Homili 29 November 2016

Hari Selasa, Pekan Adven I
Yes 11:1-10
Mzm 72:2.7-8.12-13.17
Lukas 10:21-24

Damai sejati hanya ada di dalam Tuhan

imageSaya pernah mengikuti sebuah ibadat Oikumene. Pendeta yang membawa Firman mengangkat sebuah tema “Damai Sejahtera”. Ia menjelaskan secara teologis dan Biblis tentang kata “Damai sejahtera” secara mendalam dengan banyak contoh konkret. Dia mengakhiri permenungannya dengan mengulangi kalimat ini: “Damai sejati hanya ada di dalam Tuhan”. Saya kembali ke komunitas dengan meningat kalimat terakhir yakni damai sejati hanya ada di dalam Tuhan.Tuhan Yesus dalam perjamuan malam terakhir, Yesus berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yoh 14:27). Dalam kotbah dibukit, Yesus juga berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Mat 5:9). Tuhan Yesus Kristus adalah damai kita (Ef 2:14). Dia datang ke dunia untuk mendamaikan kita dengan Bapa di surga.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini mengarahkan kita untuk mengerti tentang damai sejati yang merupakan anugerah istimewa dari Tuhan. Damai sejati merupakan suasana penuh keharmonisan di antara setiap makhluk. Tentu saja untuk mencapai sebuah keharmonisan, sangatlah dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu mendampingi dan mengarahkan setiap pribadi kepada suasana damai sejati.

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama bernubuat bahwa pada akhir zaman, sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan. Ia akan menghakimi orang-orang yang lemah dengan keadilan dan dengan kejujuran akan manjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri. Ia menghajar bumi dengan perkataannya, dengan tongkat dan nafasnya mulutnya, ia membunuh orang fasik. Ia juga tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan. Semua yang digambarkan di sini adalah gambaran tentang sang Mesias. Mesias adalah seorang pemimpin yang penuh dengan Roh Tuhan. Kehadiran sang Mesias adalah untuk melepaskan mereka dari belenggu-belenggu, untuk memerdekakan mereka semua.

Kehadiran Mesias sebagai seorang pemimpin dapat mengubah hidup semua orang. Sebuah perubahan yang membawa setiap pribadi kepada suatu keharmonisan dan kedamaian lahir dan bathin. Apa yang akan terjadi saat itu? Dunia akan menjadi baru karena Tuhan sendiri membaharuinya. Kebaruan itu ditandai dengan adanya fenomena-fenomena berikut ini: serigala akan tinggal dengan domba, macan tutul berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa merumput bersama-sama. Seorang anak kecil mengiringi mereka. Lembu dan beruang makan rumput bersama dan anak-anaknya sama-sama berbaring di satu tempat. Singa memakan jerami seperti lembu. Bayi akan bermain dekat liang ular tedung, anak yang cerai susu akan mengulurkan tangan ke sarang ular beludak. Nabi Yesaya juga mengatakan bahwa akan ada sebuah dunia baru. Tidak ada orang yang berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung yang kudus. Seluruh bumi mengenal Tuhan.

Suasana penuh kedamaian merupakan dambaan setiap orang. Anda dan saya mengharapkannya sebagai sebuah anugerah dari Tuhan sendiri. Raja Salomo pernah berdoa: “Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya, dan damai sejahtera berlimpah sampai sampai selama-lamanya.” (Mzm 72:7). Harapan kita adalah damai sejati yang merupakan anugerah dari Tuhan sendiri dapat menyelimuti seluruh dunia. Damai sejati juga berlimpah sampai selama-lamanya. Ini merupakan harapan semua makhluk di atas bumi ini. Damai sejati itu diberikan sebagai anugerah oleh sang Mesias.

Tuhan Yesus Kristus dalam Injil menunjukkan kegembiraan-Nya dalam Roh Kudus. Kegembiraan dalam Roh Kudus itu ditandai dengan mengucapkan syukur kepada Bapa, Tuhan langit dan bumi. Tuhan menunjukkan diri-Nya dengan menyatakan kebijaksanaan-Nya kepada orang-orang kecil bukan kepada orang-orang pandai dan bijak. Yesus lalu menunjukkan diri-Nya sebagai Mesias bagi kaum kecil dan sederhana juga kaum pendosa. Ia berkata: “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang oleh Anak diberi anugerah mengenal Bapa.” (Luk 10: 22).

Tuhan Yesus juga menggunakan kesempatan ini untuk menguatkann para murid-Nya. Ia menyapa mereka terberkati karena memiliki mata yang dapat melihat apa yang sedang mereka lihat yakni Yesus sebagai Mesias dan karya-karya mesianiknya. Para nabi sepanjang masa hanya bisa bernubuat tetapi mereka tidak dapat melihat Mesias sebagaimana dialami oleh para murid-Nya. Mereka juga tidak mendengar apa yang para rasul dengar. Para rasul benar-benar limited edition!

Sabda Tuhan pada hari ini menguatkan kita semua untuk memiliki damai sejati. Pertanyaan bagi kita adalah, apakah kita semua benar-benar memiiki damai sejati dari Tuhan. Apakah kita juga mampu menciptakan keharominisan di dalam keluarga masing-masing? Masa adventus merupakan kesempatan bagi kita untuk bertobat, sehingga sungguh-sungguh layak merayakan kelahiran Yesus Kristus di hari natal nanti. Kita membutuhkan Yesus, sang Mesias yang sedang kita nantikan kedatangan-Nya dalam kemuliaan bersama Tuhan Yesus, Mesias kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply