Homili 15 November 2016

Hari Selasa, Pekan Biasa ke-XXXIII
Why 3:1-6.14-22
Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5
Luk 19:1-10

Bukalah pintumu lebar-lebar bagi Kristus!

imagePada pagi hari ini saya melihat kembali sebuah file berisi tulisan tentang St. Yohanes Paulus II. Ada sebuah kalimat yang diucapkan Yohanes Paulus II setelah terpilih sebagai Paus pada tanggal 22 Oktober 1978. Ketika itu beliau mengatakan kepada seluruh Gereja Katolik: “Saudara dan saudari! Janganlah kalian takut untuk menerima Kristus dan kuasa-Nya! Bukalah, bukalah pintu lebar-lebar bagi Kristus”. Ini adalah sebuah seruan yang sangat bermakna, sifatnya mendorong Gereja supaya tidak takut dalam membuka dirinya bagi Yesus Kristus. Selanjutnya, pada tahun Yubileum 2000 yang lalu, Paus Yohanes Paulus II mengulangi kata-kata yang sama untuk membaharui Gereja dalam memasuki era baru ini. Saya merenungkan kata-kata St. Yohanes Paulus II ini dan merasa yakin bahwa beliau tetap mendoakan Gereja Katolik supaya senantiasa berani mewartakan Kristus.

Bacaan-bacaa Kitab Suci pada hari ini mendorong kita untuk membuka pintu hati kita lebar-lebar bagi Kristus. Dalam bacaan pertama, kita mendengar bagaimana Tuhan mengingatkan Yohanes untuk menyampaikan jemaat di Sardis supaya berjaga-jaga dan bertobat karena Tuhan akan datang secara tiba-tiba. Banyak orang hidup dalam dosa. Namun, di Sardis juga terdapat orang-orang yang tidak mencemarkan pakaiannya, mereka ini akan berjalan dengan Tuhan dalam pakaian putih karena mereka layak untuk itu. Nama mereka akan tetap tercatat dalam Kitab Kehidupan. Semangat pertobatan membuka jalan keselamatan abadi.

Jemaat di Laodikia memiliki semangat suam-suam kuku. Artinya tidak dingin dan tidak juga panas. Tuhan menghendaki agar ada kejelasan yakni panas atau dingin. Di sini, Tuhan sekali lagi menghendaki pertobatan jemaat Laodikia. Ia berkata: “Lihatlah, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk. Jika ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk dan mendapatkannya dan makan bersama dengan dia, dan ia bersama dengan Aku” (Why 3: 20). Yesus senantiasa berjalan-jalan dalam lorong-lorong kehidupan kita, melawati setiap pribadi lepas pribadi sambil mengetuk pintu hati kita. Apakah kita berani membuka pintu hati kita bagi Kristus? Ataukah kita takut dan menutup pintu hati kita bagi-Nya?

Selanjutnya Tuhan berkata: “Barangsiapa menang, ia akan Kududukan bersama Daku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya” (Why 3:21). Orang yang menang adalah dia yang membuka dirinya bagi Kristus, membiarkan dirinya dipimpin sepenuhnya oleh Kristus sendiri. Tentu saja semangat pertobatan tetaplah menjadi andalan kita di hadirat Tuhan yang maharahim.

Dalam bacaan Injil kita mendengar kisah tentang Zakheus yang membuka pintu rumahnya lebar-lebar bagi Tuhan Yesus Kristus. Ia menjadi figur inspiratif bagi kita semua hari ini. Penginjil Lukas memperkenalkan jati diri Zakheus. Ia berprofesi sebagai kepala pemungut cukai yang amat kaya di Yerikho. Nama Zakeus merupakan nama singkat dari Zakharias yang berarti berpribadi murni atau saleh. Ia mendengar nama Yesus dari Nazaret yang sedang melewati kota kediamannya. Sebab itu ia berusaha untuk melihat Yesus namun badannya pendek. Ia menunjukkan usahanya untuk berjumpa dengan Yesus dengan memanjat pohon ara, namun Yesuslah yang pertama melihat dan menyapanya.

Sapaan Yesus mengubah seluruh hidup Zakheus. Yesus memanggilnya dengan namanya sendiri: “Zakheus segeralah turun. Hari ini aku menumpang di rumahmu” (Luk 19: 5). Zakheus membuka pintu hatinya lebar-lebar untuk menerima Yesus di rumahnya. Ini menjadi kesempatan emas bagi Zakheus untuk menunjukkan pertobatannya. Ia berjanji kepada Yesus: “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat” (Luk 19:8). Janji Zakheus ini penuh ketulusan. Sebab itu Yesus mengakui: “Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham” (Luk 19:9). Tugas Yesus adalah mencari dan menyelamatkan orang berdosa. Zakheus menjadi manusia baru dan mengikuti Yesus ke Yerusalem. Di sanalah akan ada keselamatan yang sempurna.

Tuhan Yesus Kristus senantiasa melawati umat-Nya. Ia melawati hidup anda dan saya saat ini. Ia membawa kerahiman Bapa kepada kita semua. Mari kita membuka pintu hati kita bagi Tuhan dan membiarkan Dia masuk dan mendiami hidup kita. Mari kita membuka pintu rumah kita bagi sesama. Biarlah mereka juga merasakan kasih dan kerahiman Tuhan sebagaimana dilakukan Zakheus bagi Yesus dan para pemungut cukai yang lain. Jangan takut untuk membuka pintu lebar-lebar bagi Kristus.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply