Food For Thought: Pilihan melayani kaum miskin

Pilihan mendasar adalah orang miskin

Banyak orang masih hidup dalam suasana kemiskinan. Ada orang tertentu yang mengawali hidupnya dalam kemiskinan yang paling ekstrim. Tentu saja ini adalah hidup yang sangat keras bagi seorang manusia. Kita dapat membayangkan bagaimana hidup orang itu selanjutnya. Mungkin akan semakin baik atau semakin melarat. Ada orang tertentu yang mengalami kemiskinan namun masih berusaha untuk menolong orang lain yang lebih miskin darinya. Orang-orang seperti ini mungkin saja mengalami kemiskinan tertentu, dan ketika bangkit dari kemiskinannya itu ia berniat untu membagi hidupnya bagi sesama yang lain.

Saya mengingat T Raja Auto Raja. Beliau mengawali hidupnya dalam kegelapan. Ia selalu berbuat dosa! Ayahnya tidak bisa menahan malu sehingga T Raja diusir dari rumahnya sendiri. Ia lalu menjadi anak jalanan. Lama setelah itu ia mengalami pertobatan radikal karena terinsipirasi oleh dua orang penting. Pertama, Yesus Kristus. Bagi T Raja Auto Raja, Dialah Anak Allah yang rela menjadi miskin sehingga dapat mengangkat harkat dan martabat manusia menjadi sempurna. Kedua, Bunda Theresia dari Kalkuta. Bagi T Raja, sosok bunda Teresa mengubah mindsetnya terhadap orang-orang miskin. Cinta kasih yang ditawarkan Bunda Theresia adalah cinta kasih yang universal. Orang-orang miskin selalu menjadi pilihan mendasar bagi pelayanannya.

Kedua sosok ini yang berhasil mengubah pilihan hidupnya. Baginya, orang-orang miskin memiliki nilai kehidupan. Ia menampung kaum miskin di dalam rumahnya sendiri. Ia tetap menjadi seorang Hindu sejati, berhasil mendirikan New Ark Mission of India. Organisasi kemanusiaan ini membantu orang-orang miskin di India. Prinsipnya sangat sederhana, sekurang-kurangnya sebelum orang-orang miskin India ini meninggal dunia, mereka sudah meminum Coca Cola, Pepsi dan 7up.

Hal yang menyenangkan hati dan membanggakan kita adalah T Raja mendapat kekuatan dari semangat dan keteladanan Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Theresia dari Kalkuta. Theresia dari Kalkuta meninggalkan Yugoslavia, datang ke Kalkuta hingga akhir hidupnya dipersembahkan bagi kaum papa dan miskin. Semua pengorbanan diri berakhir dengan kematian. Kematian memisahkan kita dari dunia yang nyata. T Raja memberi dirinya secara total bagi kaum miskin. Ia memiliki harapan bahwa kaum miskin akan mengalami kebahagiaan di dunia yang lain bersama sang Pencipta.

Paus Fransiskus pernah berkata: “Marilah kita memohon rahmat Tuhan untuk membuka mata dan hati kita untuk menghadapi kaum papa miskin supaya kita mampu mendengar seruann dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan mereka.” Kita mendoakan kaum miskin dan selalu siap untuk melayani mereka. Paling kurang seperti pengalaman T.Raja, sebelum mereka yang miskin meninggal dunia, mereka boleh menikmati soft drink tertentu. Layani dan perhatikanlah orang-orang miskin yang selalu hadir di dalam hidup kita.

P. John Laba, SDB

Leave a Reply

Leave a Reply