Homili 26 Januari 2017

Hari Kamis, Pekan Biasa III

St. Timotius dan Titus

Ibr 10: 19-25

Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6

Mrk 4:21-25

Merenungkan Kasih Yesus Kristus

“Apakah anda pernah memiliki kesempatan untuk merenungkan kasih Tuhan Yesus Kristus dalam hidupmu?” demikian pertanyaan seorang pengkotbah kepada umat yang hadir dalam sebuah ibadat Sabda. Sejenak umat yang hadir saling memperhatikan satu sama lain sambil tersenyum. Ada yang mengangguk-angguk tanda pernah merenungkannya, ada juga yang menggeleng-geleng kepalanya sambil tersenyum tanda belum pernah merenungkannya. Mungkin mereka ini belum pernah merenungkan kasih Yesus Kristus. Pertanyaan sederhana ini membangunkan banyak orang dari tidur rohaninya. Mungkin mereka berpikir bahwa Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menunjukkan kasih Bapa, sebab itu tidak perlu merenungkannya karena memang itu tugasnya Yesus sebagai Anak Allah. Namun sebagai pengikut-Nya, kita perlu meluangkan waktu untuk merenungkan kasih dan kerahiman Tuhan Yesus Kristus. Kita dapat melakukannya melalui doa-doa kita atau meditasi.

Penulis Surat kepada umat Ibrani membuka pemahaman kita bahwa berkat darah Yesus Kristus, kita sekarang dapat masuk ke dalam tempat yang kudus dengan penuh keberanian sebab Yesus sendiri telah membuka jalan yang baru, dan yang memberi hidup bagi kita. Yesus menyelamatkan kita karena Dia mengasihi kita apa adanya. Yesus mempersembahkan diri sebagai Penyelamat kita. Dialah Imam Agung yang mempersembahkan diri-Nya satu kali untuk selama-lamanya. Mari kita mengarahkan mata dan hati kita kepada Tuhan Yesus. Dia setia selalu dan selamanya bagi kita. Dialah kepala rumah Allah kita.

Yesus Kristus adalah satu-satunya penyelamat kita. Dia membersihkan jiwa dan raga kita dengan Darah-Nya yang mulia dan kudus. Kita juga diajak untuk berpegang teguh pada pengakuan akan harapan kita sebab Dia yang menjanjikannya adalah setia! Kita semua saling mendorong dalam kasih dan perbuatan-perbuatan baik. Kita saling menasihati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang kian mendekat. Kesiapan bathin kita menunjukkan besarnya tanggung jawab kita kepada Tuhan dan sesama. Dialah yang memiliki bumi, dan mengasihi bumi dan seluruh isinya. Dialah yang tidak menghitung-hitung dosa kita tetapi menunjukkan wajah kerahiman Bapa. Allah Bapa yang penuh kasih, uyang mengasihi kita apa adanya.

Manusia boleh jatuh dalam dosa berkali-kali tetapi Yesus Kristus selalu siap untuk menyelamatkan. Dia datang sebagai terang yang menerangi manusia dalam kegelapan. Dia adalah utusan Bapa yang datang ke dunia untuk menyelamatkan semua orang. Keselamatan dalam nama Yesus adalah keselamatan universal. Dosa-dosa kita tidak dihitung oleh Tuhan, tetapi dibuang ke tubir-tubir laut. Ini adalah kasih yang tuntas dari Tuhan bagi manusia. Apakah kita juga mengasihi Tuhan sampai tuntas?

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus berkata kepada: “Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau dibawah kaki tempat tidur, melainkan supaya berada di atas kaki dian. Dengan demikian tidak ada sesuatu tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.” (Mrk 4: 21-22). Yesus sekali lagi menunjukkan diri-Nya sebagai terang dunia. Dia adalah sumber terang dan semua orang berjalan menuju kepada-Nya.

Marilah kita mengingat kembali janji kita kepada Tuhan Yesus untuk mengasihi-Nya lebih dari segala sesuatu. Timotius dan Titus adalah gembala umat yang membaktikan diri bagi Gereja sampai tuntas. Kita belajar dari para kudus supaya dapat memenangkan hati banyak orang dalam tugas misioner kita. Hanya Yesus saja yang dapat mengasihi kita apa adanya sampai tuntas. Apakah anda juga mengasihi Yesus Kristus?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply