Food For Thought: Berkeliling dan Berbuat Baik

Berkeliling sambil berbuat baik

Saya mengakhiri hari ini dengan sebuah permenungan tentang sosok Yesus dalam pikiran St. Petrus. Dalam pembicaraannya di rumah Kornelius, Ia berkata: “Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.” (Kis 10:37-38). Sosok Yesus yang ditampilkan di sini: Allah menyertai Dia; Dia adalah Mesias artinya Dia diurapi Roh Kudus; Dia selalu berkeliling dan berbuat baik dan Dia menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis. Semua yang disebutkan di sini menunjukkan kualitas Yesus dan perutusan-Nya di dunia ini.

Pengalaman Yesus menjadi pengalaman hidup kita sebagai pengikut-Nya. Kita percaya bahwa Dia adalah Imanuel, artinya Allah beserta kita. Allah Bapa tidak hanya menyertai Yesus Putera-Nya, Ia juga senantiasa menyertai kita semua. Tuhan Yesus diurapi atau ditahbiskan, kita juga mengalami pengurapan Roh Kudus dalam sakramen pembaptisan dan Krisma. Saya sebagai imam mendapat pengurapan saat ditahbiskan sebagai imam oleh Bapa Uskup. Dengan sakramen Pembaptisan, kita mendapat kuasa untuk berkeliling dan berbuat baik seperti Yesus sendiri. Kita mendapat kuasa untuk menyembuhkan sesama yang sakit dalam doa dan karya. Semua yang kita lakukan bukan atas nama diri kita tetapi bahwa kita melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus sendiri.

Kita berhadapan dengan sebuah pertanyaan sederhana ini: “Sudahkah anda berbuat baik pada hari ini?” Mungkin ada di antara kita yang sudah berbuat baik maka syukurilah. Kalau saja anda belum berbuat baik maka masih ada kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk berbuat baik. St. Theresia dari Kalkuta pernah berkata: “Hal yang baik yang anda lakukan hari ini mungkin saja akan dilupakan besok. Sekalipun begitu berbuat baiklah apapun yang terjadi.” Kalau kita berbuat baik maka jangan berhenti. Lanjutkan perbuatan baik kita sebab perbuatan baik akan kembali kepada kita. Berbuat baik itu seperti boomerang.

Banyak kali kita juga berkeliling tetapi bukan untuk berbuat baik. Hal sesungguhnya yang terjadi adalah orang berkeliling untuk bergosip dari rumah ke rumah, menceritakan kehidupan pribadi orang lain dan menertawakan hidup mereka. Ini merupakan perbedaan besar antara Yesus dan kita. Betapa rapuhnya kehidupan kita di hadapan Tuhan dan sesama.

Saya mengakhiri permenungan ini dengan mengutip Dale Carnegie (1888-1955). Beliau adalah seorang penulis berkebangsaan Amerika Serikat, pernah berkata: “Jika kamu berbuat baik kepada seseorang, jangan diingat. Jika seseorang berbuat baik kepada kamu, jangan pernah dilupakan.” Kata-kata ini sederhana tetapi sangat mendalam maknanya. Mari kita coba melakukannya dalam perbuatan-perbuatan baik kita, terutama kepada mereka yang sangat membutuhkan.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply