Food For Thought: Berdoalah dengan benar

Berdoa dengan benar!

Pada malam hari ini saya memeriksa kembali beberapa file yang saya simpan di laptop saya beberapa tahun terakhir ini. Saya menemukan sebuah kutipan inspiratif tentang doa menurut Mahatma Gandhi. la berkata: “Berdoa bukanlah meminta. Itu adalah keinginan jiwa semata. Itu adalah pengakuan akan kelemahan manusiawi seseorang. Lebih baik berdoa dengan hati namun tanpa kata kata daripada berdoa dengan kata-kata namun tanpa hati.” Perkataan seorang politikus India yang akrab dengan Kotbah Yesus di bukit Sabda Bahagia ini, memang kelihatan sederhana namun sangat bermakna bagi kita semua.

Mari kita memeriksa sikap doa kita masing-masing di hadirat Tuhan dan sesama. Banyak kali kita cenderung berdoa sambil meminta-minta saja dan meminta terus kepada Tuhan. Kita seolah-olah memaksa Tuhan supaya segera memenuhi kebutuhan kita. Kalau saja Tuhan lambat menolong maka kita yang cepat mengadili Tuhan di dalam hati masing-masing. Ada dua hal yang selalu kita lupa dalam hubungan dengan doa yakni Pertama, Tuhan selalu memberi kepada kita apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita sukai, dan ini tepat pada waktunya. Tuhan tidak pernah menunda-nunda seperti kita yang punya hobi menunda-nunda pekerjaan dan kebaikan hati.

Kedua, kita lebih mudah meminta tetapi sangat sulit untuk bersyukur. Maka berdoa bukan berarti meminta-minta saja tetapi bersyukur atas hal yang baik dan tidak baik, yang kita rasakan setiap hari. Kalau kita hanya meminta maka doa semacam itu menunjukkan keinginan jiwa dan kelemahan manusiawi kita. Bagaimana suasana doa pribadi kita? Banyak kali kita menjadi orang Farisi modern karena kita berdoa sambil menunjukkan kemunafikan tertentu: biar dilihat orang bahwa kita ini pendoa tulen, sambil mengangkat tangan dan konon “berbahasa roh” supaya lebih afdol. Gandhi mengatakan: “Lebih baik berdoa dengan hati namun tanpa kata kata daripada berdoa dengan kata kata namun tanpa hati.” Wah ini benar-benar tamparan dari Gandhi, seorang Hindu tulen kepada kita yang tanpa malu mengakui diri sebagai OKS yakni Orang Katolik Sejati. Apakah kita masih memiliki hati untuk berdoa?

Saya yakin bahwa hasil penyelidikan bathin sebelum istirahat malam hari ini adalah bahwa kita lebih banyak berdoa dengan kata-kata namun tanpa hati. Mengapa kita jarang menyadari salah satu kesulitan doa pribadi yakni lebih banyak berdoa dengan kata-kata namun tanpa hati yang mampu mencintai Tuhan dan sesama? Kita masih kurang beriman! Kita mengakui diri sebagai pengikut Yesus Kristus namun kita masih terlalu jauh untuk menjadi pengikut Yesus Kristus yang benar. Buktinya kita masih berdoa dengan meminta-minta melulu dan lupa bersyukur. Nah, apakah anda sudah beryukur hari ini?

St. Yakobus benar ketika menulis: “Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” (Yak 4:2-3). Perhatikanlah diri kita masing-masing. Banyak kali kita tidak mendapat apa-apa karena kita malas berdoa. Banyak di antara kita masih memiliki mental pemalas, tidak mau terbuka terhadap pembaharuan tertentu dan lain sebagainya. Bisa juga terjadi bahwa kita salah dalam doa sebab yang diungkapkan dalam doa adalah projeksi diri kita yang penuh kebencian, iri hati, ingin menang sendiri, suka mengeluh, tidak pandai dan cerdas dalam bergaul. Kalau suasana seperti ini maka Quo vadis iman dan doa kita kepada Tuhan?

Pada hari ini kita belajar untuk berdoa dan menghindari aneka kesulitan dalam doa. Doa yang baik memiliki dasar yang kuat dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Doa yang baik kita alami dalam diri kita masing-masing dan komunitas. Saya mengakhiri refleksi ini dengan mengutip sebuah perkataan dari St. Agustinus, bunyinya: “Lakukanlah apa yang kamu mampu, berdoalah untuk apa yang tidak mampu kamu lakukan, maka Allah akan menganugerahi engkau kemampuan untuk melakukannya”. Mari kita berubah supaya berdoa lebih baik lagi.

Damai Tuhan,

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply