Homili 27 Januari 2017

Hari Jumat, Pekan Biasa ke-III
Ibr 10:32-39
Mzm 37: 3-4.5-6.23-24.39-40
Mrk 4:26-34

Menderita adalah bagian dari hidup kita

Seorang sahabat mengirim sebuah perkataan Yesus pada pagi hari ini: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu” (Mat 5:11-12). Saya menyukai kutipan ini, karena mengingatkan kita semua pada perkataan Yesus, setelah mengajar Sabda Bahagia kepada para murid-Nya. Para murid yang datang kepada Yesus adalah orang-orang yang miskin dalam roh, berdukacita, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hatinya, suci hatinya, membawa damai, dianiaya karena kebenaran. Mereka semua memiliki potensi akan semua hal ini maka layaklah mereka disapa Yesus “Berbahagialah”.

Kita bangga sebagai pengikut Kristus. Kebanggaan kita akan bermakna ketika kita dengan sadar dan percaya bahwa mengikuti Tuhan Yesus Kristus pasti melewati sebuah jalan salib yang indah. Hal ini sejalan dengan perkataan Yesus ini: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku” (Mat 16:24). Maka mengikuti Yesus secara radikal berarti siap untuk memikul salib, siap untuk menderita demi kasih bagi Yesus Kristus yang lebih dahulu mengasihi kita. Sebab itu pengalaman dicela dan dianiaya juga mendapat fitnahan dari orang lain membantu kita untuk semakin bertumbuh dalam kasih Kristus. Kita semakin serupa dengan Yesus yang telah menderita bagi kita semua.

Penulis surat kepada umat Ibrani memberi peneguhan kepada kita semua. Mula-mulai ia mengingatkan kita semua akan masa lalu. Masa lalu itu memiliki cerita tersendiri. Ada saat di mana orang merasa bahagia, ada juga saat di mana orang merasa sedih atau berduka. Pengalaman-pengalaman pederitaan turut menghiasi kehidupan pribadi kita. Sebab itu dikatakannya: “Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita karena kamu harus bertahan dalam perjuangan yang berat, baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan demikian.”( Ibr 10: 32-33). Orang-orang yang dibaptis akan ikut serta dalam penderitaan pribadinya bersama Kristus dan berpartisipasi dalam penderitaan sesama karena mereka percaya kepada Kristus.

Hal yang penting di sini adalah keterbukaan untuk ikut terlibat dalam penderitaan Kristus dan keterlibatan dengan penderitaan sesama manusia karena mereka juga percaya kepada Kristus. Penderitaan jasmani dan rohani. Penderitaan jasmani ketika harta kekayaan pribadi dirampas orang lain untuk kebahagiaannya. Namun satu hal yang perlu diingat adalah kita memiliki harta surgawi yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada harta duniawi. Untuk itu perlu ketekunan untuk melakukan kehendak Allah dan dengan demikian akan memperoleh harta surgawi.

Mengapa kita mesti mengandalkan harta surgawi? Kita mengandalkan harta surgawi karena kita semua sedang berada dalam proses penantian. Kita menanti hari kedatangan Tuhan, yang kita juga tidak mengetahuinya. Namun kita harus tetap percaya bahwa Tuhan yang akan datang sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. Orang-orang benar atau orang-orang yang dikasihi Tuhan akan hidup oleh iman. Kita harus percaya supaya dapat memperoleh hidup. Pemazmur mengakuinya bahwa orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan (Mzm 37:39a).

Dalam bacaan Injil Tuhan memberikan perumpamaan tentang penabur untuk menjelaskan tentang maksud Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih. Benih itu tumbuh dengan baik di tanah, malam hari ia tidur, siang hari ia bangun dan benih itu mengeluarkan tunas yang nantinya makin tinggi. Apakah manusia mengerti semua proses ini? Tidak! Semua orang tidak tahu. Hanya Tuhan yang mengetahui segala ciptaan-Nya.

Tuhan Yesus juga memberi perumpaman lain tentang biji sesawi. Biji sesawi merupakan biji yang kecil namun dapat bertumbuh menjadi besar. Burung-burung di udara dapat bertengger dan bersarang di atasnya. Yesus senantiasa membuka pikiran mereka untuk memahami perumpamaan yang diajarakan kepada mereka. Yesus memberikan Sabda Tuhan sesuai dengan pengertian mereka. Ia menjelaskan perumpamaan-perumpamaan sesuai dengan kemampuan mereka. Mereka pun berusaha untuk memahaminya.

Pada hari ini Tuhan berkenan mengingatkan kita semua untuk bertahan dalam penderitaan. Kita bertahan karena Yesus Kristus senantiasa menyertai kita semua. Bertahanlah dalam penderitaan karena upahmu besar di surga.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply