Homili 29 November 2017

Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XXXIV
Dan 5:1-6, 13-14, 16-17, 23-28
MT (Dan) 3:62,63, 64, 65,66,67
Luk 21:12-19

Berbagi dengan Yesus

Pada pagi hari ini, seorang sahabat mengirim ayat emas kepadaku, bunyinya: “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” (Kol 1:24). Ini adalah perkataan St. Paulus kepada jemaat di Kolose. Ia membagikan pengalaman penderitaannya karena kasihnya kepada Tuhan Yesus Kristus. Meskipun ia mengalami banyak kesulitan, misalnya dicaci maki dan dipenjara namun ia tetap bersukacita. Ia mengasihi Tuhan Yesus Kristus bahkan rela menderita sebagai tanda berbagi bersama Yesus Kristus yang menderita dan berbagi juga dengan Gereja yang menderita. Sikap Paulus ini haruslah menjadi sikap Gereja sebagai umat Allah. Sebuah Gereja yang selalu siap untuk berbagi dengan Tuhan dan sesama yang menderita.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini mengarahkan kita untuk belajar berbagi dengan Yesus. Sama seperti St. Paulus yang membagi pengalamannya berbagi bersama Yesus kepada jemaat di Kolose. Paulus berbagi penderitaannya dengan Yesus, demikian kita juga diingatkan untuk berbagi penderitaan dengan Yesus. Kita mengakui diri sebagai pengikut Yesus Kristus, orang Kristen berarti kita siap untuk masuk dalam sekolahnya Yesus yakni sekolah Penderitaan. Sebuah sekolah yang membawa kita kepada kehidupan kekal. Tuhan Yesus berkata: “Akan datang harinya kalian akan ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa.” (Luk 21:12). Perkataan ini menggambarkan suasana Sekolah penderitaan yang dipelopori oleh Tuhan Yesus. Para murid akan segera mengalaminya: ditangkap dan dianiaya sampai mati serupa dengan Yesus sang Guru.

Pada saat yang sama Tuhan Yesus juga memberi peneguhan kepada para murid-Nya. Ia berkata: “Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.” (Luk 21:13-15). Sebagai murid, kita tidak hanya berbagi dengan Yesus. Ia juga berbagi dengan kita melalui penyertaan-Nya yang tak berkesudahan hingga akhir zaman. Ketika hendak mempertanggungjawabkan iman kita, dalam suasana yang sulit karena nama Yesus maka kita tidak perlu merasa takut. Tuhan selalu menyertai kita. Ia menginspirasikan kita dengan Roh Kudus-Nya untuk mempertanggungjawabkan iman kita. Di sini kita sadar bahwa Tuhan Yesus berbagi penderitaan dengan kita, bukan hanya kita yang berbagi bersama Dia.

Tuhan Yesus juga melihat aneka penderitaan dalam sekolah-Nya bukan berasal dari orang lain. Orang-orang dekat, dalam keluarga sekalipun akan membuat kita menderita. Yesus berkata: “Dan kalian akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang.Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu.” (Luk 21:16-19). Perkataan Yesus ini sungguh-sungguh terjadi dalam sejarah Gereja dari dahulu hingga sekarang. Itulah sebabnya, para pengikut Yesus Kristus tidak pernah takut dengan adanya aneka penganiayaan.

Perkataan Yesus ini mengingatkan saya pada pengalaman-pengalaman sebagai umat minoritas di daerah tertentu di nusantara ini. Pada saat komunitas kami hadir di salah satu tempat yang mayoritas, kami mengalami kesulitan tertentu. Kami berdoa Rosario, mendoakan ibadat harian dan misa harus minta ijin dari ketua RT. Sekarang suasananya berubah tetapi sebelumnya betapa susahnya menjadi pengikut Yesus Kristus. Di daerah tertentu, sangat sulit membangun Gereja untuk beribadah. Banyak kali harus misa di Ruko atau aula, dengan semua perasaan yang tidak nyaman. Tetapi di lain pihak, betapa banyak orang yang mudah sekali murtad. Mereka mencari popularitas, keinginan duniawi dengan mengorbankan Yesus Kristus yang cinta kasih-Nya tidak akan berakhir.

Pada hari ini wawasan kita terbuka. Kita berbagi dengan Yesus dalam penderitaan karena Yesus lebih dahulu menderita bagi kita. Perkataan Yesus ini menguatkan kita semua: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Mat 5:11-12). Berbagi bersama Yesus berarti bertahan sampai kesudahaan. Selamanya bersama Yesus.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply