Renungan 2 Oktober 2013

Malaikat Pelindung
Hari Rabu Pekan Biasa XXVI
Kel 23:20-23
Mzm 90:1-6.10-11
Mat 18:1-5.10

 

Anda juga punya malaikat Pelindung!
Pada hari ini seluruh Gereja katolik merayakan pesta para Malaikat Pelindung. Ibadat untuk menghormati para Malaikat Pelindung dahulu dirayakan bersamaan dengan perayaan Malaikat Agung St. Mikhael setiap tanggal 29 September. Dalam perkembangan selanjutnya, perayaan ini dipisahkan untuk membedakan para Malaikat Agung dan para Malaikat Pelindung. Pada tahun 1411 diadakan pesta khusus bagi para Malaikat Pelindung di Valencia, Spanyol. Pesta ini lebih berhubungan dengan peran Malaikat sebagai pelindung kota Valencia. Paus Paulus V, pada tahun 1614 menetapkan beberapa indulgensi kepada para anggota persaudaraan Malaikat Pelindung. Paus Klemens X menetapkannya sebagai perayaan wajib dalam liturgi Gereja Katolik pada tahun 1670. Dalam sejarah Gereja, banyak orang kudus yang memiliki hubungan nyang akrab dengan malaikat pelindungnya: St. Petrus, Thomas Aquino, Fransiskus dari Sales, Fransiskus Asisi, Gemma Galgani, Fransesca Romana dan Pio dari Pietrelcina.
Siapakah malaikat itu? Kata Malaikat dalam bahasa Latin disebut Angelus. Kata ini berasal dari kata Yunani Anghelos yang berarti seorang utusan yang membawa pesan tertentu. Dalam Bahasa Indonesia kita sebut malaikat yang berasal dari kata berbahasa Arab  “malak” yang berarti kekuatan. Dalam bahasa Ibrani disebut mal’ak yang berarti pembawa pesan. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa Malaikat adalah makhluk murni, spiritual, bukan makhluk bertubuh, tak kelihatan, tak dapat mati, dan berpribadi, dianugerahi akal dan kehendak. Mereka mengkontemplasikan dan bertatap muka dengan Allah terus menerus dan mereka memuliakanNya. Mereka mengabdiNya dan menjadi pembawa pesan dalam melaksanakan misi penyelamatanNya bagi semua (KGK 328-333.350-351). Bagaimana Gereja merasakan kehadiran para malaikat? Sekali lagi Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa Gereja bergabung dengan para malaikat dalam menyembah Allah, meminta pertolongan mereka dan memperingati mereka di dalam liturgi (KGK, 334-336.352). St. Basilius Agung mengajarkan bahwa disamping setiap orang beriman, selalu berdiri seorang malaikat sebagai pelindung dan gembala yang akan menuntunnya kepada kehidupan.

Menurut Kitab Suci Perjanjian Lama, Tuhan Allah memberikan kepada setiap orang beriman Malaikat Pelindung. Di dalam Kitab Keluaran misalnya, Tuhan memberikan malaikatNya sebagai pelindung dan penasihat bagi bangsa Yahudi. Tuhan bersabda: “Sesungguhnya Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya sebab namaKu ada di dalam dia” (Kel 23:20-21).

 

Tuhan Yesus sudah memilih dua belas orang sebagai rasul-rasulNya. Keduabelas orang ini bukanlah orang-orang yang sudah sempurna tetapi orang-orang yang belum sempurna supaya disempurnakan atau dikuduskan. Dalam sebuah perjalanan ke Kapernaum mereka mempersoalkan siapa kiranya yang terbesar di antara mereka. Pikiran mereka adalah Yesus nantinya menjadi raja dalam pandangan manusiawi, Ia akan memiliki kekuatan untuk mengusir orang-orang Romawi. Maka harapan mereka adalah menjadi pejabat di sekitar Yesus. Ternyata Yesus menanggapi dengan sangat berbeda. Ia tidak mengatakan tentang Kerajaan duniawi, tetapi Kerajaan Surga. Ia justru mengarahkan mereka supaya mencapai kekudusan dengan semangat kerendahan hati dan melayani. Orang besar adalah pribadi yang rendah hati dan pelayan.
Untuk meredam ambisi para muridNya, Yesus mengambil contoh seorang anak kecil. Yesus tentu tidak bermaksud menghadirkan anak kecil sebagai model innocent, contoh orang rendah hati atau kebajikan moral lainnya. Yesus justru menghadirkan anak kecil sebagai makhluk yang lemah, tidak berdaya, sangat bergantung pada orang lain, dia membutuhkan uluran tangan orang lain. Seorang murid Yesus harus bersikap seperti ini di hadapan Tuhan. Ia lemah dan tak berdaya dan menggantungkan seluruh hidupnya hanya kepada Tuhan. Ini spirit anak kecil di dalam perikop Injil kita hari ini. Pada akhir bacaan Injil Yesus berkata: “Jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah BapaKu yang di Sorga.”(Mat 18:10).
Pada hari ini pikiran kita dibuka dan mengalirlah rasa syukur yang sangat mendalam karena Tuhan baik. Ia menyayangi kita dengan mengutus malaikat-malaikatNya untuk mengelilingi dan melindungi kita sejak lahir hingga kematian kita. Apakah kita menyadari kehadiran Tuhan melalui para malaikatNya?
Doa: Ya Malaikat Allah, pelindungku tersayang, melalui engkau kasih Allah dinyatakan kepadaku secara sempurna. Mulai saat ini dampingilah aku untuk menerangi, melindungi, memimpin dan membimbingku. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply