Homili 28 September 2017

Hari Kamis, Pekan Biasa ke XXV
Hag 1:1-8
Mzm 149:1-6a.9b
Luk 9:7-9

Yesus senantiasa beda!

Ada seorang bapa yang sangat aktif dalam pertemuan mingguan di lingkungan selama bulan Kitab Suci Nasional ini. Ia pernah membagi pengalaman rohaninya dengan menekankan bahwa Tuhan Yesus Kristus yang kita imani senantiasa beda. Apa saja yang membuatnya beda? Ia pernah mengalami hidup tersembunyi di Nazaret dan bekerja sebagai tukang kayu demi membantu Yusuf ayahnya mencari nafkah. Setelah Yusuf ayah-Nya meninggal dunia, Ia melanjutkan pekerjaan ayah-Nya sebagai tukang kayu untuk menghidupkan ibu-Nya Maria dan diri-Nya sendiri. Selanjutnya, Yesus tampil di depan umum setelah menerima pembaptisan dari Yohanes di sungai Yordan. Roh Kudus turun ke atas-Nya maka Ia pun melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa dengan mewartakan Injil Kerajaan Allah dan menyeruhkan pertobatan, menyembuhkan orang-orang sakit dan yang kerasukan setan-setan. Semua ini dilakukan Yesus bahkan disharing juga kepada para rasul-Nya. Semua perkataan yang keluar dari mulut Yesus membuat banyak orang takjub dan percaya akan kuasa Allah di dalam diri-Nya. Yesus senantiasa beda! Ini adalah hal-hal yang di mata bapa itu menunjukkan bahwa Tuhan Yesus senantiasa beda.

Pada hari ini kita mendengar sebuah kisah Injil yang sangat menarik perhatian. Yesus sudah dikenal di mana-mana terutama di kota-kota sekitar Danau Galilea. Ia dikenal karena mengajar dengan kuasa dan wibawa melebihi seorang nabi. Ia menyembuhkan orang-orang sakit melebihi tabib apapun. Ia berkuasa atas segalanya di dunia dan diri kita. Dengan demikian banyak orang menceritakan nama Yesus dan percaya kepada-Nya. Herodes Agripa, sebagai raja wilayah Galilea sempat mendengar tentang Yesus, hanya saja ia sendiri tidak mengenal-Nya. Ia hanya berpikir tentang Yohanes Pembaptis yang sudah dipenggal kepalanya karena teguran kepadanya setelah merebut Herodias istri saudaranya Herodes Philipus. Namun satu hal yang pasti adalah, setiap kali Herodes mendengar nama Yesus, hatinya selalu cemas.

Apa kata orang tentang Yesus saat itu? Ada orang memang tidak mengenal Yesus maka mereka mereka-reka saja. Ada yang mengatakan bahwa Dia adalah Yohanes yang bangkit dari antara orang mati, ada yang mengatakan Dia adalah Elia yang muncul kembali, ada yang mengira bahwa Dia adalah seorang nabi yang sudah meninggal dan bangkit kembali. Gara-gara Yesus maka Herodes penasaran, cemas hati dan berkata: “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapakah gerangan Dia ini, yang khabarnya melakukan hal-hal besar itu? Ia tertarik untuk dapat bertemu dengan Yesus”. (Luk 9:9).

Saya mengatakan sebelumnya bahwa bacaan Injil hari ini menarik perhatian kita karena ada tiga figur yang ditampilkan di sini. Pertama, figur Tuhan Yesus Kristus. Kehadiran-Nya di dunia ini telah membuat banyak orang bertanya-tanya: “Siapa gerangan orang ini sebenarnya?” (Luk 9:9). Yesus benar, ketika mengatakan bahwa orang memang memiliki mata tetapi tidak melihat, memiliki telinga tetapi tidak mendengar. Yesus juga berkata: “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan” (Luk 12:51). Kedua, figur Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis adalah pribadi yang menyiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Sebab itu mengenal Yohanes berarti mengenal Yesus yang diwartakan Yohanes sebagai Anak Domba Allah. Yohanes sendiri wafat sebagai martir, hal yang sama akan dialami sendiri oleh Yesus di atas kayu salib. Ketiga, Herodes Antipas. Herodes Antipas memang tidak mengenal Yesus secara pribadi. Ia hanya mendengar tentang Yesus, namun hatinya selalu cemas dan memiliki kerinduan untuk berjumpa dengan-Nya. Herodes memiliki tindakan kejahatan tertentu, tidak mengenal Yesus tetapi ada hasratnya untuk bertemu muka dengan Yesus. Ini hal yang luar biasa.

Apa yang kita pelajari dari bacaan Injil pada hari ini?

Kita berbangga memiliki Yesus karena kehadiran-Nya mengubah hidup banyak orang. Kehadiran Yesus telah membuat kerinduan hati dan kecemasan tersendiri dari Herodes Antipas, bahkan ia ingin berjumpa dengan Yesus. Kita tidak hanya berbangga, tetapi perlu memiliki kerinduan yang besar setiap saat untuk berjumpa, untuk tinggal bersama Yesus. Kalau orang seperti Herodes saja berniat untuk berjumpa dengan Yesus, lalu bagaimana dengan kita yang sudah dibaptis dan mengakui diri sebagai pengikut-Nya? Kita membutuhkan Yesus dan berusaha untuk selalu dekat dengan-Nya.

Kita belajar dari Herodes yang memang tidak mengenal Yesus secara pribadi tetapi setiap kali mendengar Yesus, hatinya selalu cemas, dan ia sendiri memutuskan untuk mau bertemu dengan Yesus. Hati kita tentu tidak perlu cemas karena Yesus pasti mengasihi kita. Seharusnya, apakah hati kita berkobar-kobar setiap kali mendengar nama Yesus, membaca Injil-Nya dan merayakan sakramen-sakramen di dalam Gereja? Kalau kita belum memiliki hati yang berkobar-kobar, mungkin iman dan kasih kita kepada Yesus belum cukup. Masa kita kalah sama Herodes yang tidak mengenal Yesus secara pribadi.

Doa kita pada hari ini saya ambil dari Mazmur 149:4, bunyinya: “Tuhan berkenan akan umat-Nya”. Semoga semakin hari, Tuhan membaharui hidup kita dan kita pun semakin berkenan pada-Nya. Tuhan Yesus memang beda! Dia bisa bikin hati cemas kalau belum mengenal-Nya, bikin hati berkobar-kobar kalau sudah mengenal-Nya. Tuhan Yesusku memang luar biasa.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply