Homili Malam Paskah/B – 2018

Malam Paskah 2018
(Tujuh Bacaan Kitab Perjanjian Lama)
Rm. 6:3-11
Mzm 118:1-2.16ab.17.22-23
Mrk 16:1-8

Bangkit Bersama Kristus!

Saudari dan saudara terkasih. Pada malam hari ini kita merayakan upacara malam Paskah. Banyak orang menyebutnya Tirakatan kebangkitan Tuhan. Ada yang menyebutnya Vigili Paskah atau malam berjaga-jaga bagi Tuhan (Kel 12:42). Kita semua mengawali malam paskah yang istimewa ini dengan upacara pemberkatan Api dan persiapan lilin paskah, lalu berarak bersama memasuki Gereja, tempat kita beribadah dalam suasana gelap. Selanjutnya semua lilin kecil dinyalahkan dari lilin paskah yang ada sambil kita menyanyikan “Terang Kristus” sebanyak tiga kali. Di dalam Gereja, kita mendengarkan pujian paskah, dilanjutkan dengan bacaan-bacaan Kitab Suci serta Mazmur Tanggapannya. Ada tujuh bacaan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, dilanjutkan dengan Epistola dari Tulisan St. Paulus dan Injil tentang kebangkitan Tuhan. Setelah mendengar dan merenungkan Sabda Tuhan kita mengikuti liturgi Baptis bagi para katekumen atau kalau memang tidak ada pembaptisan maka kita membaharui janji baptis. Perayaan Ekaristi akan dilanjutkan seperti biasa dengan meriah dalam liturgi Ekaristi.

Hal-hal yang saya gambarkan di sini kelihatan begitu panjang, lama dan membosankan secara manusiawi bagi umat. Namun demikian upacara liturgi malam paskah yang panjang ini mencerminkan sesuatu yang sangat luhur dalam kehidupan kita. Dalam hal ini, menunjukkan sebuah penantian yang panjang, penuh dengan kecemasan dan kesedihan yang melanda para murid Yesus, karena kematian Yesus Kristus secara tragis di atas kayu salib. Dalam suasana penantian yang panjang ini, para murid akhirnya percaya bahwa apa yang dikatakan Yesus semasa hidup-Nya bahwa Anak Manusia akan menderita, wafat dan bangkit pada hari ketiga benar-benar terlaksana.

Pada malam paskah ini fokus perhatian kita pertama-tama tertuju pada api yang baru dan lilin paskah. Api selalu bersifat menyatukan setiap pribadi. Di tempat yang dingin, nyala api menghangatkan tubuh maka semua orang akan berkumpul dan membangun persaudaraan mengelilingi api. Usai api baru diberkati, dilanjutkan dengan upacara persiapan lilin paskah. Imam mengucapkan kata-kata: “Kristus dahulu dan sekarang, awal dan akhir, alfa dan omega, milik-Nyalah segala masa dan segala abad. Kepada-Nyalah segala kemuliaan sepanjang masa.” Lima biji dupa juga dipasang pada lilin paskah dengan mengucapkan katap-kata ini: “Demi luka-luka-Nya yang kudus dan mulia, semoga kita dilindungi dan dipelihara oleh Kristus Tuhan. Amen”. Selanjutnya, dari api baru ini, lilin paskah dinyalahkan dan siap diarak masuk ke dalam Gereja. Secara simbolis, lilin ini menandakan Kristus sebagai terang dunia. Tuhan Yesus sendiri mengatakan diri-Nya sebagai terang dunia (Yoh 8:12). Dengan kebangkitan-Nya yang mulia. Ia dapat menerangi setiap orang yang hidup dalam kegelapan akibat dosa. Lilin Paskah yang bernyala menjadi pusat perhatian kita semua. Padanya kita merenungkan terang Kristus bagi kita dalam kegelapan hidup ini.

Apakah kita masih mau menikmati kegelapan hidup ini selamanya? Apakah kita masih mau menikmati dosa selamanya? Tuhan tidak memiliki rencana demikian. Ia menyiapkan kita semua dengan Sabda-Nya. Pada malam paskah ini kita semua berkumpul sambil berdoa dan merenungkan Sabda Tuhan. Tuhan melakukan semua karya ajaib dalam hidup manusia. Ia menciptakan manusia sesuai dengan gambar dan rupa-Nya sendiri namun manusia telah menyalahgunakan kebaikan-Nya sehingga mereka jatuh dalam dosa. Tuhan sendiri yang berinisiatif untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan mengantar mereka, menguduskan mereka hingga tanah Kanaan. Tuhan sendiri juga yang membaharui kehidupan rohani mereka setelah pembuangan di Babel. Ia menganugerahkan hati baru bagi manusia untuk mampu merasakan dan melakukan kasih Allah.

Rencana Tuhan Allah menjadi nyata dalam diri Yesus Kristus sendiri. Paulus dengan tegas mengatakan bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya. Ini berarti setiap orang yang dibaptis juga dikuburkan bersama-sama dengan Dia. Kita juga bangkit bersama Kristus dan memperoleh hidup yang baru. Hidup baru itu ditandai dengan persekutuan bersama Kristus dalam kematian dankebangkitan-Nya. Kematian Yesus Kristus adalah kematian atas dosa manusia, satu kali untuk selama-lamanya. Kehidupan Yesus Kristus adalah kehidupan bagi Allah sendiri. Perkataan Paulus dalam Epistola ini membuka wawasan kita untuk menyadari betapa besar kasih Tuhan Yesus bagi kita semua. Ia telah datang ke dunia untuk menggenapi janji keselamatan dari Bapa. Ia menerima segala penderitaan sebagai seorang hamba supaya menyelamatkan manusia. Kematian-Nya menjadi kematian kita, kebangkitan-Nya adalah kebangkitan kita dan bersama Dia kita hidup bagi Allah.

Penginjil Markus pada malam paskah ini memberi kesaskian tentang makam Yesus yang sudah kosong. Para wanita seperti Maria Magdalena, dan Maria Ibu Yakobus dan Salome menunjukkan kasih mereka kepada Yesus dengan niat meminyaki tubuh Yesus dengan rempah-rempah. Niat mereka ini bagus, namun rasa takut masih menghantui mereka. Mereka juga merasa tidak berdaya untuk menggulingkan batu penutup kubur Yesus. Namun apa yang terjadi? Mereka justru melaihat batu penutup kubur sudah terguling, dan yang mereka lihat adalah seorang pemuda berpakaian putih sedang duduk di sebelah kanan. Pemuda itu mengingatkan mereka supaya jangan takut. Mereka memang sedang mencari Yesus tetapi Ia sudah bangkit. Ia tidak ada lagi di dalam kubur-Nya. Dia telah mendahului para murid-Nya ke Galilea. Sebab itu para wanita itu menjadi misionaris untuk mewartakan kebangkitan Yesus Kristus kepada para murid-Nya dan Petrus.

Pada malam Paskah ini kita semua dibaharui kembali oleh Tuhan. Ada beberapa hal yang mengubah perjalanan hidup kita:

Pertama, hidup kita ini seharusnya penuh dengan transformasi atau perubahan ke arah yang lebih baik. Ada perubahan dari gelap menuju kepada terang, ketakutan menjadi sukacita, hidup lama menjadi hidup baru dalam Kristus karena sakramen Pembaptisan dan Ekaristi Kudus. Apakah kita juga mengalami transformasi yang sama untuk menjadi lebih baik lagi dalam hidup pribadi, hidup bersama dalam keluarga dan masyarakat?

Kedua, Hidup kristiani menjadi bermakna ketika kita mampu keluar dari lingkaran dosa. Dunia kita ini penuh dengan kegelapan dan dosa akibat kekerasan fisik dan verbal, kebenciaan yang semakin hari semakin menjadi, korupsi yang merajalela dan berbagai kejahatan yang lainnya. Adalah tugas kita sebagai Gereja untuk membaharui diri kita dan dengan demikian mampu membaharui sesama yang lain untuk menjauhkan diri dari berbagai kegelapan yang ada. Tuhan sudah bangkit berarti terang-Nya sebagai matahari baru haruslah dirasakan oleh kita semua.

Ketiga, Tugas kita adalah mewartakan kebangkitan Kristus kepada semua orang. Pada zaman now, kita mewartakan Kristus bukan dengan kata-kata muluk karena dapatlah menjadi kata-kata kosong. Kita mewartakan Kristus dengan hidup kita yang nyata. Kita mengasihi semua orang, kita membangun keadilan sosial, membangun damai dalam dunia kita. Tuhan Yesus sudah bangkit, kita pun bangkit dan mewartakan-Nya dalam hidup kita.

Selamat merayakan Paskah tahun 2018.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply