Food For Thought: Tuhan mengetahui hatimu

Tuhan tetap mengetahui hatimu!

Raja Daud selalu menginspirasikan kita semua. Dalam kelemahan, ia selalu mendapat kekuatan baru sebab ia sepenuhnya berharap kepada Allah. Ia mengandalkan Tuhan sebab ia percaya bahwa hanya Tuhanlah yang dapat membenarkannya. Mengapa ia mengandalkan Tuhan? Ia merasa yakin dalam dirinya bahwa ia tulus kepada Tuhan. Ia juga percaya kepada Tuhan tanpa ada keraguan apapun.Sebab itu ia berkata: “Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobailah aku; selidikilah batinku dan hatiku” (Mzm 26:2). Daud merasakan kasih Tuhan dan ia membalas kasih Tuhan dengan hidupnya yang tembus pandang di hadirat Tuhan. Ia tanpa takut membiarkan Tuhan menyelidiki batin dan hatinya. Di bagian lain Daud berkata kepada Tuhan: “Allah, selidikilah Aku dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiranku” (Mzm 139:23). Sekali lagi Daud polos di hadirat Tuhan dan Tuhan benar-benar mengetahui hati Daud.

Sambil kita memandang Daud yang polos di hadapan Tuhan, marilah kita memandang diri kita:

Pertama-tama kita perlu berkata wah… betapa kita dikasihi oleh Tuhan. Ia adalah Allah yang mahakasih. Ia mengasihi kita apa adanya sebab Ia tidak menghitung dosa-dosa kita. Ia membuang dosa-dosa kita ke tubir-tubir laut yang dalam (Mi 7:19). Ia melihat seberapa besar kualitas iman kita kepada-Nya. Tuhan adalah kasih maka Ia menunjukkan kasih-Nya kepada kita semua. Terima kasih Tuhan.

Kedua, wah… betapa jeleknya diri kita dihadapan Tuhan. Tuhan boleh mengasihi kita apa adanya, tetapi kita mengasihi Tuhan ada apanya. Kita adalah orang-orang yang tidak setia dalam perkara-perkara kecil dan besar yang berhubungan dengan Tuhan. Kita menduakan Tuhan dalam hidup karena lebih terikat pada Mamon. Atau ada di antara kita yang mengabdi kepada Allah dan kepada mamon. Mungkin saja kita mengetahui semua kelemahan manusiawi ini karena sempat membiarkan Tuhan menyelidiki bathin kita, namun kita tidak mengabdi-Nya.

Hanya Tuhan saja yang tetap mengetahui hati kita sebagai manusia. Hati manusia yang terlampau melekat pada harta duniawi. Ada banyak anak-anak yang memilih tidak liburan, mengunjungi orang tua dan sanak keluarga dengan dalil sibuk, tidak ada waktu dan kesempatan. Mungkin sadar atau tidak sadar orang-orang seperti ini hanya berpikir tentang uang dan uang. Ia menjadi hamba uang! Tidak ada yang lain lagi! Tuhan mengetahui hati orang ini dan menyadarkannya tetapi ia tetap tidak mau sadar diri.

Tuhan mengetahui hatimu. Kembalilah kepada-Nya dengan membangun semangat pertobatan yang radikal. Ini adalah komitmen kita di hadirat Tuhan.

Marilah kita memandang Tuhan Yesus: “Ia telah menjadi miskin, meskipun Ia kaya, agar kita menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.” (2Kor 8:9).

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply