Homili Hari Minggu Biasa ke-XXX/B – 2015

Hari Minggu Biasa ke-XXX/B
Yer. 31:7-9
Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6
Ibr. 5:1-6
Mrk. 10:46-52

Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui!

imageAda seorang sahabat mengirim pesan singkat kepadaku pada pagi hari ini, berisi kutipan dari Kitab nabi Yesaya: “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepada-Nya selama Ia dekat.” (Yes 55:6). Selanjutnya, ia mengomentari: “Selamat melayani orang-orang yang mencari Tuhan, Romo John.” Saya secara pribadi merasa bahagia karena disapa pagi-pagi sebelum merayakan Misa Hari Minggu Biasa ke-XXX/B. Saya boleh mengatakan sebuah kebahagiaan istimewa karena saya merasakan peneguhan dari seorang sahabat, sebelum saya melayani umat yang mencari Tuhan. Saya yakin bahwa pada hari Minggu ini banyak orang berdatangan mencari dan menemukan Tuhan di rumah kediaman-Nya. Pikiran saya lalu tertuju kepada semua orang yang letih lesu dan berbeban berat. Mereka ingin merasakan kelegaan dari Tuhan di rumah-Nya. Situasi mereka kiranya seperti ini: ketika tiba di rumah Tuhan, ada petugas tata laksana di Gereja yang menyambut mereka dengan penuh keramahan, dilayani oleh pelayan-pelayan Tuhan dalam Sabda dan Ekaristi dengan baik. Beban-beban mereka yang berat terasa ringan. Mungkin ada juga sesama umat yang datang dengan beban berat tetapi tidak diterima dengan baik oleh para petugas tata laksana karena mereka masih ngobrol sendiri, homili para romo yang tidak melegakan karena isinya menyindir umat. Inilah suasana kita setiap hari Minggu.

Tuhan Yesus selalu bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Ia Ia sendiri berkata, “Marilah kita pergi ke tempat-tempat yang lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” (Mrk 1:38). Dan benar, Ia senantiasa berkeliling dan berbuat baik (Kis 10:38). Pada hari ini kita mendengar penginjil Markus mengisahkan perjalanan Yesus melewati Yerikho. Kota Yerihko memang layak dikunjungi karena merupakan salah satu kota perdagangan pada masa lalu. Dikisahkan bahwa Yesus sudah masuk kota Yerikho dan perlahan keluar dari kota itu bersama para murid dan banyak orang yang mengikuti-Nya. Bartimeus artinya “Anak Timeus” adalah seorang pengemis dengan kondisi fisik buta, sedang duduk di pinggir jalan. Tentu saja ia duduk dan meminta sedekah. Ia mendengar suara banyak berjalan di depannya dan mereka berbicara tentang Yesus. Ia pun memanggil Yesus sesuai dengan identitas-Nya: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (Mrk 10:47).

Bartimeus itu seorang buta, artinya ia sendiri tidak melihat Yesus dengan mata fisiknya. Itulah sebabnya ia juga mengenal Yesus “sungguh-sungguh manusia”, dalam hal ini Yesus adalah “Anak Daud”. Namun nilai tambahnya adalah ia juga percaya kepada Yesus dan meminta pengasihan dengan berseru: “Kasihanilah aku”. Ia berinisiatif untuk mencari Yesus, dengan demikian ia bisa mendapat penyembuhan dari kebutaannya secara fisik. Namun demikian, ia sendiri mendapat halangan berupa teguran dari orang-orang yang lain supaya diam. Reaksinya adalah terus memanggil Yesus dan memohon pengasihan. Reaksi Bartimeus adalah konsisten mencari Tuhan. Ini adalah doa dan harapan Bartimeus kepada Tuhan Yesus, Anak Daud. Sikap Bartimeus ini kiranya tepat dengan perkataan Yesus: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” (Mat 7:7-8).

Tuhan Yesus mendengar seruan dan harapan Bartimeus. Ia menyuruh orang yang tadi menghalanginya untuk memanggil Bartimeus. Orang-orang itu berubah di hadapan Yesus, maka mereka meneguhkan Bartimeus dengan berkata: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” (Mrk 10:49). Bartimeus merasakan panggilan Yesus maka ia menanggalkan jubahnya untuk pergi mendapatkan hidup baru dari Yesus. Ia memohon supaya Yesus bisa membuatnya melihat kembali. Ia adalah orang buta yang beriman maka Tuhan menyembuhkannya karena imannya. Tuhan Yesus berkata: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.” (Mrk 10:52).

Dalam hidup setiap hari kita menemukan banyak Bartimeus, banyak orang yang menjadi penghalang dan pecundang untuk berjumpa dengan Yesus dan hanya sedikit orang yang menyerupai Yesus. Figur Bartimeus membantu kita yang masih buta mata iman kita untuk berani mencari Yesus, menerobos segala halangan, tekun berdoa dan berseru memanggil nama Tuhan, berani meninggalkan jubah lama yang membuat kita menyembunyikan dosa-dosa kita, tidak malu meminta anugerah kesembuhan dari Tuhan Yesus. Kita harus berubah dari sifat manusiawi kita yang selalu menghalangi sesama untuk berjumpa dengan Tuhan. Seharusnya kita bersifat meneguhkan sesama untuk berjumpa dengan Tuhan.

Sikap Yesus hendaknya menjadi bagian dalam kehidupan kita juga. Kita adalah Kristus-Kristus kecil yang menerima semua orang apa adanya. Kita masih memiliki banyak Bartimeus, maka tugas kita sebagai Gereja adalah menerima mereka, membantu mereka untuk menemukan jati diri mereka, memanusiakan mereka. Kita menghargai mereka sebagai manusia yang bermartabat seperti kita.

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama membantu kita untuk bersukacita dan bersorak sorai dan mengajak semua orang untuk memuji dan memuliakan Tuhan sebagai penyelamat kita. Dia adalah Allah yang mengumpulkan semua orang dari ujung bumi untuk menjadi saudara. Di antara mereka adalah orang buta dan lumpuh, perempuan yang mengandung dan siap untuk melahirkan anak. Mereka datang mencari Tuhan dengan beban-beban tersendiri namun Tuhan tetap akan menghibur mereka. Tuhan berkata: “Dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.” (Yer 31:9).

Allah digambarkan sebagai Bapa yang mahabaik. Kita merasakan kebapaan Allah yang mahabaik dalam diri Yesus Kristus. Dia adalah Imam Agung kita. Para imam dalam dunia perjanjian lama mempersembahkan hewan kurban, dalam dunia perjanjian baru, Yesus mempersembahkan diri-Nya satu kali untuk selama-lamanya. Kita membaca dalam surat kepada umat Ibrani: “Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini”, sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: “Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek.” (Ibr 5:5-6). Dia adalah Imam Agung yang datang untuk melayani manusia sampai tuntas.

Pada hari Minggu ini kita semua diteguhkan untuk senantiasa mencari Tuhan, menemukan dan merasakan kasih Tuhan. Jangan malas ke Gereja. Ini adalah kesempatan bagi kita selagi Tuhan masih mau ditemui dan mau mendengar seruan dan doa-doa kita kepada-Nya. Kita membutuhkan Tuhan sepanjang hidup ini.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply