Food For Thought: Berani meninggalkan…

Berani meninggalkan segalanya

Hari Minggu ini sangatlah istimewa bagi Gereja Katolik. Bapa Suci Paus Fransiskus mengkanonisasikan 6 orang kudus baru di dalam Gereja Katolik. Mereka adalah Santo Paulus ke-VI, St. Óscar Arnulfo Romero y Galdámez, St. Francesco Spinelli, St. Vincenzo Romano, St. Maria Katharina Kasper, St. Ignacia Nazaria March Mesa dan St. Nunzio Sulprizio. Keenam orang kudus ini memiliki keunikan tertentu dalam hidup mereka. Mereka semua berani meninggalkan segala-galanya lalu mengikuti Yesus sampai tuntas.

Saya tertarik untuk mengambil St. Oscar Romero sebagai inspirator permenungan ini. Selama hidupnya beliau dikenal sebagai pelindung bagi kaum miskin dan tertindas di negerinya El Salvador. Ia pernah berkata: “Kristus sedang ‘tersalib’ bersama-sama rakyat El Savador yang menderita dan tertindas. Maka bagi siapapun yang mengimani Kristus, seharusnya merasa terpanggil untuk  membasuh peluh dan darah yang mengucur dari  luka rakyat El Salvador, bagaikan usapan seorang wanita Yerusalem terhadap wajah Yesus yang penuh dengan luka ketika memanggul salib menuju Golgota.” Kata-kata yang sungguh menunjukkan keberpihakannya kepada kaum miskin, bahkan hingga wafat sebagai martir.

Hari ini Tuhan menegur kita semua supaya berani meninggalkan segalanya supaya dapat melayani Tuhan dengan penuh kasih dan kebebasan. Semua harta kekayaan, tongkat kekuasaan dan takhta itu hanya sementara saja. Emas hanyalah pasir dan perak adalah lumpur. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Sebab itu yang terpenting bagi kita adalah kebijaksanaan (Keb 7:7-11). Mari kita berusaha untuk melepaskan diri, berani meninggalkan segalanya supaya memiliki kebijaksanaan sejati yakni Tuhan sendiri. Kita berani untuk memiliki sikap lepas bebas terhadap harta kekayaan. Kita tidak ada keterikatan terhadap harta yang menghalangi perjumpaan kita dengan Tuhan. Hanya dengan demikian kita boleh memperoleh harta di surga (Mrk 10:21). Tuhan Yesus benar, ketika mengatakan: “Di mana hartamu berada di situ hatimu juga berada.” (Mat 6:21). Saya yakin bahwa Santo Martir Oscar Romero berani meninggalkan segalanya sehingga mampu mengabdi Tuhan melalui kaum miskin hingga wafat sebagai martir.

Lalu apa yang masih kurang? Kita berani untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang tanpa disadari adalah perbuatan dosa. Ketamakan, avarice, korupsi, tertawa di atas penderitaan orang lain, hate speech, menyebarkan hoax, berpikiran negatif dan lain sebagainya. Semua ini adalah penghalang bagi kita untuk berjumpa dengan Tuhan dan sesama. Apa untungnya anda hidup seperti ini? Bukankah kita adalah makhluk sosial, artinya kita akan tetap membutuhkan orang lain? Mari kita berani meninggalkan yang perlu kita tinggalkan terutama penghalang bagi perjumpaan kita dengan Tuhan!

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply