Renungan 3 September 2013

St. Gregorius Agung
Hari Selasa, Pekan Biasa XXII
1Tes 5:1-6.9-11
Mzm 27:1.4.13-14
Luk 4:31-37


Menantikan Akhir  Zaman


Pada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan peringatan St. Gregorius Agung.  Ia lahir tahun 540. Sebelum masuk ke dalam biara, ia mempelajari ilmu politik. Pada tahun 586 ia dipilih menjadi Abbas di Biara St. Andreas, Roma. Tidak lama kemudian ia dipilih menjadi Paus dan mulai berkarya pada tanggal 3 September 390. Masa kepausannya adalah 14 tahun. Ia wafat pada tanggal 12 Maret 604. Ia menamakan dirinya servus servorum Dei (Hamba dari para hamba Allah). Pada hari ini marilah kita berdoa untuk Bapa Suci, Paus Fransiskus.


Masih segar dalam ingatan kita sebuah ramalan bahwa pada tanggal 21 Desember 2012 yang lalu dunia ini kiamat sesuai dengan kalender suku Maya. Banyak orang memiliki reaksi seperti santai, skeptis, panik dan pasrah saja. Sebenarnya ini bukan pertama kali ramalan tentang akhir zaman atau dunia kiamat. Ada banyak sekali ramalan yang terjadi sebelumnya. Misalnya ramalan Nabi Ayam di Leeds (1806), ramalan para Mirelis (23 April 1843), Kiamat Mormon (1891), Komet Halley (1910), Pat Robertson (1982), Sekte Gerbang Surga (1997), Nostradamus (1999), Y2K, 1 Januari 2000, Dunia membeku 5 Mei 2000, Kiamat Musim Gugur 2008 dan Harold Camping 2011.Semua ramalan ini mengatakan tentang akhir dunia tetapi tidak pernah terjadi.

Pada hari ini St. Paulus dalam bacaan pertama mengingatkan kita tentang zaman dan kedatangan Tuhan. Ia mengatakan: “Saudara-saudara, tentang zaman dan kedatangan Tuhan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kalian sendiri tahu benar-benar bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada waktu malam.” Perkataan Paulus ini mengingatkan kita akan pernyataan Yesus sendiri tentang akhir zaman. Ia berkata, “Tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri” (Mat 24:36). Jadi hanya Allah Bapa yang tahu segala sesuatu. Manusia hanya boleh meramal dan mencemaskan manusia yang lain, tetapi Tuhan Bapa di Surga yang punya rencana dan kuasa atas hidup dan matinya manusia, atas akhir dari segalanya di dunia ini. 

Apa yang harus dilakukan oleh manusia menyongsong kedatangan Tuhan? Menurut Paulus, orang jangan terlalu merasa nyaman dan lupa diri dengan keadaanya di hadirat Tuhan. Pengalaman wanita hamil yang ditimpa sakit bersalin menunjukkan bagaimana setiap orang memiliki penderitaan tersendiri di dunia ini. Untuk itu Paulus mengingatkan Jemaat di Tesalonika supaya tidak menjadi panik karena mereka sudah menerima Injil dan menjadi anak-anak terang dan anak-anak siang. Mereka seharusnya jangan terlena dan tertidur seperti berada dalam suasana kegelapan, tetapi selalu berjaga-jaga dan sadar untuk menanti kedatangan hari Tuhan yang dikatakan datangnya tiba-tiba seperti pencuri pada waktu malam. Tuhan sendiri bagi Paulus, tidak menghendaki kehancuran manusia tetapi keselamatan karena jasa Yesus Kristus PuteraNya. Ia datang ke dunia untuk mencari orang berdosa supaya diselamatkan. Maka dengan wafat dan kebangkitanNya kita disadarkan untuk tetap hidup dengan Dia selama-lamanya. Di samping sikap bathin berjaga-jaga dan sadar, Paulus juga mengingatkan kita semua untuk saling menasihati dan saling membina supaya layak di hadirat Tuhan.

Nasihat Paulus kepada jemaat di Korintus masih aktual di dalam kehidupan kita saat ini. Banyak kali kita mudah terpancing dengan situasi tertentu. Ada banyak malapetaka berupa bencana alam, peperangan, penyakit menular dan pengalaman penderitaan lain yang melanda dunia dan kehidupan pribadi manusia. Pengalaman-pengalaman ini bisa menjadi pengalaman yang mendidik dan mendewasakan dalam iman kepada Tuhan. Namun demikian adakalanya pengalaman seperti ini sangat menjauhkan manusia dari Tuhan karena manusianya belum siap menerima pengalaman-pengalaman negatif di dalam hidupnya. Hari ini mata kita dibuka oleh Paulus untuk senantiasa berjaga-jaga sebagai anak terang. Mari kita saling mendengar satu sama lain, saling menasihati agar layak di hadirat Tuhan pada saat Ia datang dan memanggil kita dari hidup di dunia ini.


Penginjil Lukas dalam perikop yang kita dengar pada hari ini mengingatkan kita untuk membuka diri kita kepada Tuhan Yesus. Dialah Putra Allah yang datang ke dunia untuk memberi keselamatan kepada kita semua. Ketika memulai karyaNya di depan umum, banyak orang terpesona dan takjub kepadaNya karena sabdaNya penuh kuasa dan wibawa. Dikisahkan bahwa ada setan yang sedang merasuki seorang di dalam rumah ibadat, tunduk kepadaNya dengan berteriak: “Hai Engkau, Yesus orang Nazareth, apa urusanMu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapakah Engkau: Engkaulah Yang Kudus dari Allah”. Hal ini membuktikan bahwa kuasa Tuhan Yesus itu luar biasa. PerkataanNya mampu mengusir setan dari dalam tubuh manusia yang dirasukinya.

Kerajaan Allah dihadirkan Yesus dalam Sabda dan Karya. Semua mukjizat yang dilakukan itu mau mengatakan kepada kita kuasa Tuhan yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Tuhan tidak pernah mencari kehancuran atau kebinasaan manusia tetapi kehidupan yang bahagia dan terberkati selamanya. Tuhan menghendaki keselamatan kekal kepada setiap pribadi. Manusia diharapkan terbuka hatinya kepada rencana Tuhan, meletakkan seluruh hidup dan harapannya kepadaNya. Mari kita menanti kedatangan Tuhan dengan selalu berjaga-jaga dan penuh kesadaran sebagai orang beriman.


Doa: Tuhan, semoga kami selalu siap menantikan kedatanganMu. Amen

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply