Homili 5 Desember 2017

Hari Selasa, Pekan Adven I
Yes. 11:1-10
Mzm. 72:2,7-8,12-13,17
Luk. 10:21-24

Bergembira dalam Roh Kudus

Saya pernah diundang untuk merayakan misa syukur bersama sebuah Persekutuan Doa Karismatik Katolik di sebuah paroki. Perayaan misa berlangsung meriah, dengan iringan lagu-lagu pujian yang meriah pula. Ada kesaksian iman yang diungkapkan oleh beberapa anggota komunitas. Salah seorang Bapa mengatakan bahwa pada malam itu ia merasakan sukacita dalam Roh Kudus. Ia mengaku bahwa meskipun ia memiliki banyak beban berat dalam hidupnya namun ia tetap mau datang kepada Tuhan untuk merasakan kasih-Nya. Untuk itu ia aktif dakam kegiatan gereja, khususnya dalam persekutuan doa. Ia juga mengaku mengalami buah-buah Roh Kudus dalam hidupnya yakni: Kasih, Sukacita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan diri (Gal 5:22-23). Buah-buah Roh Kudus tekah mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi. Semuanya ini membuat ia merasa perlu bersukacita dalam Roh Kudus. Ini adalah sebuah pengalaman iman yang sederhana. Namun demikian, kita percaya bahwa Tuhan selalu memiliki cara-cara tertentu untuk membahagiakan umat-Nya. Ia senantiasa menganugerahkan Roh Kudus-Nya untuk menyemangati, membahagiakan dan menguduskan.

Dalam masa Adven, kita semua dibantu untuk merenung lebih dalam lagi tentang Tuhan Allah Tritunggal Mahakudus. Allah Bapa memiliki rencana dan kehendak untuk menyelamatkan, Allah Putera adalah Sabda yang menjadi daging dan tinggal di dalam diri setiap pribadi, Allah Roh Kudus yang menguatkan dan menguduskan kita. Ketiga Pribadi yang berbeda namun satu dalam diri Allah sendiri. Ketiga Pribadi ilahi ini mengasihi kita apa adanya.Ketiga pribadi ini yang menyelamatkan kita sampai tuntas. Kita patut bersyukur atas keselamatan yang datang dari Tuhan Allah Tritunggal Mahakudus.

Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini bergembira dalam Roh Kudus. Ini menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh manusia. Ia mengungkapkan kegembiraan-Nya dengan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.” (Luk 10:21-22). Tuhan Yesus bersukacita dalam Roh sambil mengucap syukur atas segala sesuatu yang sudah terjadi dalam komunitas-Nya bersama para rasul.

Tuhan menyatakan diri-Nya kepada orang-orang kecil bukan kepada orang-orang yang pandai dan bijak. Tuhan Yesus sebagai Anak menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa dengan menerima semua orang yang diberikan Bapa kepada-Nya untuk diselamatkan. Perkataan Tuhan Yesus ini menunjukkan persekutuan yang akrab antara Bapa, Putera dan Roh Kudus. Allah yang kita imani sebagai Allah Tritunggal Mahakudus memiliki rencana yang indah untuk menyelamatkan kita semua. Di samping menyelamatkan kita, Ia juga menghendaki agar kita bersekutu sama seperti Dia sebagai Tuhan Allah Tritunggal Mahakudus. Persekutuan dan persaudaraan di mulai dalam keluarga dan masyarakat kita. Orang yang bergembira dalam Roh Kudus akan tekun membangun persekutuan sebagai pribadi dian komunitas di hadirat Tuhan.

Tuhan Yesus mengucap syukur kepada Bapa. Alasan Ia mengucapkan syukur kepada Bapa adalah, dengan kuasa-Nya, Ia telah memberikan pribadi-pribadi yang menjadi murid-murid-Nya. Para murid Yesus adalah orang-orang yang sederhana. Mereka bukan orang bijak dan pandai, namun semua rahasia Allah dinyatakan secara sempurna di dalam diri para murid-Nya. Merekalah saksi-saksi belas kasih Allah di dunia. Mereka terlibat dalam usaha untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Berawal dari orang-orang kecil ini maka Gereja tetap berdiri sepanjang masa. Gereja tetap mendapat kekuatan dari Tuhan untuk berkembang, dan bertahan terhadap bahaya-bahaya yang mengancamnya.

Selanjutnya Tuhan Yesus berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.” (Luk 10:23-24). Perkataan Tuhan Yesus ini merupakan bentuk peneguhan kepada para murid-Nya. Mereka layak disebut berbahagia meskipun mereka adalah orang-orang kecil karena mereka tinggal dan mengalami kasih Yesus. Mereka memiliki mata untuk melihat Yesus dan memiliki telinga untuk mendengar-Nya.

Dalam bacaan pertama, nabi Yesaya bernubuat tentang kedatangan Mesias dari keturuan Raja Daud. Tentang hal ini nabi Yesaya berkata: “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.” (Yes 11:1-3). Keturunan Daud sebagai Mesias ini memiliki ciri khas yaitu Roh Tuhan ada padanya, takut akan Tuhan adalah kesenangannya, tidak akan menghakimi dengan sekilas padang. Ia justru menjadi hakim yang adil kepada orang-orang yang lemah. Ia jujur menjatuhkan keputusan. Ia menghajar bumi dengan perkataannya. Ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan. Sekap mesianis ini membawa transformasi yang luar biasa. Ada keharmonisan dan keteraturan di dunia ini. Semua makhluk hidup akan hidup dalam damai.

Pada hari ini kita memohon supaya Allah Roh Kudus mendorong hati setiap orang untuk hidup dalam persekutuan. Biarlah dunia yang kita huni ini menjadi harmonis dan teratur sesuai kehendak-Nya.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply