Homili 14 Desember 2016

Hari Rabu, Pekan Adven ke-III
Yes 45: 6b-8.18.21b-25
Mzm 85:9a-14
Luk 7:19-23

Hanya dalam Tuhan ada keadilan

Seorang mantan pekerja tambang membagi pengalamannya berikut ini. Ia pernah bekerja beberapa tahun di sebuah perusahaan tambang. Mungkin banyak orang berpikir bahwa bekerja di tempat pertambangan itu adalah tempat yang basah, artinya mudah mendapat uang. Pikiran seperti ini memang benar adanya, tetapi orang selalu lupa bahwa untuk mendapatkan uang orang perlu bekerja keras, mengurbankan perasaan ketika dikoreksi atau dimarahi oleh pimpinan, atau lebih lagi kalau diperlakukan tidak adil oleh oknum tertentu di dalam perusahaan itu hingga mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Pemuda itu mengalami perlakuan kasar dan tidak adil dari perusahaan sehingga ia memilih untuk mundur dan memulai usaha sendiri. Dia merenungkan pengalaman pribadinya ini dan mengatakan bahwa hanya dalam Tuhan saja ada keadilan sejati.

Pengalaman seorang mantan pekerja tambang ini mungkin juga menjadi pengalaman banyak di antara kita yang sedang bekerja di perusahaan orang lain. Pengalaman dikoreksi, dimarahi, diperlakukan tidak adil bahkan dipecat (PHK) merupakan pengalaman yang tidak enak. Tetapi itu selalu menjadi resiko sebagai karyawan. Namun demikian pengalaman pernah bekerja di perusahaan terkait, senantiasa membuka peluang bagi setiap pribadi untuk mencari tatangan baru dalam hidupnya. Pekerjaan baru selalu menantang seorang pribadi untuk maju selangkah atau dua langkah dari hidup sebelumnya. Ia akan merasakan kasih dan keadilan dalam hidupnya.

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama menunjukkan wajah Allah yang adil. Dia adalah satu-satunya Allah yang benar, yang telah menciptakan segala-galanya bagi manusia. Dia menjadikan terang dan menciptakan gelap, kebahagiaan dan kemalangan juga diberikan-Nya kepada manusia. Tuhan Allah sebagai pencipta berseru kepada langit untuk meneteskan keadilan dan awan untuk mencurahkannya ke bumi. Bumi membuka dirinya untuk menerima keadilan yang datang dari Tuhan sendiri.

Tuhan mewahyukan diri-Nya melalui nubuat nabi Yesaya sebagai Tuhan Allah yang adil dan Juru Selamat. Di luar Tuhan Allah tidak ada yang lain yang adil serupa dengan-Nya. Maka Tuhan mengingatkan manusia untuk berpaling kepada-Nya untuk memperoleh keselamatan. Semua perkataan Tuhan adalah Kebenaran dan semua yang telah diucapkan tidak akan ditarik kembali kepada-Nya, tetapi akan berinkarnasi dalam hidup setiap orang di bumi ini. Semua orang akan mengakui Tuhan sebagai keadilan dan kekuatan di dalam hidupnya. Keturunan Israel akan bermegah di dalam Tuhan.

Perkataan Tuhan melalui nabi Yesaya juga pernah diungkapkan oleh Raja Daud. Ia berkata kepada Tuhan: “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.” (Mzm 85:10-11). Pikiran kita dibuka untuk mengerti rencana Tuhan sebagai sumber keadilan dan bahwa hanya di dalam Dia ada keadilan.

Dalam masa adventus ini kita menantikan kedatangan Tuhan Yesus sebagai raja keadilan. Ia datang untuk menebus dosa-dosa kita. Di dalam Credo kita mengakui bahwa Tuhan Yesus akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Kedatangan-Nya yang kedua ini yang juga sedang kita nantikan dengan penuh kerinduan. Dia adalah Tunas Keadilan. Melalui nabi Yeremia, Tuhan berkata: “Pada waktu itu dan pada masa itu Aku akan menumbuhkan keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri” (Yer 33:15). Dalam perspektif kristiani kita mengakui bahwa Yesus adalah Tunas Keadilan yang sedang kita nantikan kedatangan-Nya.

Dalam bacaan Injil, kita mendengar kisah Yohanes Pembaptis mengutus dua orang murid-Nya untuk bertanya kepada Yesus apakah Dia benar-benar Mesias yang dinantikan atau masih ada orang lain lagi. Tuhan Yesus tidak menjawab pertanyaan Yohanes Pembaptis, tetapi Ia justru mendeskripsikan diri-Nya sebagai tabib yang menyembuhkan banyak orang. Para murid Yohanes menyaksikan pekerjaan Yesus: “Orang buta bisa melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan orang miskin menerima pewartaan Injil.” (Luk 7: 22). Tentu saja perkataan Tuhan Yesus ini membuka wawasan para murid Yohanes Pembaptis untuk mengenal lebih dalam Yesus Kristus sebagai Mesias.

Tuhan Yesus menunjukkan tanda-tanda kehadiran Allah melalui tindakan mesianis-Nya yakni menyembuhkan banyak orang. Orang-orang sakit merasakan kasih dan keadilan Tuhan sendiri. Hidup mereka menjadi baru karena Tuhan menunjukkan kasih dan keadilan-Nya. Pada hari ini kita semua mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Allah sebagai sumber kasih dan keadilan. Kita belajar untuk menunjukkan wajah Allah yang penuh kasih dan adil bagi semua orang.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply