Rosario sebagai tanda kasih

Rosario sebagai tanda kasih!

Selamat datang bulan Oktober. Selamat datang bulan Rosario. Ini kiranya dua kalimat yang sering diucapkan oleh sebagian besar umat Katolik karena menyadari bahwa bulan Oktober identik dengan bulan Rosario. Tentu saja anggapan bahwa bulan Oktober adalah bulan Rosario ini memiliki dasar historis yang kuat. Dalam sejarahnya, Gereja Katolik pernah mengalami masa-masa yang sulit. Salah satunya adalah ketika Kerajaan Ottoman dari Turki berniat untuk menguasai seluruh benua Eropah, setelah menundukkan Timur Tengah dengan mudah. Niat ini tentu saja merupakan sebuah ancaman yang serius bagi Gereja Katolik di benua Eropa. Situasi nyatanya menunjukkan bahwa para tentara dari Kerajaan Ottman berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan pasukan tentara Katolik dari Spanyol, Genoa dan Venesia yang dipimpin oleh Don Juan dari Austria.

Bagaimana situasi Gereja yang sebenarnya? Kerajaan Ottoman adalah ancaman serius bagi Gereja di Eropa. Paus Pius V sangat menyadari ancaman besar ini maka ia meminta umat katolik untuk berdoa Rosario di Basilica Santa Maria Maggiore, Roma. Buah dari doa Rosario saat itu adalah bahwa pasukan katolik berhasil memenangkan pertempuran di Lepanto tanggal 7 Oktober 1571. Paus Pius V menetapkan peringatan Rosario dalam Misa di Vatikan setiap tanggal 7 Oktober. Selanjutnya, Paus Gregorius XIII, menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai Hari Raya Rosario Suci hingga saat ini. Ini merupakan kisah singkat yang menjadi dasar mengapa bulan Oktober identik dengan bulan Rosario.

Dua Pengalaman doa Rosario menakjubkan

Paus Yohanes Paulus II pernah menceritakan pengalaman masa kecilnya bagaimana ia belajar berdoa Rosario. Ia sering diajak ibunya untuk mengikuti doa Rosario bersama kelompok ibunya. Sebagai seorang anak kecil ia merasa bosan dengan mengulangi doa ‘Salam Maria’ maka ia bertanya kepada ibunya: “Mengapa kita selalu mengulangi doa Salam Maria?” Ibunya memberinya katekese sederhana bahwa mendoakan doa salam Maria adalah tanda kasih kita kepada Bundanya Yesus Kristus yang bernama Maria. Ini adalah cikal bakal tumbuhnya devosi Yohanes Paulus II kepada Bunda Maria. Ia memiliki semboyan kepausan “Totus tuus Maria” artinya ‘segalanya milikmu, Maria’. Yohanes Paulus II banyak mengalami mukjizat Tuhan melalui perantaraan Bunda Maria selama masa kepemimpinannya. Salah satunya yang terkenal adalah peristiwa beliau ditembak oleh Mehmet Ali Ağca di Vatican pada tanggal 13 Mei 1981. Ia selamat padahal ditembak dalam jarak yang dekat.

Seorang figur lain yang juga sangat inspiratif adalah Scott W. Hahn. Scott W. Hahn dikenal sebagai seorang apolog Kristen, profesor, penulis kontemporer, dan teolog awam Katolik dari Amerika Serikat. Sebelumnya beliau adalah seorang pendeta Gereja Presbiterian lalu berpindah menjadi orang katolik karena dua alasan penting yaitu keagungan Ekaristi dan peran Bunda Maria dalam sejarah keselamatan. Namun apakah ia mudah menjadi orang katolik yang menghormati Bunda Maria? Sebagai seorang penganut Gereja Presbiterian, ia mengikuti pandangan umum gerejanya bahwa hanya Tuhan Allah saja yang berperanan dalam karya keselamatan. Manusia hanya memiliki peran yang pasif saja bagi keselamatan. Pandangan semacam ini mempertegas posisinya bahwa Gereja Katolik melakukan penyembahan berhala kepada Maria. Maria hanya manusia biasa, ciptaan saja tetapi disembah oleh orang katolik sebagai yang ilahi. Ibarat Maria adalah bulan dan Yesus adalah Matahari. Orang katolik mengganti matahari dengan bulan. Jadi ia berpikir bahwa dalam devosi kepada Bunda Maria, ternyata peran Yesus diambil alih bahkan didominasi oleh peran Maria.

Sebenarnya, para tokoh reformasi seperti Marthin Luther dan Kalvin tetapi memiliki ajaran untuk menghormati Bunda Maria. Mereka masih menerima ajaran gereja katolik bahwa Maria adalah Bunda Allah, Bunda Maria itu orang kudus. Sikap anti katoliklah yang menyebabkan pergeseran pandangan umat protestan terhadap Maria. Dengan demikian penghormatan kepada Bunda Maria juga menghilang. Nenek Scott Hahn beragama Katolik. Ia sempat memberikan sebuah Rosario kepada ayahnya dan ayahnya memberikan Rosario yang sama kepada Hahn, namun ia membuangnya begitu saja. Ia berubah total terjadi ketika pada suatu kesempatan ia memutuskan untuk mengambil rosario dan mendoakannya dengan suatu ujud permohonan yang amat pribadi. Ia berdoa tiap hari dan doanya dikabulkan. Scott Hahn berubah pandangan terhadap Bunda Maria. Ia menyelami misteri Rosario yang sebenarnya bahwa Rosario mengantarnya kepada Yesus melalui Bunda Maria (Ad Iesum per Mariam). Ia juga mengatakan bahwa tidaklah mungkin bulan mengganti matahari, matahari tetaplah matahari. Tidaklah mungkin Bunda Maria mengganti Yesus Kristus. Maria tetaplah manusia dan Yesus tetaplah Anak Allah. Rosario bagi Hahn adalah tanda kasih kepada Yesus melalui Maria.

Rosario sebagai tanda kasih sesungguhnya

Paus Yohanes Paulus II pernah menulis Surat Apostolik ‘Rosarium Virginis Mariae’ pada tanggal 16 Oktober 2002. Baginya, Rosario merupakan sebuah ringkasan dari pesan injil bagi kita semua. Jadi namanya Rosario Santa Perawan Maria, namun doa ini sebenarnya bersifat Kristosentris atau yang berpusat pada Kristus sendiri. Rosario merupakan ringkasan mendalam dari pesan Injil Yesus Kristus bagi kita semua. Melalui Rosario umat katolik menerima rahmat yang melimpah, yang seakan-akan datang langsung dari tangan Sang Bunda Penebus.

Rosario sebagai tanda kasih kepada Tuhan Yesus melalui Bunda Maria diungkapkan dengan jelas oleh Paus Yohanes Paulus II. Ia mengatakan bahwa Bunda Maria senantiasa hadir dalam seluruh peristiwa Yesus dalam Injil. Semuanya diawali dengan kehadiran Roh Kudus, bersama roh Kudus dan selamanya bersama dengan Roh Kudus. Maria adalah mempelai Bunda Maria dan selalu hadir dalam peristiwa Yesus.

Inilah peristiwa-peristiwa Yesus yang dimaksudkan Yohanes Paulus II: Pertama, Bunda Maria menerima Khabar dari malaikat Tuhan merupakan tanda awal ia menjadi mempelai Roh Kudus untuk mengandung dan melahirkan Yesus Kristus. Kedua, Bunda Maria membawa Yesus dalam rahimnya untuk mengunjungi dan melayani Elizabeth. Ketiga, Bunda Maria bersama Yusuf suaminya pergi ke Bethlehem dan di sana ia melahirkan Yesus. Keempat, peristiwa keluarga kudus mengungsi ke Mesir dan dari Mesir kembali ke Nazareth. Kelima, keluarga kudus berziarah ke Yerusalem, di mana pada saat berusia dua belas tahun Yesus hilang selama tiga hari. Maria dan Yusuf mencari hingga menemukannya. Keenam, peristiwa paskahnya Yesus di mana Bunda Maria mendampingi Yesus sebagai Bunda yang berduka cita. Ketujuh, Bunda Maria bersama para rasul menunggu kedatangan Roh Kudus dalam peristiwa Pentekosta. Pentekosta adalah hari lahirnya Gereja. Ketujuh peristiwa Yesus ini direnungkan sepenuhnya dalam Rosario suci. Maka Rosario sebagai tanda kasih adalah saat-saat yang indah di mana kita merenungkan ringkasan kehidupan Yesus dalam injil bersama Bundanya. Tangan kita bergerak menghitung manik-manik, semoga cinta kita semakin bertambah kepada Yesus melalui bundanya Maria.

Mewujudkan tanda kasih Tuhan

Saya tertarik dengan sebuah doa dari Bunda Theresia dari Kalkuta kepada Bunda Maria: “Maria, berikan kepadaku hatimu: yang begitu indah, begitu murni, tak bernoda; hatimu begitu penuh dengan cinta dan kerendahan hati bahwa saya dapat menerima Yesus didalam Roti Kehidupan dan mencintai-Nya seperti dirimu mencintai-Nya dan melayani-Nya didalam samaran orang-orang miskin yang menyusahkan.” Ini adalah doa sederhana yang dapat menginspirasikan kita untuk menjadikan doa Rosario harian kita sebagai tanda kasih kepada Tuhan Yesus melalui Bunda Maria. Tanda kasih kepada Yesus dapat juga kita alami dalam Ekaristi, sebuah peristiwa kasih abadi Yesus Kristus bagi kita semua.

Mari kita berusaha untuk mengasihi Bunda Maria dalam doa Rosario kita. Dengan mengasihi Maria, kita mengasihi Yesus Puteranya. Selamat berdoa Rosario. Ad Iesum per Mariam.

P. John Laba, SDB

Leave a Reply

Leave a Reply