Homili Malam Natal Tahun A-B-C -2017

Malam Natal Tahun A-B-C
Yes 9:1-6
Mzm 96:1-3.11-13
Tit 2:11-14
Luk 2:1-14

Kasih Allah menjadi nyata!

Kita mengawali perayaan syukur kita pada malam hari ini dengan sebuah Antifon Pembuka berjudul: “Tuhan bersabda kepada-Ku: Engkaulah Anak-Ku. Hari ini Aku memperanakan Engkau” (Mzm 2:7). Perkataan ini memang sederhana tetapi memiliki kekuatan yang luar biasa. Tuhan berbicara kepada raja Daud dan keturunan-Nya. Kita masing-masing dapat membayangkan bagaiamana Tuhan sendiri berkata: “Engkaulah Anak-Ku”. Pikiran kita pertama-taman tertuju kepada Tuhan Yesus Kristus yang kita kenang kelahiran-Nya pada hari ini. Dialah Anak Sulung Allah yang lahir dari rahim Bunda Maria. Dia adalah Anak dari Allah yang disapa Abba. Di pihak kita, betapa kata-kata ini menguatkan kita semua. Kita memiliki martabat baru sebagai Anak Allah. Kita adalah manusia biasa yang mendapat keilahian dari Allah sendiri. Kita memperoleh kesadaran supaya benar-benar hidup sebagai Anak Allah sebab banyak kali kita jatuh dalam dosa. Kalimat kedua yang mengesankan adalah: “Hari ini Aku memperanakkan Engkau”. Ini adalah sebuah bentuk pengakuan akan jati diri Raja Daud dan keturunan-Nya, tidak lain adalah Yesus Kristus. Dia dikenal pada peristiwa Natal sebagai Anak Daud yang lahir di kota Daud.

Peristiwa Natal merupakan sebuah kenyataan yang telah terjadi dalam sejarah keselamatan kita. Natal merupakan tanda bahwa Allah sangat mengasihi manusia apa adanya. Cinta kasih Allah ini bukanlah sebuah harapan palsu, melainkan sebuah kenyataan dan kepastian dalam diri Yesus Kristus. St. Paulus dalam suratnya kepada Titus menggarisbawahi realitas keselamatan kita. Ia berkata: “Saudaraku terkasih, sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia.” (Tit 2:11). Pada zaman dahulu Tuhan berbicara melalui para nabi namun pada saat ini Tuhan berbicara melalui Yesus Kristus Putera-Nya. Dialah yang menunjukkan secara nyata kasih karunia Allah yang dapat menyelamatkan manusia. Kasih karunia atau rahmat adalah anugerah gratis dari Tuhan.

Apa yang harus kita lakukan untuk menerima kasih karunia yang tidak lain adalah Yesus Kristus sendiri? Paulus menasihati Timotius seperti ini: “Kasih karunia Allah telah mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.” (Tit 2:12-14).

Paulus hendak mengatakan kepada kita untuk melakukan pertobatan radikal sehingga layak menerima Yesus Kristus yang mengantar kita untuk masuk ke dalam zaman keselamatan. Pertobatan radikal berarti kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi. Hanya dengan jalan pertobatan ini maka kita dapat hidup bijaksana, bersikap adil dan berharap untuk bersatu dengan Yesus Kristus. Dialah yang memebaskan dan menguduskan kita dari kejahatan dan dosa. Kita diharapkan semakin terbuka pada Kristus Tuhan kita. Perkataan Paulus ini juga mengingatkan kita untuk memiliki iman, harapan dan kasih yang tulus kepada Bapa di surga.

Kita perlu membuka diri kepada kasih karunia karena hidup kita masih diliputi oleh kegelapan dan dosa. Dengan demikian kita dapat melihat terang. Nabi Yesaya mengatakannya sebagai terang yang besar, terang yang telah bersinar atas mereka yang diam di negeri kekelaman. Terang itu dipahami dalam kacamata Kristiani sebagai Pribadi Yesus Kristus sendiri. Ia berkata: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh 8:12). Di bagian lain Yesus mengakui: “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia” (Yoh 9:5). Perayaan Natal yang kita mulai pada malam hari ini merupakan perayaan terang atau cahaya karena kita memfokuskan perhatian kita kepada Yesus sang Terang sejati.

Hal lain yang inspiratif dari bacaan pertama adalah janji Tuhan benar-benar terpenuhi yakni: “Seorang anak telah lahir bagi kita, seorang Putera telah diberikan kepada kita. Lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan orang menyebutnya: Penasihat Allah, Allah Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal, Raja Damai”. Gelar-gelar ini kita pahami dalam terang Tuhan Allah Roh Kudus dan semua ini menjadi sempurna dalam diri Yesus Kristus. Dia adalah Penasihat Allah yang perkasa, Bapa Yang Kekal dan Raja Damai kita. Semua gelar ini kita renungkan sepanjang masa Natal ini.

Penginjil Lukas melukiskan malam Natal sebagai pemenuhan janji Tuhan dalam Kitab Perjanjian Lama. Yesus datang ke dunia dan lahir dalam sebuah keluarga manusia. Semua narasi Yesus dalam Injil Lukas menunjukkan bahwa Yesus benar-benar Allah dan Manusia. Benar-benar Allah karena Dialah Logos atau Sabda yang menjelma menjadi manusia. Benar-benar manusia sebab Ia lahir dari rahim Perawan Maria. Semua warta kelahiran Yesus ini nyata adanya. Para gembala adalah saksi kelahiran Yesus yang sederhana di Betlehem. Dialah Raja damai yang benar-benar datang ke dunia.

Pada malam natal ini kita semua mendapat kekuatan untuk semakin percaya kepada Tuhan sebab kasih Allah sungguh-sungguh nyata dalam diri Yesus Kristus. Mari kita menyambut kasih karunia Allah ini dengan membangun semangat iman dan kepercayaan kepada Tuhan Allah Bapa kita di dalam surga. Selamat Natal saudari dan saudaraku.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply