Food For Thought: Memandang Yesus saja

Hanya Yesus saja!

Permenungan saya sepanjang hari ini bersumber pada pengalaman iman ketiga murid terpilih dari keduabelasan Yesus yakni Petrus, Yakobus dan Yohanes yang menjadi saksi Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Penginjil Markus mengisahkan bahwa ketika berada di puncak gunung mereka menyaksikan Yesus berubah rupa dan pakaian sangat putih berkilat. Awan juga datang menyelimuti mereka dan saat itu juga mereka mendengar suara berbunyi: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”. Ketiga murid itu sangat ketakutan. Dan Markus melanjutkan kesaksiannya: “Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.” (Mrk 9:8). Mereka harus tetap bersama Yesus supaya berani menjadi saksi Paskah-Nya kelak.

Saya mengundang kita untuk masuk dalam pengalaman ketiga rasul terpilih, yakni mereka tidak melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Hidup Kristiani akan berarti ketika kita juga hanya melihat Yesus seorang diri. Tidak ada Moses dan Elia. Hanya Yesus seorang diri yang membuka tabir keselamatan bagi kita semua. Mengikuti ketiga rasul terpilih, kita memandang Yesus seorang diri.

Kapan kita dapat memandang Yesus seorang diri saja?

Saya memiliki dua pengalaman untuk memandang Yesus seorang diri saja:

Pertama, saya sebagai imam dan biarawan. Saya menghayati hidup yang dibaktikan hanya untuk Tuhan dengan menghayati kaul ketaatan, kemiskinan dan kemurnian. Hanya ada satu tujuan yang utama dalam menghayati nasihat-nasihat Injil ini yakni supaya saya menjadi kudus sesuai dengan kehendak Tuhan Allah yang telah memanggil dan memilihku. Dia yang memanggil adalah kudus maka aku mengikuti-Nya dari dekat.

Kedua, saya memandang Yesus seorang diri saja dalam merayakan sakramen Ekaristi. Ada dua momen penting memandang Yesus dalam Ekaristi suci. Pertama, Pada liturgi Sabda kita memandang Yesus yang berbicara dengan kita dari hati ke hati. Setiap perkataan yang keluar dari mulut-Nya adalah kata-kata penuh cinta kasih. Sebab itu kita harus memandang dan mendengar-Nya. Mendengar Yesus berarti mengasihi-Nya dengan segenap hati dan budi, pokoknya totalitas hidup kita hanya bagi Yesus. All for Jesus! Kedua, Kita memandang Yesus yang memberi Tubuh dan Darah-Nya yang kudus dalam Ekaristi. Pada saat Doa Syukur Agung, terutama saat imam mengangkat Tubuh dan Darah Kristus, maka setiap umat harus memandang Tubuh dan Darah Yesus yang disucikan di tangan pastornya. Mungkin saja anda tidak menyukai pastor itu tetapi yang ada di depanmu adalah Alter Kristus yang mempersembahkan Kurban Kristus. Pandanglah Tubuh dan Darah Kristus, biarkan Ia datang kepadamu untuk menyelamatkanmu. Ini adalah saat yang sakral dan memiliki daya menyelamatkan yang luar biasa bagimu dan saudara-saudari seiman.

Apakah anda sudah memandang Yesus, mengagumi dan mengasihi-Nya?

Damai Tuhan,

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply