Food For Thought: Tentang hati…

Tentang hati itu tidak dapat dibohongi

Saya pernah diundang untuk merayakan misa syukur di sebuah lingkungan. Ketua seksi liturgi lingkungan menyiapkan buku-buku tertentu untuk dipakai seperti Tata Perayaan Ekaristi, Puji Syukur dan Alkitab. Di dalam buku Puji Syukur saya menemukan sebuah pembatas buku dengan gambar hati, dan di bawah gambar hati itu terdapat sebuah tulisan tangan: “Tentang hati itu tidak dapat dibohongi”. Saya hanya tersenyum sambil menyiapkan perayaan misa. Saya menduga, sang penulis hendak menjelaskan tentang hati sebagai simbol kasih. Memang orang tidak dapat dapat berbohong ketika dia sedang jatuh cinta dan mengekspresikannya dengan ikon hati atau gambar hati.

Sebagai pengguna WhatsApp, kita juga sering melihat dan menggunakan emoji hati dalam aneka warna yakni merah, hijau, kuning, oranye, biru, ungu, dan hitam. Masing-masing emoji ini memiliki arti tertentu dan perlu kita pahami karena mewakili emosi jiwa kita: Hati berwarna merah melambangkan cinta penuh persahabatan. Hati berwarna oranye melambangkan rasa cinta setengah hati, relasi hanya sebatas teman biasa saja. Hati berwarna kuning menunjukkan cinta itu laksana emas, sebab itu hati berwarna kuning melambangkan cinta kasih dan kemurnian hati. Ada rasa bahagia, penuh sukacita. Hati berwarna hijau melambangkan gaya hidup dan kedekatan dengan alam, juga hati penuh harapan. Hati berwarna biru melambangkan keyakinan penuh dan kesetiaan dalam hidup. Hati berwarna ungu melambangkan kasih sayang penuh kepedulian. Hati berwarna hitam melambangkan kesedihan dan penderitaan. Emoji aneka warna hati merupakan ungkapan perasaan atau emosi jiwa kita kepada sesama manusia. Kita adalah bagian dari hidup mereka dan mereka adalah bagian dari hidup kita.

Pada hari ini kita merayakan Hari Raya Hati Amat Kudus Yesus. Tentu saja Hati Yesus adalah segalanya, melebihi emoji dan ungkapan apapun. Yesus adalah cinta kasih yang benar bukan cinta palsu. Dia memberi dirinya secara total bagi kita. Tuhan Yesus pernah menampakkan diri-Nya kepada Santa Margaret Mary Alacoque dan berkata: “Lihatlah Hati itu, yang telah mengasihi umat manusia dan memberikan segala- galanya kepada mereka, bahkan menyerahkan dirinya sediri sebagai jaminan kasih-Nya, tetapi menerima dari sebagian besar umat manusia, bukan balasan kasih, melainkan rasa tidak berterimakasih, dan penghinaan kepada Sakramen Kasih.” Yesus mengasihi sampai tuntas meskipun manusia hanya mengasihi setengah hati kepada-Nya karena selalu diselimuti dosa dan salah. Yesus mengasihi kita sampai tuntas maka kita hendaknya serupa dengan-Nya.

Pada hari ini kita mengulangi doa ini: “Yesus yang lemah lembut dan rendah hati, jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. Amin.”

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply