Food For Thought: FAMILY

FAMILY

Permenungan kita pada akhir hari ini tentang kata Family (keluarga). Ada orang tertentu yang mengatakan bahwa Family itu sebenarnya sebuah singkatan. Sebab itu kepanjangan dari Family adalah: Father And Mother I Love You. Kalimat ini mengingatkan kita pada St. Paulus. Ia menasihati orang-orang di Kolose tentang hubungan antara anggota-anggota rumah tangga.

St. Paulus menulis: “Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.” (Kol 3:18-21). Para istri diharapkan untuk patuh kepada suami sebagai kepala keluarga. Ini juga menjadi simbol kepatuhan manusia kepada Tuhan. Para suami mengasihi istri dan jangan berlaku kasar terhadapnya. Kasar ini menyangkut kekerasan fisik dan verbal. Anak-anak mentaati orang tua sebagai tanda kasih. Maka Family adalah ucapan indah dari anak-anak kepada ayah dan ibu sebagai tanda kasih.

Pesan-pesan St. Paulus ini sangat menarik. Para istri dapat menjadi pribadi yang patuh kalau ia memiliki kemampuan untuk mendengar dengan baik. Sambil mendengar dengan baik maka ia menjadi patuh dan mampu mengasihi. Hal yang sama terjadi pada para suami untuk banyak mendengar supaya bisa patuh dan mampu mengasihi. Para suami mengasihi istri dan jangan berlaku kasar. Biasanya kekerasan fisik dan verbal menimpa istri, namun ada juga suami yang mengalaminya dari istrinya sendiri. Suasana keluarga menjadi kacau karena sulit untuk mendengar satu sama lain. Rasanya seperti ada perubahan yakni dua mulut dan satu telinga. Anak-anak belajar untuk mengasihi orang tua dengan mentaati, bahkan di saat mereka lanjut usia dan sakit-sakitan. Ungkapan FAMILY selalu menguji ketulusan anak kepada orang tua di waktu sehat, sakit dan lanjut usia.

St. Theresia dari Kalkuta berkata: “Mari kita membuat satu kesepakatan, bahwa kita saling bertemu dengan senyum, dan ketika sulit untuk tersenyum, maka adakan waktu untuk satu sama lain dalam keluarga”. Keluarga tanpa senyum bukanlah sebuah keluarga yang benar.

Eva Burrows, seorang petugas dan jeneral Bala Keselamatan dari Australia, berkata: “Dalam kehidupan keluarga, cinta adalah pelumas perselisihan, semen yang mengikat jadi satu dan musik yang membawa keharmonisan dan kebahagiaan”.

FAMILY, Father And Mother I Love You membuka ruang baru bagi kita semua untuk membaharui relasi kita masing-masing dengan keluarga. Kita butuh kasih sebagai pelumas perselisihan, semen pengikat dan musik pembawa keharmonisan dan kebahagiaan. Tuhan memberkati setiap keluarga dan komunitas kita.

P. John Laba, SDB

Leave a Reply

Leave a Reply