Mencari aman atau menjadi yang terbaik

Hanya mencari aman atau menjadi yang terbaik

Ada seorang pemuda menceritakan pengalamannya di kantor sepekan terakhir. Dia mengakui harus menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya menjelang tutup tahun ini. Sebab itu waktu selalu menjadi sangat berharga baginya. Namun pada saat yang sama ia merasa sangat kecewa dengan rekan-rekannya karena mereka bekerja tidak efektif dan efisien. Mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri. Banyak di antara mereka yang terlalu banyak menuntut tanggung jawab perusahaan namun hasil pekerjaan mereka tidak sebanding dengan tuntutan mereka. Virus rasa malas dan jenuh sedang menguasai mereka. Padahal akhir tahun biasanya banyak pekerjaan yang harus dibereskan di perusahaan tempat dia bekerja. Menjelang Natal ini, ia mau membangun semangat tobat yang radikal dan berusaha untuk mengampuni sesama yang mengecewakannya.

Kemarin Indonesia mengarahkan matanya kepada pak Ahok. Ia menghadap ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara untuk mendengar tuntutan pengadilan seputar dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepadanya. Ia sendiri menyampaikan nota keberatan sampai mencucurkan air matanya. Banyak orang berempati dengannya dan memberikan dukungan moril. Bagi mereka, hanya Tuhan yang menjadi kekuatan dan harapan baginya. Banyak orang juga yang menyindir perilaku Ahok di pengadilan. Mereka mengatakan air matanya tanda ia masih haus untuk berkuasa, menangis karena memikirkan pintu penjara yang terbuka baginya.

Kita menemukan dua tipe manusia. Pertama, ada manusia yang masih memiliki akal budi dan hati nurani yang jernih ketika menghadapi suatu persoalan hidup. Mereka masih bisa mempertimbangkannya dan mencari solusi dengan nalar yang sehat. Kedua, ada manusia yang hanya memiliki hati yang benci, tidak pernah melihat kebaikan apa pun dalam diri sesamanya.

Sebagai contoh, kalau membaca komentar-komentar di media sosial maka betapa banyak orang yang membunuh karakter sesamanya dengan kata-kata penuh kebencian. Memang aneh tapi nyata karena orang baik disingkirkan, orang jahat tertawa puas. Orang baik dipersalahkan, orang jahat tidak merasa bersalah. Mengherankan!

Apa yang harus dilakukan? Kembali kepada keluarga masing-masing. Orang tua adalah pendidik nomor satu bagi anak-anak, didukung oleh lembaga pendidikan,agama dan lainnya. Pendidikan nilai menjadi penting bagi setiap insan.

Saya mengingat Paulo Coelho. Ia pernah berkata: “Kalau anda ingin aman, jadilah orang biasa-biasa saja. Kalau anda ingin menjadi yang terbaik, bersiap-siaplah menahan serangan”.

Mari kita memilih untuk mau mencari aman-aman saja atau mau menjadi yang terbaik? Pilihan ada di tangan anda saat ini.

Salam dan berkat Tuhan

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply