Homili Pesta Malaikat Agung – 2018

Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung
Dan. 7:9-10,13-14 atau
Why. 12:7-12a;
Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5
Yoh. 1:47-51

Ingin melihat langit terbuka!

Pada hari ini kita merayakan pesta para Malaikat Agung. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa malaikat adalah “Makhluk rohani tanpa badan adalah satu kebenaran iman.” (KGK, 328). Menurut Santo Agustinus: “Malaikat menunjukkan jabatan, bukan kodrat. Kalau engkau menanyakan kodratnya, maka ia adalah roh; kalau engkau menanyakan jabatannya, maka ia adalah malaikat” (Psal. 103,1,15). Menurut seluruh keadaannya malaikat adalah pelayan dan pesuruh Allah. Karena “mereka selalu memandang wajah Bapa-Ku, yang ada di surga” (Mat 18:10), mereka “melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya” (Mzm 103:20). (KGK, 329). St. Thomas Aquinas mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah makhluk rohani yang memuliakan Allah tanpa henti-hentinya dan melayani rencana keselamatan-Nya untuk makhluk lain. “Dalam segala pekerjaan baik, para malaikat berkerja sama dengan kita” (Tomas Aqu., s. th. 1, 114,3, ad 3).

Gereja mengenal malaikat-malaikat dengan peran yang berbeda-beda. Ada malaikat Agung dan malaikat pelindung. Tentang Malaikat Agung, Alkitab memberikan nama tiga yaitu St Mikhael, St Rafael, dan St Gabriel. Mengapa ketiganya disebut malaikat agung? Alasannya adalah karena mereka memiliki peran penting bagi manusia berdasarkan rencana Allah. Nama Mikhael berarti, “siapa yang seperti Allah”. Ia dikenal sebagai pemimpin bala tentara malaikat yang mencampakkan setan dan para malaikat yang memberontak ke dalam neraka. Pada akhir zaman, Mikhael akan menghunus pedang keadilan guna memisahkan yang baik dari yang jahat (Why 12:7…). Nama Gabriel, berarti, “kekuatan Allah”. Ia menyampaikan kabar kepada Santa Perawan Maria bahwa ia telah dipilih menjadi Bunda Sang Juruselamat (Luk 1:26-38). Nama Rafael, berarti “kesembuhan dari Allah”. Ia menyembuhkan mata Tobit yang buta (Tobit 5). Ketiga malaikat Agung ini melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan untuk memuliakan nama-Nya, dan menunjukkan bahwa Allah mengasihi manusia karena melindungi dari kejahatan (Mikhael), memberikan kekuatan (Gabriel) dan menyembuhkan (Rafael).

Bacaan-bacaan Kitab Suci dalam perayaan liturgi hari ini menggambarkan peran para malaikat Agung bagi manusia sesuai rencana Allah. Daniel dalam bacaan pertama menceritakan penglihatannya tentang Allah Bapa yang bertakhta di dalam Surga. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Tentu saja mereka tidak hanya berdiri di hadapan-Nya tetapi melayani dan mengangkat pujian dan syukur kepada-Nya. Selain itu Daniel juga melihat sebuah penampakkan di langit, di mana Nampak seorang yang serupa dengan Anak Manusia. Di hadapan Yang Lanjut Usia itu, Ia menerima segala kekuasaan dan kemuliaan dan juga kekuasaan sebagai raja. Dengan demikian segala bangsa, suku dan Bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya dan kerajaannya tidak akan binasa.

Dalam bacaan Injil kita mendengar perkataan Tuhan Yesus kepada Natanael. Tuhan Yesus menjumpai Natanael yang diajak oleh Filipus. Sambil memandang Natanael, Tuhan Yesus berkata: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (Yoh 1:47). Tentu saja Natanael merasa sangat heran ketika sadar diri bahwa Tuhan Yesus sudah mengenalnya ketika ia duduk di bawah pohon ara. Ini menjadi kesempatan yang baik bagi Natanael untuk mengakui imannya kepada Yesus. Ia berkata: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” (Yoh 1:49). Tuhan Yesus berkata kepada Natanael: “Sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” (Yoh 1:51). Dalam dialog ini kita mendapat gambaran bahwa Tuhan Yesus adalah pusat bagi para malaikat. Mereka naik turun berarti mereka siap untuk melayani Tuhan setiap saat. Hal ini ditegaskan juga dalam Katekismus Gereja Katolik mengajarkan: “Para malaikat mengelilingi Kristus, Tuhan mereka. Mereka melayani-Nya terutama dalam pelaksanaan perutusan keselamatan-Nya untuk manusia.” (KGK, 351).

Perayaan para malaikat agung mengingatkan kita semua supaya memiliki hasrat yang besar untuk melihat langit terbuka, dan ikut melihat para malaikat naik turun atas Anak Manusia. Artinya, Tuhan sendiri memiliki rencana yang indah bagi kita semua untuk mengarahkan diri kita kepada Tuhan. Kita menyadari diri kita sebagai pelayan-pelayan Tuhan dalam hidup setiap hari. Malaikat adalah pembantu Tuhan maka kita pun dipanggil untuk menjadi pembantu Tuhan dalam hidup Bersama dan dalam hidup menggereja. Kita dapat menjadi serupa dengan malaikat kalau kita membaktikan diri seutuhnya bagi Tuhan dan sesama.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply