Homili 4 Desember 2015

Hari Jumat, Pekan Adven I
Yes. 29:17-24
Mzm. 27:1,4,13-14
Mat. 9:27-31

Bukalah Mataku, ya Tuhan!

imagePada suatu hari saya merayakan misa di sebuah panti rehabilitasi anak-anak berkebutuhan khusus. Perayaan Ekaristi saat itu berjalan seperti biasa, meskipun umat yang hadir mungkin merasa sulit untuk khusuk dalam berdoa dan berekaristi bersama karena ulah anak-anak berkebutuhan khusus itu. Namun saya masih merasa bangga karena dalam situasi seperti itu, umat dan juga para pendamping anak-anak itu tidak terpancing untuk memarahi mereka. Mereka telah belajar mengerti dari pada dimengerti oleh anak-anak itu. Satu hal yang menakjubkanku adalah pada saat doa umat. Seorang anak buta berdoa, “Tuhan semoga Engkau juga membuka mataku untuk melihat, jangan hanya orang-orang buta di dalam Injil, tetapi aku juga menginginkan kesembuhan dari-Mu. Semoga mata lahiriaku tidak melihat tetapi mata hatiku melihat Engkau dan kemuliaan-Mu.” Banyak umat kelihatan meneteskan air matanya ketika mendengar doa anak ini.

Setelah merayakan misa, saya kembali ke komunitas sambil mengingat kembali doa seorang anak buta dalam Ekaristi. Saya juga mengingat Grezia, seorang penyanyi cilik yang buta. Ia pernah menyanyikan sebuah lagu bersama Jason berjudul: “Walau ku tak dapat melihat.” Inilah lirik lagunya yang sederhana tetapi menggugah hidup kita: “Ku sadar, tak semua, dapat aku miliki, di dalam hidupku. Hatiku percaya, rancanganMu bagiku adalah yang terbaik. Walau ku tak dapat melihat, semua rencanaMu Tuhan. Namun hatiku tetap memandang padaMu. Kau tuntun langkahku. Walau ku tak dapat berharap, atas kenyataan hidupku, Namun hatiku tetap, memandang padaMu. Kau ada untukku.” Grezia adalah Gadis cilik buta yang menerima segala kelebihan dan kekurangan dan tetap bersyukur kepada Tuhan. Ia merasaka cinta yang istimewa dari Tuhan baginya.

Dalam masa adven ini kita semua diingatkan Tuhan untuk percaya kepada-Nya supaya bisa melihat terang. Yesus adalah terang sejati. Dialah yang datang untuk menerangi kegelapan dunia akibat dosa yang menguasai dunia. Penginjil Yohanes bersaksi: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. (Yoh 1:4-5.9-11).

Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang perjumpaan dua orang buta dengan Yesus. Dikisahkan bahwa Yesus sedang berjalan dan berjumpa dengan dua orang buta. Mereka pasti sudah sering mendengar Yesus dan segala pekerjaan-Nya. Mereka juga percaya bahwa Yesus akan melakukan yang terbaik yaitu menyembuhkan mereka. Untuk itu mereka berani menyapa Yesus sebagai Anak Daud dan memohon belas kasihan-Nya. Mereka berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” (Mat 9:27).

Yesus masuk ke dalam rumah dan menyambut kedua orang buta itu. Ia bertanya kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.” (Mat 9:28). Di sini kita melihat terjadi peralihan dari pengenalan mereka akan Yesus sebagai Anak Daud menjadi Tuhan yang menyelamatkan. Inilah iman mereka. Inilah pertobatan radikal di dalam diri mereka. Yesus melihat iman dan harapan mereka maka Ia pun menyembuhkan mereka. Ia berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” (Mat 9:29). Kedua orang buta itu bisa melihat. Meskipun Yesus melarang untuk menceritakan kesembuhan yang mereka alami dari-Nya, namun mereka berdua tetap memuliakan nama Tuhan kepada semua orang. Mereka menjadi baru dan bermisi, membawa Injil sebagai khabar sukacita kepada sesama.

Kedua orang buta tanpa nama adalah gambaran hidup anda dan saya. Kita semua memang memiliki mata dan meskipun kita bisa melihat namun seolah-olah kita masih buta melebihi orang-orang buta. Kita hanya bisa menertawakan orang lain di atas penderitaan mereka. Kepedulian sosial terhadap orang-orang cacat, anak-anak berkebutuhan khusus, kaum miskin, para manula nyaris pupus karena kita lebih mementingkan diri sendiri. Kita tidak bisa melakukan hal yang indah seperti Yesus karena kita sudah kekurangan iman dan kehilangan harapan kepada Tuhan. Andaikan kita mengenal diri kita sebagai orang buta secara rohani, mungkin kita sudah meminta kepada Tuhan Yesus supaya Ia juga menyembuhkan kita. Namun, kita belum menyadarinya! Inilah kelemahan hidup manusiawi kita. Kita membutuhkan Tuhan untuk mengubah hidup kita.

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama, memberikan rasa optimis kepada kita semua. Tuhan menubuatkan sebuah tatanan kosmos yang teratur seperti di Firdaus masa lalu. Situasi yang kacau akan ditata kembali menjadi lebih sempurna sesuai kehendak Tuhan. Misalnya, Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan dan kebun buah-buahan itu akan menjadi seperti hutan. Orang-orang tuli akan mendengar, orang-orang buta akan melihat. Orang-orang sengsara akan bertambah sukaria di dalam Tuhan. Orang-orang miskin akan bersukaria di dalam Tuhan Yang Mahakudus, Allah Israel. Ini merupakan waktu mesianis bagi banyak orang.

Tatanan baru itu akan muncul sejalan dengan berakhirnya tatanan lama yang tidak teratur, gelap dan kotor. Dikatakan bahwa orang-orang sombong akan berakhir dan orang-orang pencemooh akan habis, orang yang berniat jahat akan dilenyapkan. Selanjutnya, Tuhan akan memberikan martabat baru kepada keturunan Yakub. Tuhan berkata: “Mulai sekarang Yakub tidak lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat. Sebab pada waktu mereka, keturunan Yakub itu, melihat apa yang dibuat tangan-Ku di tengah-tengahnya, mereka akan menguduskan nama-Ku; mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka akan gentar kepada Allah Israel; orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran.” (Yes 29:22-24).

Sabda Tuhan pada hari ini membuka mata hati kita untuk melihat Yesus, sang Mesias. Ia akan datang untuk membaharui hidup kita. Mata rohani kita yang buta akan dibuka supaya bisa melihat Terang sejati. Mari kita membuka diri kita supaya bisa merasakan terang dan keselamatan dari Tuhan. Kita  memohon supaya Tuhan menambah iman dan kepercayaan kepada-Nya. Kita diingatkan juga untuk berdoa dengan tekun. Kedua orang buta memohon kesembuhan, kita juga memohon lewat doa dan bersyukur kepada Tuhan. Apakah anda juga berdoa? Doa itu mengubah segala sesuatu. Orang buta bida sembuh karena memohon dalam iman.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply