Homili 28 Oktober 2015

Pesta St. Simon dan Yudas, Rasul
Ef. 2:19-22
Mzm. 19:2-3,4-5
Luk. 6:12-19

Menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh

imagePada hari ini Gereja Katolik merayakan pesta rasul Simon orang Zelot dan Yudas Tadeus. Ada dua alasan mengapa pestanya dirayakan bersama. Pertama, karena nama keduanya muncul berurutan dalam Injil Sinoptik (Mat 13:55; Mrk 3:18 dan 14:3; Luk 6:16). Kedua, ada tradisi yang mengatakan bahwa keduanya meninggal sebagai martir di Persia.

Siapakah rasul Simon dan Yudas Tadeus? Penginjil Matius melaporkan bahwa Simon adalah orang Kanaan, masih saudara sepupu Yesus, Yakobus Muda dan Yudas (Mat 13:55). Ia dikenal sebagai Simon orang Zelot karena pernah menjadi penganut aliran Zelot (Mrk 3:18). Zelot berarti orang yang semangatnya tinggi dalam mempelajari Taurat. Persekutuan kaum Zelot ini lebih dikenal sebagai para geriliawan yang memberontak melawan orang-orang Romawi pada tahun 67-70M. Tradisi kematiannya berbeda-beda. Ada satu tradisi yang mengatakan bahwa setelah kematian Yesus, Simon mewartakan Injil di Mesir lalu bergabung dengan Yudas ke Mesopotamia lalu ke Persia hingga wafat sebagai martir. Ada tradisi lain mengatakan bahwa Simon menggantikan Yakobus Tua sebagai uskup di Yerusalem. Yakobus Tua adalah uskup Yerusalem yang wafat sebagai martir. Jabatan uskup Simon adalah pada tahun 62 hingga kematiannya sebagai martir pada tahun 107 di bawah pemerintahan Kaisar Trayanus.

Yudas alias Tadeus berarti ‘si pemberani’. Dia adalah saudara Yakobus Muda. Ia dikenal sebagai rasul dan penulis surat Yudas yang isinya adalah memberi dorongan dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak. Menurut Penginjil Yohanes, pada malam perjamuan terakhir, Yudas bertanya kepada Yesus: “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau menyatakan diriMu kepada kami; dan bukan kepada dunia?” Jawab Yesus: “Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” (Yoh 14:22, 23). Ada tradisi yang mengatakan bahwa Yudas dan Simon mewartakan Injil di Persia dan wafat sebagai martir.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini sangat menguatkan kita untuk bertumbuh sebagai pengikut Kristus yang baik. Paulus dalam bacaan pertama mengingatkan jemaat di Efesus dan kita yang membacanya saat ini dan merenungkannya hari ini, bahwa kita bukanlah pendatang melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. Gereja Tuhan didirikan di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru. Rumah Tuhan tetap kokoh karena ada Yesus sebagai batu penjuru-Nya. Dengan demikian, apa pun yang mengancam dan siapa yang mengancam Gereja tidak akan behasil karena Yesus menyertai-Nya hingga akhir zaman. Paulus bahkan menambahkan: “Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” (Ef 2:21-22).

Tuhan Yesus menggunakan kesempatan untuk berdoa dan mengucap syukur kepada Bapa pada saat-saat istimewa. Ia pergi ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Pada siang harinya, Ia memanggil dan memilih para rasul atau utusan. Mereka akan melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus, sekaligus pekerjaan Bapa di Surga. Inilah nama-nama para utusan Tuhan Yesus: “Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.” (Luk 6: 14-16).

Dikisahkan juga oleh Penginjil Lukas bahwa setelah pengumuman nama-nama Rasul-Rasul itu, mereka semua turun untuk mulai menjadi utusan Tuhan. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Tujuan kedatangan mereka adalah mendengar Yesus dan melihat-Nya dari dekat. Yesus menyembuhkan segala penyakit dan kelemahan kita. Roh-roh jahat diusir-Nya sehingga orang yang kerasukan setan menjadi sembuh. Semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Para Rasul adalah utusan Tuhan Yesus untuk pergi mewartakan Injil, menyembuhkan orang sakit, dan mengusir roh-roh jahat dalam tubuh mereka. Mereka akan melakukan pekerjaan-pekerjaan. Mereka harus terbuka kepada-Nya, Ia menerima Roh-Nya yang kudus di dalam hidup setiap hari. Roh Kudus menempati dan menjiwai seluruh hidup kita. Para Rasul Kristus adalah tempat kediaman Allah dalam Roh-Nya. Kita pun demikian adanya sesuai dengan kehendak Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply