Homili 21 Januari 2016

Hari Kamis, Pekan Biasa II
1Sam. 18:6-9; 19:1-7
Mzm. 56:2-3,9-10a,10bc-11,12-13
Mrk. 3:7-12

Tuhan yang berkuasa…

imageSaya pernah mengunjungi seorang bapa yang sedang sakit keras. Ketika tiba di rumahnya, kami berkumpul di sekitar tempat tidurnya untuk berdoa bersama. Saya melayani sakramen perminyakan dan memberinya viaticum. Ia kelihatan sangat bahagia ketika menerima pelayanan sakramen ini. Setelah selesai ibadat sederhana ini, ia memandang ke arah saya dan berkata: “Saya percaya bahwa Tuhanlah yang berkuasa atas hidupku”. Saya bertanya kepadanya maksud perkataannya ini. Ia menjawabku: “Sakit dan penyakit adalah ujian kesetiaanku kepada Tuhan. Saya percaya bahwa Ia juga yang berkuasa untuk menyembuhkanku.” Kami semua yang berada bersamanya mengatakan amen. Bapa itu sembuh dan setiap kali berjumpa dengannya, ia selalu berkata: “Hanya Tuhan saja yang berkuasa atas hidupku!” Saya selalu mengingat ungkapan iman dan kepercayaan dari orang tua ini. Dalam kelemahannya ia masih percaya kepada Tuhan dan kuasa-Nya. Ia juga masih berharap untuk memperoleh kesembuhan. Tuhan menunjukkan kuasa-Nya untuk menyembuhkan.

Pada hari ini kita mendengar kisah lain dari pelayanan Yesus di sekitar Galilea. Ia membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil (2Tim 1:10). Apa yang dilakukannya? Ketika itu Ia menyingkir ke Danau Galilea bersama para murid-Nya. Banyak orang dari berbagai daerah mengikuti-Nya dari dekat untuk memperoleh kesembuhan. Daerah-daerah yang dimaksud adalah Galilea, Yudea, Yerusalem, Idumea, daerah seberang sungai Yordan, Tirus dan Sidon. Mereka semua datang dengan maksud dan tujuan yang sama yaitu mendengar perkataan-Nya dan memohon kesembuhan. Orang-orang ini memiliki keinginan yang besar untuk memperoleh kesembuhan total dari Tuhan Yesus.

Hal yang menarik perhatian kita adalah Tuhan Yesus memiliki kuasa yang besar. Dia adalah Anak Allah Yang Mahatinggi. Itulah sebabnya, ketika roh-roh jahat melihat-Nya, mereka semua jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berkata: “Engkaulah Anak Allah!” (Mrk 3:11). Roh jahat saja mengenal-Nya dan tunduk pada kuasa-Nya. Yesus bahkan dengan kuasa-Nya melarang mereka untuk berbicara tentang diri-Nya.

Kisah Injil hari ini membantu kita untuk mengenal dan mengasihi Yesus. Ia datang ke dunia dengan misi yang besar yaitu menyelamatkan semua orang. Daerah-daerah yang disebutkan dalam Injil hari ini mewakili seluruh dunia. Maka keselamatan yang dibawa oleh Tuhan Yesus itu sifatnya universal. Kita juga dikuatkan untuk mengenal Yesus dan kuasa-Nya. Kalau roh-roh jahat saja bisa mengakui-Nya sebagai Anak Allah maka kita juga harus berani berkata bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh anak Allah. Yesus Kristus adalah Tuhan (Flp 2:11).

Dalam bacaan pertama kita mendengar kisah hidup Daud. Kuasa Tuhan ada pada-Nya sehingga ia bisa mengalahkan Goliat dan kaum Filistin. Itulah sebabnya ketika ia kembali, banyak wanita mengagungkannya dengan berkata: “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” (1Sam 18:7). Kata-kata pujian ini tidak enak di telinga Saul yang saat itu menjadi raja Israel. Oleh karena itu Saul iri hati dan berencana untuk membunuh Daud. Saul lupa bahwa semua yang dilakukan oleh Daud adalah kuasa Tuhan bukan kemampuan Daud. Daud adalah orang muda dan minim pengalaman. Namun Tuhan menguatkannya untuk memenangkan pertarungan dengan kaum Filistin.

Rencana jahat Saul itu diketahui oleh Yonathan, Putra Saul. Yonathan menyampaikan informasi ini kepada Daud dan melindunginya. Yonathan pun bernegosiasi dengan ayahnya tentang semua kebaikan dari Daud. Inilah perkataan Yonathan kepada ayahnya: “Janganlah raja berbuat dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu; bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu! Ia telah mempertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu, dan Tuhan telah memberikan kemenangan yang besar kepada seluruh Israel. Engkau sudah melihatnya dan bersukacita karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap darah orang yang tidak bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan?” (1Sam 19:4-5). Saul mendengar perkataan anaknya dan berjanji: “Demi Tuhan yang hidup, ia tidak akan dibunuh.” (1Sam 19:6). Daud kembali bekerja seperti biasa dengan Saul.

Banyak kali kita seperti Saul yang bisa lupa bahwa Tuhan juga bekerja dan menunjukkan kuasa-Nya dalam diri sesama kita. Tuhan Yesus sendiri berkata: “Terlepas dari Aku kamu tidak bisa berbuat apa-apa” (Yoh 15:5). Artinya, Tuhan yang berkuasa untuk memberikan kehidupan, Tuhan juga berkuasa untuk mengambil kehidupan. Dia menciptakan segala sesuatu baik adanya. Ia senantiasa akan berkuasa bagi hidup setiap pribadi, anda dan saya.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply