Homili 15 Januari 2020

Hari Rabu, Pekan Biasa I
1Sam. 3:1-10,19-20
Mzm. 40:2,5,7-8a,8b-9,10
Mrk. 1:29-39

Sembuhkanlah saudaramu!

Saya pernah mengunjungi seorang umat yang sudah beberapa Minggu terbaring di rumah sakit. Teman-temannya melabelnya sebagai pasien terbaik di rumah sakit itu karena hampir setiap bulan ia berobat dan opname. Ketika tiba di ruangan opname, saudaranya mengatakan kepada saya, “Romo, sembuhkanlah saudaraku”. Saya tersenyum dan mengatakan kepadanya: “Tuhan Yesus akan menyembuhkannya karena doa-doa kita semua”. Tuhan yang kita Imani adalah Allah yang menyembuhkan. Ia menjamah dan menyembuhkan sakit dan penyakit saudara ini dan label sebagai pasien terbaik di rumah sakit itu pun lenyap. Ia sangat bersyukur karena Tuhan menyembuhkannya. Saya merasa yakun bahwa kita semua pernah sakit dan memiliki pengalaman tertentu yang mirip. Kita semua membutuhkan kesembuah sebagai anugerah Tuhan.

Pada hari ini kita mendengar kisah lanjutan tentang hidup Yesus versi Injil Markus. Ia barusan mengajar dengan kuasa dan wibawa serta menyembuhkan seorang yang kerasukan roh jahat. Hal ini membuat semua orang takjub kepada-Nya. Selanjutnya,Yesus dengan ditemani oleh anak-anak Zebedeus, yakni Yakobus dan Yohanes pergi mengunjungi Simon dan Andreas. Pada saat itu ibu mertua Simon sakit demam sehingga mereka meminta Yesus untuk menyembuhkannya. Yesus menjenguknya, memegang tangannya dan membangunkannya. Sakit demamnya pun hilang seketika. Ia pun melayani Yesus dan para murid-Nya dengan sukacita. Pada hari yang sama, orang membawa banyak orang sakit kepada Yesus. Ia sekali lagi menunjukkan kuasa-Nya dengan menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir setan-setan. Ia tidak memberi kesempatan kepada setang untuk menunjukkan kuasanya sebab Yesus lebih berkuasa dari mereka. Hari itu ditutup dengan mukjizat penyembuhan-penyembuhan.

Yesus memasuki hari yang baru dengan pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa. Ia bersyukur karena anugerah sabda dan kesembuhan yang diterima dari Bapa dan diteruskan kepada para murid-Nya. Simon dan kawan-kawannya juga mencari keberadaan Yesus. Mereka mengatakan kepada Yesus bahwa semua orang mencari-Nya untuk disembuhkan. Ia berkeliling bersama para murid-Nya untuk berbuat baik. Ia mewartakan Injil dan melakukan tindakan penyembuhan dengan penuh sukacita.

Kisah Injil hari ini mengatakan tentang hidup kita setiap hari. Kita semua pernah sakit. Pada saat-saat seperti itu kita mendekatkan diri kepada Tuhan melalui doa-doa, menerima sakramen perminyakan, kita dikunjungi untuk didoakan. Ini adalah tanda bahwa Tuhan Yesus hingga saat ini melawati kita dan menyembuhkan kita semua dari sakit penyakit yang ada di dalam diri kita. Tuhan membantu kita untuk ikut menyembuhkan saudara-saudara kita. Masalahnya adalah banyak orang katolik yang mendua hati. Mereka percaya kepada dukun dan tukang ramal. Mereka lebih percaya kepada romo-romo yang katanya punya indera keenam. Padahal sebenarnya romo-romo itu juga bias-biasa saja. Tanpa Tuhan mereka juga tidak dapat berbuat apa-apa. Nah di sini ada dua hal penting, di satu pihak orang mengagungkan Tuhan dan mengandalkan kuasa-Nya. Di lain pihak orang masih mengagungkan manusia dan melupakan Tuhan. Apakah anda juga masuk dalam kategori seperti ini?

Dalam bacaan pertama, kita mendengar kisah tentang Samuel kecil. Meskipun umurnya belum cukup, namun karena komitmen dan janji Hannah ibunya kepada Tuhan maka ia dipersembahkan kepada Tuhan melalui imam Eli. Ia mendapat tiga kali panggilan dan imam Eli mengajarkannya: “Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” (1Sam 3:9-10). Dikisahkan juga bahwa sejak saat itu Samuel bertambah besar dan Tuhan menyertainya. Ia setia dalam mewartakan Sabda Tuhan.

Kita perlu bersyukur kepada Tuhan karena Ia senantiasa berbicara kepada kita. Ia dapat berbicara kepada kita melalui orang-orang yang kita jumpai setiap hari. Pembicaraan-pembicaraan kita dapat memnyembuhkan mereka yang sakit dan meringankan beban hidup sesame yang berbeban berat. Kita belajar dari Yesus yang datang untuk mewartakan Injil dengan pengajaran-pengajaran-Nya, menyeruhkan tobat dan melepaskan segala penyakit dan kelemahan-kelemahan kita.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply