Homili Pesta Malaikat Mikael, Gabriel dan Rafael – 2017

Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael Malaikat Agung

Dan. 7:9-10,13-14 atau Why. 12:7-12a

Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5

Yoh. 1:47-51

Malaikat itu suka melayani

Pada hari ini kita merayakan pesta nama para Malaikat Agung. Gereja Katolik mengenal tiga nama Malaikat Agung yaitu Mikael, Gabriel dan Rafael. Ketiga Malaikat Agung ini adalah utusan Tuhan yang memiliki peran yang berbeda-beda dalam melayani manusia. Nama Mikael berarti “Siapakah yang seperti Tuhan?” Nama Malaikat Agung Mikael muncul dalam Kitab Daniel dan Kitab Wahyu. Dalam Kitab Daniel (12:7-9), Mikael dikenal sebagai seorang yang membantu bangsa Israel dalam melawan para musuhnya. Di dalam Kitab Wahyu, Mikael memimpin pasukan para malaikat untuk mengalahkan kekuatan iblis dibawah pimpinan Lusifer. Paus Leo XIII pernah mengajarkan sebuah doa kepada Malaikat Agung Mikael. Inilah doanya: “Malaikat Agung Santo Mikael, belalah kami dalam peperangan. Jadilah pelindung kami saat melawan segala kejahatan dan jebakan setan. Kami mohon dengan rendah hati agar Allah menaklukannya, dan engkau, O panglima balatentara surgawi, dengan kuasa ilahi, usirlah ke neraka setan dan semua roh jahat yang berkeliaran di seluruh dunia yang hendak menghancurkan jiwa-jiwa. Amin.”

Malaikat Gabriel. Arti nama Gabriel adalah “Kekuatan Allah” atau “Tuhan kemenanganku”. Malaikat Gabriel pernah datang kepada Daniel untuk mengatakan tentang kehadiran seorang Mesias di masa depan (Dan 9). Malaikat Gabriel bertugas untuk mengantar pesan Tuhan Allah. Kita mengingat pesan dari Tuhan Allah yang disampaikannya kepada Bunda Maria bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Yesus Kristus, sang Mesias. Gabriel juga menyampaikan pesan kepada Zakharia bahwa Elizabeth dan ia akan mempunyai anak, dan dinamai Yohanes. Gabriel adalah pembawa warta, bentara, kabar sukacita dari Tuhan bagi manusia. Gabriel membantu kita untuk membawa kabar sukacita kepada sesama manusia.

Malaikat Rafael. Arti nama Rafael adalah Kesembuhan dari Allah atau Tuhan menyembuhkan. Kita membaca kisah Rafael dalam Kitab Tobit. Ia melindungi dan menyembuhkan Tobit dari kebutaan. Malaikat Rafael adalah teman perjalanan Tobiah, anak dari Tobit. Malaikat Rafael dipercaya sebagai malaikat yang kerap turun ke dalam kolam Bethesda dan membuat air kolam tersebut bergerak. Sebab itu barangsiapa mampu turun ke dalam kolam tersebut saat air bergerak, maka sembuhlah ia dari semua penyakitnya. Malaikat Rafael membantu kita untuk menyembuhkan sakit penyakit dan mendampingi kita dalam perjalanan.

Selanjutnya kita berhadapan dengan pertanyaan sederhana ini: “Siapa sesungguhnya malaikat itu?” Katekismus Gereja Katolik (KGK) mengajarkan bahwa ada makhluk rohani tanpa badan, yang oleh Kitab Suci biasanya dinamakan “malaikat”. Ini adalah satu kebenaran iman. Kesaksian Kitab Suci dan kesepakatan tradisi tentang malaikat bersifat sama jelas (KGK, 328). Santo Agustinus sendiri mengatakan: “‘Malaikat’ menunjukkan jabatan, bukan kodrat. Kalau engkau menanyakan kodratnya, maka ia adalah roh; kalau engkau menanyakan jabatannya, maka ia adalah malaikat” (Psal. 103,1,15). Menurut seluruh keadaannya malaikat adalah pelayan dan pesuruh Allah. Karena “mereka selalu memandang wajah Bapa-Ku, yang ada di surga” (Mat 18:10), mereka “melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya” (Mzm 103:20). (KGK, 329). Malaikat adalah makhluk rohani murni, mereka mempunyai akal budi dan kehendak; mereka adalah wujud pribadi (Bdk. Pius XII: DS 3891), dan tidak dapat mati (Luk 20:36). Mereka melampaui segala makhluk yang kelihatan dalam kesempurnaan. (KGK, 330).

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini berbicara tentang peran Malaikat sebagai pelayan dan pesuruh Allah. Daniel dalam bacaan pertama mengisahkan visinya kepada kita. Ia melihat takhta dari nyala api yang diduduki seorang Yang Lanjut Usia, pakaian-Nya putih seperti salju, rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Ada sungai api mengalir di hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus berdiri di hadapan-Nya. Daniel juga melihat kehadiran seorang serupa Anak Manusia. Orang Yang Lanjut Usianya itu menyerahkan segala kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Dengan demikian segala bangsa, suku dan Bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya dan Kerajaannya tidak akan binasa.

Hal yang menarik perhatian kita adalah penglihatan Daniel ini menggambarkan suasana surgawi di mana terdapat Allah Bapa yang bertakhta dalam kemuliaan-Nya, Yesus sang Anak Manusia yang mendapat segala kekuasaan dan kemuliaan, Roh Kudus yang menyatukan mereka dalam satu kasih. Terdapat juga barisan para kudus yang berdiri di hadapan-Nya dan para malaikat yang melayani Dia. Mereka adalah pelayan yang jumlahnya beribu-ribu, atau boleh dikatakan tidak terhitung jumlahnya berada di hadirat Tuhan untuk melayani-Nya. Para malaikat adalah pelayan, atau pesuruh Tuhan Allah untuk melakukan karya-karya-Nya bagi manusia. Gambaran Daniel ini mengorientasikan kita kepada Tuhan senantiasa. Tujuan hidup kita adalah menuju kepada Tuhan Allah dan melayani Dia selama-lamanya.

Gambaran Daniel dalam bacaan pertama menjadi sempurna di dalam bacaan Injil. Tuhan Yesus berjumpa dengan para murid pertama. Kali ini Filipus membawa Natanael (Bartolomeus) kepada Yesus. Yesus memandang Natanael dan berkata: “Lihatlah, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (Yoh 1:47). Tentu saja Natanael terheran-heran mendengar perkataan Yesus sehingga ia bertanya kepada Yesus bagaimana Ia mengenalnya. Yesus mengatakan bahwa sebelum Filipus memanggilnya, Ia sudah melihatnya duduk di bawah pohon ara. Duduk di bawah pohon ara adalah Bahasa simbolis yang menunjuk pada orang yang mencari kebijaksanaan. Kini Natanael bertemu dengan Kebijaksanaan sejati yaitu Yesus maka ia berkata: “Rabi, Engkau Anak Allah. Engkau Raja orang Israel.” (Yoh 1:49). Yesus berkata kepadanya: “Sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia”. (Yoh 1: 51).

Perkataan Yesus kepada Natanael mengingatkan kita pada episode kehidupan Yakub dalam Kitab Kejadian (Kej 28:12). Yakub pernah bermimpi bahwa di bumi ini didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat turun naik di tangga itu. Kini Yesus mengulangi pengalaman Yakub ini kepada Natanael. Ia akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat turun naik kepada Anak Manusia. Para malaikat turun naik bukan berarti mereka sekedar berjalan santai tetapi mereka menunjukkan dirinya sebagai pelayan Tuhan siang dan malam. Para malaikat yang beribu-ribu atau tidak terbilang jumlahnya itu melayani Tuhan siang dan malam. Natanael menyadari dan percaya pada perkataan Tuhan Yesus ini.

Pada perayaan para malaikat Agung ini marilah kita belajar untuk melayani dengan sukacita. Para malaikat tidak kenal lelah melayani Tuhan siang dan malam. Kita pun dipanggil untuk ikut melayani Tuhan siang dan malam, dengan melakukan tugas dan tanggung jawab kita dengan cinta kasih yang besar. Kita belajar seperti Mikhael untuk melawan segala kejahatan di dunia ini bukan menyerah pada kejahatan. Kita belajar dari Gabriel untuk berbicara yang benar kepada sesama manusia. Menjauhkan diri dari berbagai gossip atau kata-kata yang menyakiti hati sesama manusia. Kita belajar dari Malaikat Rafael untuk mendampingi anak-anak, sesama ke jalan yang benar. Mendoakan mereka supaya sembuh dari sakit penyakit mereka. Kita bisa menyerupai malaikat dalam karya pelayanan kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply