Food For Thought: Sang Inisiator

Sang Inisiator

Permenungan pada akhir hari ini saya kasih judul: “Sang Inisiator”. Sang Inisiator merujuk pada pribadi tertentu yang memiliki inisiatif untuk melakukan suatu kegiatan tertentu dalam hidup bersama. Misalnya, para guru di sekolah merupakan pendidik yang dapat berperan sebagai inisiator, artinya guru itu dapat memberikan gagasan-gagasan tertentu demi kemajuan dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Guru sebagai inisiator perlu memiliki daya inovatif dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Ini berarti seorang guru memiliki gagasan-gagasan yang jitu untuk mencari solusi bukan menambah masalah.

Salah seorang yang kagumi setiap hari sebagai inisiator sejati adalah Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Injil, kita menemukan sosok Yesus sebagai sang Inisiator. Dialah yang selalu melakukan pendekatan pertama kepada manusia yang membutuhkan-Nya. Dia tidak pernah menunggu supaya orang datang kepada-Nya, Dialah yang berinisiatif untuk datang kepada manusia yang membutuhkan-Nya. Misalnya, Yesus memiliki inisiatif untuk memanggil murid-murid-Nya di Danau dan bukit.Yesus memiliki inisiatif untuk mendekati dua murid-Nya dalam perjalanan bersama ke Emaus. Yesus memiliki inisiatif untuk menyelamatkan manusia.

Pada hari ini saya tertarik dengan sikap Yesus sebagai inisiator untuk menyembuhkan seorang yang kerasukan roh jahat sehingga menjadi bisu dan tuli. Ketika itu Yesus bersama tiga murid inti baru turun gunung usai Ia menampakkan kemuliaan-Nya. Diceritakan bahwa Yesus dan ketiga murid itu “kembali pada murid-murid lain”. Ketika orang banyak melihat Yesus mendekati mereka maka mereka pun tercengang-cengang semua dan bergegas menyambut Dia. Lihatlah insiatof Yesus untuk mendekati manusia dan ketika manusianya sadar maka ia membuka dirinya kepada Tuhan. Yesus memiliki inisiatif untuk menyembuhkan anak yang kerasukan roh jahat.

Kita belajar dari Yesus sebagai sang inisiator sejati supaya menyerupainya. Banyak kali kita tidak memiliki inisiatif apa-apa terhadap suatu peristiwa di hadapan kita. Kita hanya menjadi pengamat yang handal tanpa perlu terlibat. Misalnya, kadang-kadang saya merasa heran dengan orang-orang tertentu yang melihat sampah di tempat yang dilewatinya tetapi membiarkan saja sampai itu pada tempatnya. Prinsip yang dibangun orang tertentu: “Non tocca a me” atau that is not my business atau itu bukan urusan saja. Ketika orang berprinsip demikian maka ia tidak akan memiliki inisiatif untuk melayani sesamanya.

Inisiatif pertama itu penting dan harus! Tuhan Allah tetaplah menjadi inisiator bagi keselamatan kita. Dialah yang mendesain seluruh hidup, tugas dan tanggung jawab kita. Apakah anda adalah inisiator pertama dalam berbagai kegiatan harianmu? Ataukah anda hanya seorang penunggu, pengamat dan mengkritik semua kebijakan yang ada? Marilah kita berani melupakan diri kita untuk berkorban bagi sesama.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply