Food For Thought: Cinta tanpa syarat

Cinta tanpa syarat

Pada malam hari ini saya melanjutkan bacaan Rohani saya. Kali ini saya senang untuk membaca kembali buku ‘De Imitatione Christi’ buah karya Thomas A. Kempis (1380-1471). Dalam pasal yang ke-VIII, Kempis membantu permenungan kita tentang ‘Hal cinta kasih terhadap Yesus di atas segalanya’. Berikut ini adalah kutipan dari tulisannya:

“Segera kita merasa tertipu apabila kita memandang orang lain hanya pada lahirianya saja. Sebab bila kita mencari penghiburan dan keuntungan pada orang lain, sering kali kita malah akan menderita rugi. Sebaliknya, apabila dalam segala usaha kita mencari Yesus, kita pun akan menemukan Dia. Akan tetapi, jika kita mencari diri kita sendiri, kita juga akan menemukan diri kita sendiri, yang mengakibatkan kehancuran diri kita sendiri juga. Sebab jika orang tidak mencari Yesus, ia akan merugikan dirinya sendiri lebih daripada kerugian yang dapat dideritanya dari musuh-musuhnya dan dari seluruh dunia.” (VIII:3).

Kita menyaksikan banyak orang di sekitar kita sangat mudah terpesona dengan penampilan lahiria seseorang sampai melupakan Tuhan yang menciptakannya. Manusia memiliki kelemahan ini: suka melihat tampilan lahiria saja, sedangkan Tuhan melihat hati manusia. Manusia memiliki hati untuk mengasihi maka pertanyaannya adalah apakah manusia benar-benar mengasihi atau tidak benar-benar mengasihi. Manusia mengalami kasih maka apakah kasih itu dapat dibagikan kepada sesamanya. Manusia perlu belajar untuk mengasihi tanpa syarat. Manusia perlu mencari Yesus, sang kasih Bapa tanpa syarat.

Saya mengingat kata-kata yang meneguhkan dari Paus Fransiskus hari ini:

“Anda tidak dapat mencintai hanya selama ada kesempatan yang “menguntungkan”. Cinta memanifestasikan dirinya sendiri ketika melampaui segala kepentingan diri sendiri, dan ketika diberikan tanpa syarat”.

Mari kita belajar untuk mencintai tanpa syarat. Para suami dan istri, kasihilah seorang akan yang lain tanpa syarat. Anak-anak hendaknya saling mengasihi sebagai saudara tanpa syarat dan mengasihi orang tuamu tanpa syarat apapun. Para imam, biarawan dan biarawati, cintailah panggilan hidupmu tanpa syarat sebab panggilan itu berasal dari Tuhan yang adalah kasih. Cinta kasih yang benar itu diberikan kepada dan diterima dari tanpa syarat. Kalau ada syarat maka itu bukanlah cinta sejati.

Terima kasih Tuhan karena Engkaulah sumber kasih sejati. Terima kasih anda yang mengasihiku tanpa syarat dan yang saya kasihi tanpa syarat juga sebagai seorang gembala. Tanpa kasih tak ada kehidupan dalam dunia manusia. Hanya cinta kasih yang mengubah kematian menjadi suatu hidup abadi. Cinta kasih adalah segalanya.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply