Food For Thought: Musuh…

Anda masih memiliki musuh!

Pada sore hari ini saya mampir di sebuah bar untuk menikmati segelas kopi. Saya duduk sambil membaca buku karya Melissa A. Schilling berjudul “Quirky” pada bagian “Creative Mind”. Tiba-tiba pikiran saya berubah haluan karena sepasang muda-mudi di meja sebelah sedang berdiskusi tentang rekonsilasi. Saya mendengar sang pemudi bertanya: “Apakah anda mengenal si A?” Sang pemuda menjawab, “Ya saya kenal dengan baik. Ada apa dengan si A?” Sang pemudi menjawab: “Dia adalah musuh bebuyutanku!” Sang pemuda hanya menggeleng kepala sebentar dan berkata dengan tegas: “Anda memang masih memiliki musuh! Anda seorang perempuan, apa untungnya anda memiliki musuh?” Suasana menjadi sepi sejenak. Mereka berdua hanya saling memandang dan tersenyum. Mungkin mereka sadar diri karena masing-masing masih memiliki musuh. Tetapi rekonsiliasi tetaplah menjadi sebuah prioritas penting dalam berbangsa dan bernegara.

Sebuah pertanyaan yang dapat membuat kita berefleksi adalah: “Apa untungnya anda memiliki musuh?” Mungkin ada salah satu jawaban yakni supaya kita tetap exist di hadapan sesama lain. Mungkin tanpa musuh orang berpikir bahwa dia kehilangan jati dirinya. Ini adalah kesalahan fatal, ketika kita berpikir bahwa kita memiliki musuh supaya kita exist. Kita memiliki musuh supaya diri kita diakui dan diagungkan serta diperhitungkan. Padahal, memiliki musuh hanyalah upaya untuk menunjukkan kelemahan dan kesombongan pribadi. Selebihnya hanyalah bla..bla saja.

Saya teringat pada Sun Tzu, seorang Jenderal dan penulis berkebangsaan Tiongkok (544 SM-496 SM). Ia pernah berkata begini: “Bertempur dan menaklukkan musuh dalam peperangan bukanlah kehebatan paling tinggi; kehebatan tertinggi terjadi ketika Anda mampu menghentikan musuh tanpa perlawanan.” Dalam suatu pertempuran para musuh dapatlah ditaklukan tetapi hal ini tidak menunjukkan sebuah kehebatan. Jadi bukan dengan pertumpahan darah, menghitung berapa banyaknya korban dan kita bangga sebagai pemenangnya. Kita adalah pemenang sejati ketika menghentikan musuh dengan tanpa perlawanan, tanpa suatu kekerasan apapun. Kita hanya mampu menghentikan musuh dengan kebaikan dan kasih.

Saya lalu mengingat pesan Yesus dalam Injil: “Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian” (Mat 5: 44). Bagi saya, Tuhan Yesus memang luar biasa, sebab perkataan-Nya seakan membangunkan orang banyak dari tidur imannya. Pikirkanlah: musuh-musuh patut dikasihi. Mengasihi musuh berarti menambah daya ilahi di dalam diri kita untuk menjadi pengikut Kristus yang terbaik bukan hanya yang baik. Di samping itu kita juga berdoa bagi orang-orang yang masih bermusuhan supaya dapat membangun damai sejahtera.

Anda masih memiliki musuh! Apa untungnya anda memiliki musuh? Wah, kedua kalimat ini tetap masuk ke telinga kita dan membuat kita berefleksi lagi tentang musuh. Apa yang harus kita lakukan? Mari kita duduk dengan tenang, pikirkanlah siapakah musuhmu. Ingatlah nama-namanya, bayangkan wajahnya dan saat ia berubah dari kawan menjadi musuhmu. Tulislah nama-nama para musuhmu itu. Setelah mendapatkan sebuah daftar nama para musuhmu maka bagilah waktumu untuk mendoakan mereka satu persatu. Lihatlah, anda akan mengalami perubahan yang radikal. Kata musuh akan terhapus dan yang ada hanya sahabat dan saudara saja. Apakah sahabat dan saudara berarti tidak ada musuh lagi? Masih ada musuh! Tetapi ada kesadaran baru untuk kembali menjadi sahabat dan saudara. Memang, memiliki musuh itu tidak ada manfaatnya apa-apa.

Saya mengakhiri Food For Thought ini dengan mengutip Morihei Ueshiba. Beliau adalah pendiri Aikido di Jepang. Ia pernah berkata: “Apakah hati anda cukup besar untuk menyelimuti musuh anda, anda dapat melihat tepat melalui mereka dan menghindari serangan mereka. Dan sekali anda menyelimuti mereka, anda akan mampu membimbing mereka ke jalan yang ditunjukkan kepada anda oleh langit dan bumi.” Musuh adalah sahabat dan saudara yang lambat datang dalam kehidupan kita.

Dua kalimat yang ada di depan mata kita: “Anda masih memiliki musuh” dan “Apa untungnya anda memiliki musuh?” Mari berubah!

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply