Homili 6 Februari 2017

Hari Senin, Pekan Biasa ke-V
Kej 1:1-19
Mzm 104: 1-2a.5-6.10.12.24.35c
Mrk 6:53-56

Kuasa-Mu menyembuhkan!

Saya pernah diundang untuk merayakan misa syukur dengan intensi syukur atas kesembuhan seorang bapa dari sakitnya selama beberapa bulan. Ia sempat berobat ke luar negeri, kembali ke rumah lalu kembali lagi ke luar negeri untuk berobat. Seluruh keluarga sudah pasrah dan bersedia untuk melepaskan kepergiannya kepada Tuhan sang pencipta. Dalam pergumulan melawan penyakitnya, bapa itu mengatakan kepada anak-anaknya bahwa hanya Tuhan yang mampu menyembuhkannya. Ia percaya akan kuasa Tuhan. Keluarga berdoa dan berpasrah kepada Tuhan dengan mengucapkan doa ini: “Tuhan Yesus Kristus, hanya kuasa-Mu yang dapat menyembuhkanku”. Pertolongan Tuhan selalu datang tepat pada waktunya. Bapa itu perlahan-lahan mengalami pemulihan hingga sembuh total. Dokter yang menanganinya bukan orang katolik, tetapi ia berkata: “Tuhanmu memang kuat. Ia mampu menyembuhkanmu secara ajaib”. Hingga saat ini bapa itu tetap bersyukur kepada Tuhan atas kuasa penyembuhan yang dirasakannya.

Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan semua orang. Ia sendiri berkata: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yoh 6:37). Yesus memperhatikan semua orang yang datang dan berharap kepada-Nya. Penginjil Markus hari ini membuktikan bagaimana orang-orang yang mencari Yesus mengalami kesembuhan secara ajaib. Ketika itu mereka berlabuh dengan perahu mereka di pantai danau Genesaret. Orang-orang langsung mengenal Yesus, sang tabib yang menyembuhkan banyak orang secara ajaib. Mereka membawa semua orang sakit kepada Yesus untuk disembuhkan. Orang-orang sakit itu diletakkan di atas tilam, dibaringkan di pasar memohon kesembuhan dengan menjamah ujung jubah-Nya. Orang-orang yang menjamah ujung jubah-Nya mengalami kesembuhan secara ajaib.

Kehadiran Yesus di daerah Genesaret memiliki makna yang sangat penting. Yesus sendiri memiliki kerinduan, penuh belas kasih untuk menyembuhkan semua orang sakit. Ia sungguh-sungguh berkeliling dan berbuat baik kepada manusia yang menderita. Sifat Yesus sebagai gembala baik ini mengubah hidup banyak orang pada masa itu. Semua pekerjaan yang dilakukan Yesus adalah pekerjaan Bapa untuk menyelamatkan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Orang-orang yang datang kepada Yesus menunjukkan iman dan kepercayaan mereka kepada-Nya. Iman orang-orang yang percaya kepada Yesus memiliki kuasa yang ajaib untuk menyembuhkan mereka. Dengan demikian, semua orang yang sakit hanya terbaring lemah namun mengalami kesembuhan total. Semua ini dapat terjadi karena kasih sempurna dari Tuhan melalui Yesus Kristus, Anak Allah.

Pekerjaan-pekerjaan Yesus untuk menyembuhkan semua orang sakit secara ajaib ini mengarahkan kita untuk mengerti wajah Allah Bapa yang sesungguh-Nya. Allah Bapa adalah kasih yang kekal, yang menjadikan segala sesuatu baik adanya. Kitab Kejadian menghadirkan kisah penciptaan yang dilakukan oleh Tuhan. Kita mengenal sebuah perkataan ini: “creatio ex nihilo” artinya Tuhan menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan. Tuhan tidak menggunakan bahan untuk mencipta. Dia bersabda maka jadilah. Itulah kuasa Tuhan dalam mencipta.

Di dalam Kitab Kejadian kita mendapat informasi tentang enam hari penciptaan yakni: (1) hari pertama langit dan bumi diciptakan dan “jadilah terang”; (2) hari kedua, Allah menciptakan cakrawala; (3) hari ketiga daratan dipisahkan dengan lautan; tumbuh-tumbuhan diciptakan; (4) Hari keempat, Allah menciptakan matahari, bulan dan bintang diciptakan; (5) hari kelima Allah menciptakan binatang dilautan dan burung di udara; (6) hari keenam, Allah menciptakan binatang di bumi, ternak dan binatang melata, manusia pertama diciptakan (Adam dan Hawa).

Dikatakan dalam Kitab kejadian bahwa Tuhan dengan Roh-Nya melayang-layang di atas permukaan air. Ia mencipta dengan bersabda maka jadilah, selanjutnya Ia memperhatikan semua ciptaan itu baik adanya. Artinya sejak semula Tuhan menghendaki supaya semua ciptaan itu baik adanya, penuh dengan keharmonisan. Itu adalah rencana Tuhan Allah. Sebab itu Tuhan Yesus dalam Injil juga tampil untuk menjadikan semuanya baik adanya. Orang-orang sakit disembuhkan-Nya dengan Sabda dan karya-Nya.

Saya mengakhiri homili ini dengan mengatakan syukur kepada Tuhan atas segala karya-Nya: “Pujilah Tuhan hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol.” (Mzm 104: 1-2a). Kiranya pada hari ini juga jiwa kita memuji dan memuliakan Tuhan, Pencipta kita. Kuasa-Nya mencipta, Kuasa-Nya menyembuhkan, Kuasa-Nya menghidupkan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply