini. Namun satu hal yang pasti, Allah adalah kasih. Ia mengasihi negeri ini. Dua orang kudus yang pernah melewati negeri ini adalah martir yang menumpahkan darah dan martir yang mengasihi sesama manusia, terutama kaum muda sebagai harapan Gereja.

St. Yohanes Paulus II, ketika berjumpa dengan kaum muda, ia berkata: “Jangan takut untuk menjadi kudus!”. Bagaimana kita bisa menjadi kudus? Bacaan-bacaa Kitab Suci pada hari raya semua orang kudus memberikan jawaban-jawaban pasti. Misalnya, dengan memberi diri kepada Tuhan sampai pada kemartiran, karena pembaptisan kita menjadi anak Allah yang baik di mana nantinya dapat melihat Tuhan Yesus dengan mata kita sendiri. Kita disapa “berbahagia” oleh Tuhan dan berusaha untuk menunjukkan segala kebajikan kristiani kepada sesama. Meminjam perkataan St.Theresia dari Kalkuta: “Kita dapat menjadi kudus dengan melakukan segala pekerjaan, sekecil apapun pekerjaan itu dengan cinta kasih yang besar”.  

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply