Homili 15 Oktober 2018

Hari Senin, Pekan Biasa ke-XXVIII
Peringatan Wajib St. Teresia dr Yesus
Gal. 4:22-24,26-27,31-5:1
Mzm. 113:1-2,3-4,5a,6-7
Luk. 11:29-32

Yesus lebih dari segalanya!

Seorang remaja mengatakan kepada saya bahwa dia lagi jatuh cinta sama seseorang. Saya bertanya kepadanya tentang siapa yang membuatnya jatuh cinta. Dia berbisik: “YK”. Saya bertanya: “Siapa?” Dia menjawab: “Yesus Kristus”. Saya bereaksi sendiri dengan mengelus dada: “Oh… kirain tukang kebun yang inisialnya juga YK”. Inilah alasan mengapa ia jatuh cinta dengan Tuhan Yesus Kristus: “Sebab Tuhan Yesus Kristus adalah segalanya bagiku. Saya sudah lama mendengar dan membaca Injil dan buku-buku lain tentan-Nya, juga kesaksian hidup yang baik dari para pengikut-Nya, maka saya mengambil keputusan untuk beralih kepada-Nya. Saya adalah baptisan baru Romo.” Wah, saya bahagia mendengar kesaksian hidup dan imannya. Ia jatuh cinta kepada Tuhan Yesus karena ia percaya bahwa Yesua lebih dari segalanya. Ini baptisan baru yang bersaksi. Bagaimana dengan mereka yang sudah lama menjadi orang katolik, dibaptis di dalam Gereja Katolik dan mau mengikuti Yesus dari dekat?

Pada hari ini kita juga mengenang kembali St. Theresia dari Avila. Wanita kudus ini sangat inspiratif sepanjang sejarah Gereja Katolik. Hampir semua media Gereja katolik menayangkan foto-foto dan mengutip kata-katanya yang penuh inspiratif bagi Gereja dan dunia masa kini. Theresia dari Avila dan Yohanes dari Salib membaharui Ordo Carmel. Pembaharuan itu dimulai dari diri mereka sendiri. Mereka melakukan Revolusi Mental dalam hidup membiara, berhadapan dengan para biarawan dan biarawati yang hidupnya sudah di luar jalur yang benar. Theresia dan Yohanes membaharui hidup mereka sebagai pribadi yang taat, miskin dan murni di dalam komunitas mereka. Mereka berjuang memperbaharui kembali semangat spiritualitas Ordo Karmel melalui kehidupan membiara yang suci, dalam doa, serta menjalankan puasa dan berpantang dengan sangat ketat. Ia juga menulis banyak tulisan rohani yang mampu mengubah hidup banyak orang. Saya mengingat salah satu kalimat yang diucapkannya untuk mentaati kehendak Allah misalnya: “Kita hanya bisa belajar mengetahui diri sendiri dan melakukan apa yang kita bisa yaitu, menyerahkan kehendak kita dan memenuhi kehendak Allah di dalam diri kita.” Di tempat lain ia berkata: “Tuhan tidak terlalu peduli dengan betapa pentingnya pekerjaan kita, yang dipedulikan-Nya adalah kasih yang dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan itu.”

Perkataan-perkataan St. Theresia ini menginspirasikan kita untuk memahami bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini. Penginjil Lukas mengisahkan pada hari ini bagaimana reaksi Yesus terhadap orang-orang zaman-Nya yang sudah melihat tanda-tanda heran dan mendengar sendiri kata-kata-Nya tetapi masih meminta tanda untuk menggambarkan siapakan Dia sebenarnya di hadapan mereka. Mungkin kita merasa lucu tetapi itulah manusia dari dahulu hingga sekarang. Mereka memiliki mata tetapi seakan tidak melihat. Sebab itu dengan tegas Yesus berkata: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.” (Luk 11:29-30). Ini berarti orang belum memiliki motivasi yang jelas tentang mengikuti Tuhan Yesus dari dekat. Yesus menganggap mereka sebagai angkatan yang jahat.

Tuhan Yesus mengambil contoh Yunus yang dipanggil Tuhan untuk mempertobatkan orang-orang Ninive. Dia masuk ke dalam perut ikan paus selama tiga hari dan tiga malam. Ia mengalami kegelapan, tinggal bersama kotoran, dingin tetapi akhirnya bisa keliuar dari perut ikan. Selanjutnya ia berjalan sambil menyerukan pertobatan bagi orang-orang Ninive. Seruan tobat itu mengubah hidup banyak orang Ninive. Tuhan Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai Anak Allah yang akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Dia lebih bijaksana dari Salomo. Dia lebih besar juga dari Salomo. Tuhan Yesus lebih besar dari Yunus karena Yunus hanya menyerukan tobat dan selanjutnya adalah urusan Tuhan untuk mengampuni dosa manusia. Dan hanya Tuhan Yesus saja yang mengampuni bahkan menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya.

Mengapa Tuhan Yesus menunjukkan kasih dan pengampunan-Nya bagi manusia? Sebab Ia adalah kasih. Kasuh bagi kita sebagai anak-anak yang lahir dari wanita yang merdeka bukan dari rahim seorang budak. Santu Paulus mengatakan bahwa kita yang ditebus Tuhan Yesus adalah anak-anak dari wanita merdeka yang bukan dari gunung Sinai melainkan dari Yerusalem Surgawi. Inilah perkataan yang menguatkan kita: “Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami.” (Gal 4:27).

Selanjutnya St. Paulus menguatkan kita semua supaya mengakui Yesus sebagai yang lebih besar dan lebih dari segalanya sebab: “Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka. Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” (Gal 4:31; 5:1). Apakah kita merasa bahagia sebagai anak-anak perempuan yang merdeka? Kita harus merasa bangga sebab Tuhan Yesus lebih dari segalanya dan Ia sendiri memerdekakan kita semua.

Saya mengakhiri homili ini dengan mengutip perkataan St. Theresia dari Avila: “Setiap kali kita berpikir tentang Kristus, kita harus ingat akan cinta yang menyebabkan Dia memberikan kepada kita begitu banyak rahmat dan nikmat, dan juga cinta yang besar Tuhan menunjukkan dalam memberi kita di dalam Kristus janji kasih-Nya; untuk cinta panggilan dan untuk cinta sebagai balasannya. Mari kita berusaha untuk menjaga ini selalu di depan mata kita dan membangkitkan diri kita untuk mengasihi Dia.” Sungguh mengasihi Yesus lebih dari segalanya akan membuka pintu keselamatan bagi kita. St. Theresia dari Avila, doakanlah kami. Amen.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply