Homili 26 Juli 2019

Perayaan Wajib St. Yoakim dan Anna
Orangtua Santa Perawan Maria
Sir. 44:1,10-15
Mzm. 132:11,13-14,17-18
Mat. 13:16-17

Dari orang tualah saya belajar!

Adalah Zig Ziglar (1926-2012). Beliau adalah seorang penulis kawakan dari Amerika Serikat. Ia pernah berkata: “Saya yakin bahwa yang dibutuhkan anak-anak hari ini adalah orang tua bukan teman. Mereka membutuhkan seseorang yang akan melakukan penilaian matang tentang dirinya”. Kata-kata ini menggambarkan relasi kasih antara anak-anak dan orang tuanya. Memang orang tua adalah pemberian Tuhan bagi anak-anak. Sebab itu, anak-anak tidak dapat memilih orang tuanya, seorang pria yang menjadi ayah dan seorang wanita menjadi ibunya. Ketika anak-anak bertumbuh menjadi besar baru mereka sadar bahwa ayah dan ibu sudah disiapkan Tuhan bagi mereka. Para orang tua sendiri menyadari bahwa anak-anak adalah pemberian, kadang-kadang dikatakan titipan dari Tuhan. Ayah dan ibu sebagai orang tua tidak dapat memilih anak mana yang mereka sukai sebab anak-anak adalah buah kasih bagi mereka. Dalam Bahasa Inggris kata keluarga disebut Family. Orang mengatakan Family itu kepanjangannya: “Father And Mother I Love You”. Sebuah keluarga sejati adalah ketika anak-anak dengan terbuka mengatakan ayah dan ibu aku mencintaimu.

Pada hari ini kita merayakan peringatan orang tua Bunda Maria yakni Santa Ana dan Santu Yoakim. Dari pohonnya kita mengenal buahnya. Maka bagi saya, tepat sekali perkataan Tuhan Yesus di atas bukit Sabda Bahagia ini: “Demikian setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.” (Mat 7: 17-18). Dari Ana dan Yoakim ini maka kita mengenal dan mencintai Santa Perawan Maria, satu-satunya putri kesayangan mereka. Harapan dan impian Ana dan Yoakim menjadi kenyataan dengan lahirnya Maria. Mereka berusaha untuk membesarkan dan mendidik Putri mereka semata wayang, terutama tentang kekudusan di hadirat Tuhan.

Siapakah Ana dan Yoakim? Menurut sejarah Gereja, Ana dan Yoakim adalah orangtua kandung Santa Perawan Maria, Bunda Yesus, Putera Allah yang tunggal. Mereka berdua adalah keturunan dari raja Daud yang setia menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya. Ana dan Yoakim ikhlas mengasihi dan mengabdi Tuhan Allah dan sesama manusia. Mereka adalah orang Yahudi tulen yang layak di hadapan Allah. Tuhan Allah memilih dan menentukan mereka untuk terlibat dalam karya keselamatan Allah dengan melahirkan dan membesarkan Santa Perawan Maria.

Namun apa yang terjadi sebelumnya? Usai pernikahannya, mereka menunggu lama untuk memiliki anak. Sebab itu mereka menggantungkan seluruh harapan mereka kepada Tuhan. Sebagai seorang wanita Yahudi, Ana mungkin mengalami kesulitan, stress karena omongan orang bahwa dia mandul. Bagi orang Yahudi, wanita mandul itu mungkin mendapat kutukan dari Tuhan karena kesalahan tertentu yang sudah dilakukannya. Maka Ana berusaha untuk menenangkan bathinnya dengan berdoa kepada Tuhan Allah. Mereka juga berziarah ke Yerusalem dan bernazar bahwa apabila mereka dikaruniai seorang anak maka mereka akan mempersembahkannya kepada Tuhan Allah.

Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Tuhan mendengar dan menjawab doa, harapan dan permohonan Ana dan Yoakim. Dikisahkan bahwa ada seorang malaikat yang menampakan dirinya kepada Ana dan berkata: “Tuhan berkenan mendengarkan doa ibu! Ibu akan melahirkan seorang anak perempuan, yang akan membawa suka cita besar bagi seluruh dunia!” Ana melahirkan putri tunggalnya dan diberinya nama Maria, artinya pribadi yang memiliki kasih seluas samudera raya. Maria nantinya menjadi bunda Yesus sang kasih sejati dari Tuhan Allah. Benar pengakuan Yohanes: “Allah adalah kasih!”

Dalam sejarah Gereja, orang-orang Yunani mendirikan sebuah basilika di Konstantinopel pada tahun 550 untuk menghormati Santa Ana. Paus Gregorius XIII (1572-1585) memulai devosi kepada Ana diseluruh Gereja pada tahun 1584. Nama Yoakim berarti ‘Persiapan bagi Tuhan’ dan Anna berarti ‘Rahmat atau Karunia’. Nama dan maknanya masing-masing ini benar-benar mengarahkan kita pada persiapan untuk keselamatan.

Bacaan Injil pada hari ini sangat inspiratif. Tuhan Yesus seakan mengenang kakek dan nenek-Nya dengan sebuah perkataan ini: “Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarny.” (Mat 13:17). Ana dan Yoakim adalah orang benar yang ingin melihat tetapi hanya putri mereka semata wayang yaitu Maria yang melihat Yesus, keselamatan dan damai kita. Mata mereka memang tidak melihat tetapi mereka sesungguhnya sudah melihat Tuhan dalam diri Maria.

Pada hari ini kita berdoa bagi orang tua kita masing-masing. Dari merekalah saya, engkau dan kita semua merasakan kasih dan kebaikan Tuhan. Dari merekalah kita belajar tentang hidup sebagai anak Tuhan. St. Ana dan Yoakim, doakanlah kami. Amen.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply