Homili Hari Minggu Prapaskah I/A – 2017

Hari Minggu Prapaskah I/A
Kej 2:7-9.3:1-7
Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17
Rm 5:12-19
Mat 4:1-11

Pencobaan itu selalu ada!

Pada hari ini kita memulai hari Minggu pertama dalam masa Prapaskah tahun 2017. Perayaan Ekaristi kita hari ini diawali dengan sebuah antifon pembuka yang bagus, bunyinya: “Ia akan memanggil-Ku dan Aku akan mendengar dia. Aku akan meluputkan dan memuliakannya. Dengan umur panjang akan Kupenuhi dia.” (Mzm 91:15-16). Tuhan mewahyukan diri-Nya sebagai Allah yang mahapengasih dan penyayang, panjang sabar dan kasih setia-Nya berlimpah kepada umat-Nya. Pengalaman umat yang merasa dikasihi, menyadarkannya untuk menyapa Allah sebagai Bapa yang baik, Bapa yang kekal dan Ia sendiri akan mendengar umat-Nya. Pengalaman dikasihi juga menyadarkan manusia yang selalu mengalami pencobaan bahwa hanya Allahlah satu-satunya yang meluputkannya dari aneka pencobaan dan marabahaya. Tuhan bahkan menjanjikan umur panjang kepadanya.

Hari Minggu pertama Prapaskah ini membuka pintu iman kita semua, bahwa selama empat puluh hari ke depan kita mengadakan sebuah Retret Agung. Sebuah Retret Agung yang membantu kita untuk membangun sebuah ketaatan iman kepada Tuhan Allah. Fokus perhatian kita adalah Tuhan Yesus Kristus yang begitu taat kepada kehendak Bapa di Surga dengan mengasihi manusia yang berdosa dan menyelamatkannya. Bentuk ketaatan iman yang patut kita lakukan adalah dengan bermatiraga untuk melawan semua godaan yang datang dalam pengalaman keseharian kita. Tuhan Yesus laksana Adam baru telah meluputkan kita dari dosa-dosa akibat perbuatan dosa Adam sang manusia pertama. Tuhan Yesus mentaati Bapa di surga untuk membaharui ketidaktaatan Adam di masa lalu. Konsekuensinya adalah bahwa kita semua mendapat kasih karunia dari Allah Bapa. Ketika umat Isarel melewati padang gurun mereka mengalami godaan dan berkali-kali jatuh dalam godaan yang sama, namun Tuhan Yesus membawa angin perubahan. Dia menang melawan godaan iblis di padang gurun bahkan dengan kebangkitan-Nya Ia mengalahkan kuasa iblis.

Hari Minggu Pertama Prapaskah dikenal sebagai Minggu Pencobaan. Sebuah pencobaan yang menyebabkan manusia pertama jatuh dalam dosa, namun kehadiran Yesus Kristus telah mengalahkan iblis yang menggoda-Nya. Kekuatan iblis dikalahkan oleh kekuatan Allah dalam diri Yesus Kristus. Pada malam paskah nanti kita akan membaharui janji baptis bahwa kita menolak setan dan segala godaannya. Sebab itu kita melihat ada hubungan yang jelas antara Hari Minggu Pertama Prapaskah sebagai Minggu Pencobaan dengan Malam Paskah, sebab pada malam itu kita membaharui janji baptis bahwasannya kita juga dengan kuasa Yesus memenangkan segala bentuk godaan setan.

Bacaan pertama hari Minggu ini diambil dari Kitab Kejadian. Dikisahkan bahwa Tuhan Allah memiliki rencana yang indah pada saat menciptakan dunia dan isinya, dan Ia melihat semuanya baik adanya. Semua yang diciptakan Tuhan tertata rapi. Ada taman Eden yang begitu indah, penuh dengan pepohonan yang memberikan buah-buahan yang cukup. Di tengah taman Eden Tuhan menumbuhkan pohon kehidupan serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Tuhan juga menciptakan hewan untuk menghuni taman itu termasuk ular yang dianggap paling cerdik.

Perjumpaan antara manusia pertama (Adam dan Hawa) dengan si cerdik ular pun terjadi pada suatu kesempatan. Ketika itu ular menggoda Adam dan Hawa untuk memakan buah pohon kehidupan dan pengetahuan. Dalilnya sederhana, mereka tidak akan mati, mereka akan menjadi serupa dengan Allah yang mengetahui mana yang baik dan mana yang jahat. Hawa masih sempat mengingat nasihat Tuhan supaya tidak mengingini bahkan meraba pohon dan buahnya pun tidak boleh. Namun karena godaan si cerdik ular maka mata Hawa melihat pohon itu begitu menarik hatinya. Ia mengambil buah pohon itu, memakannya dan memberikan buah yang sama kepada Adam suaminya. Mereka memakan buah pohon pengetahuan, dan ketika itu mata mereka terbuka dan mengetahui diri mereka telanjang. Mereka jatuh ke dalam dosa pertama.

Kita melihat proses pencobaan atau godaan ini selalu dialami oleh kita semua. Ketika melihat sesuatu yang menarik hati, ada kelekatan tertentu terhadap sesuatu yang menarik hati itu. Lama kelamaan kita dapat memilih untuk menolak atau menerima dengan konsekuensi yakni jatuh ke dalam dosa, bahkan dosa yang sama. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa di mana hartamu berada, di sana hatimu juga berada (Mat 6:21). Kalau hati sudah melekat pada sesuatu maka ia kesulitan untuk mengasihi Tuhan dan sesama. Kita perlu secepat mungkin menyadari kelemahan ini dan berani untuk berkata kepada Tuhan: “Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim dan belas kasih-Mu tak terhingga” (Mzm 51:3a).

Manusia pertama memang jatuh ke dalam dosa dan mereka mengalami kekalahan. Maut menguasai hidup mereka dan keturunannya. Tuhan memiliki rencana yang luhur untuk menyelamatkan manusia. Ia mengutus Yesus Putera-Nya yang lahir dari St. Perawan Maria untuk menyelamatkan manusia. Hawa jatuh ke dalam dosa karena godaan ular si cerdik, Maria sebagai Hawa Baru menghancurkan kepala ular. Adam jatuh ke dalam dosa dan mengalami kematian, Yesus Kristus sebagai Adam baru mengalahkan godaan iblis di padang gurun dan menghacurkan kuasanya dalam kebangkitan-Nya dari alam maut.

Kita mendengar dalam bacaan Injil, Tuhan Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Di sana Ia berpuasa selama empat puluh hari dan empat puluh malam. Kita semua percaya bahwa Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. Ia mengalami tiga godaan atau pencobaan dari iblis:

Pencobaan pertama, iblis menggoda Yesus untuk merubah batu menjadi roti. Dosa asal membawa concupiscence atau kecenderungan manusiawi kita untuk berbuat dosa. St. Yohanes menulis dalam suratnya: “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa melainkan dari dunia” (1Yoh 2:16). Perkataan Yohanes ini membantu kita untuk mengerti bahwa pencobaan pertama yang dialami Yesus berhubungan dengan keinginan daging. Manusia memiliki tubuh dan jiwa, memiliki kebutuhan jasamani dan rohani. Untuk mengalahkan pencobaan karena keinginan daging ini maka kita butuh Sabda Tuhan. Yesus mengatakan dengan tegas bahwa manusia hidup bukan dari roti saja melainkan dari setiap Sabda yang keluar dari mulut Allah.

Pencobaan kedua, Kerajaan dunia, dan sujud menyembah iblis, berlawanan dengan sujud menyembah Allah. Iblis menggoda Yesus berhubungan dengan keinginan mata. Keinginan mata berhubungan dengan kekuasaan, uang, kerajaan, pemerintahan. Kita ditantang untuk mengabdi Tuhan atau mamon (Mat 6:24). Pencobaan kedua ini menegaskan bahwa manusia, bahkan iblis harus menyembah Tuhan Allah, dan hanya kepada Allah sajalah kita berbakti kepada-Nya (Mat 4:10).

Pencobaan ketiga, Iblis menggoda Yesus untuk menjatuhkan diri ke bawah, dan Yesus menegaskan jangan mencobai Allah. Pencobaan ketiga ini sudah dialami oleh Adam dan Hawa dan mereka sudah jatuh ke dalam dosa asal. Pencobaan ketiga ini berhubungan dengan keangkuhan hidup atau kesombongan yang selalu menguasai hidup kita. Keangkuhan hidup dapat melahirkan dosa-dosa baru di dalam hidup kita. Sebab itulah Yesus mengatakan: “Jangan mencobai Tuhan, Allahmu! (Mat 4:7). Orang sombong akan mudah mengatakan bahwa ia dapat melakukan segala sesuatu tanpa perlu Tuhan dan sesama. Sebab itu kita perlu rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama kita.

Tuhan Yesus berhasil mengatasi ketiga jenis pencobaan ini. Kuasa iblis dikalahkan Yesus di padang gurun dan menjadi sempurna dalam drama penyaliban dan kebangkitan-Nya dari kematian. Pencobaan-pencobaan ini selalu ada dalam hidup kita: keinginan daging yang menguasai hidup kita, keinginan mata berupa kuasa dan harta yang membuat kita sulit memebedakan mana yang baik dan jahat. Keangkuhan hidup juga sering menguasai hidup kita sehingga membuat kita sulit mengandalkan Tuhan.

St. Paulus dalam bacana kedua berusaha untuk membantu kita supaya mengandalkan Yesus Kristus yang sudah menang melawan pencobaan bahkan menghancurkan kuasa Iblis dalam kebangkitan-Nya. Baginya dosa memang masuk ke dalam dunia karena ketidaktaatan Adam, dan buah dosa adalah maut. Ketaatan Yesus Kristus telah mengubah seluruh hidup kita. Dia rela wafat dan bangkit untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. St. Paulus bahkan mengatakan bahwa di mana pelanggaran bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah. Semua ini karena jasa Yesus Kristus yang sudah mengalahkan pencobaan-pencobaan.

Apakah kita dapat bertahan dalam melawan semua pencobaan dalam hidup ini? Apakah kita masih mengandalkan Tuhan di dalam hidup kita? Marilah kita mengawali masa Prapaskah ini dengan mengandalkan Tuhan Yesus sebagai satu-satunya penyelamat kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply