Food For Thought: Membudayakan pikiran positif

Membudayakan pikiran positif

imageAda seorang pemuda mengaku memiliki sebuah kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan yakni selalu berpikiran negatif terhadap sesamanya. Setiap kali ia mendengar teman-temannya berbisik-bisik, ia merasa marah dan berlaku kasar terhadap mereka, karena ia berpikir bahwa mereka sedang membicarakannya di belakang. Seorang pemuda lain memiliki pikiran negatif terhadap orang karena penampilan tertentu dalam berpakaian. Dalam pikirannya, orang itu adalah orang jahat. Setelah mendengar sharing kedua pemuda ini, saya merasa bahwa sedang terjadi pergeseran cara pandang terhadap kehidupan pribadi manusia dan lingkungan hidupnya. Manusia mudah sekali berpikiran negatif, meskipun tidak sesuai dengan kenyataan hidup orang itu. Kita mungkin sedang jatuh lagi kepada kebiasaan hidup lama yang salah yakni selalu melihat kejelekan orang, mengingat-ingat kelemahan mereka.

Penginjil Markus mengisahkan bagaimana Yesus datang dan masuk ke dalam sebuah rumah di Kapernaum. Orang banyak mengetahui-Nya maka mereka pun datang untuk mendengar perkataan-Nya dan berniat untuk melakukan banyak pekerjaan sesuai dengan yang sudah dilakukan-Nya seminggu selama ini. Karena sibuk maka Ia dan para murid-Nya sedikit beristirahat dan lupa makan dan minum. Karena sikap-Nya seperti ini maka para imam kepala dan kaum Farisi berpikiran negatif terhadap Yesus. Bahkan, pada waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi (Mrk 3:20-21).

Kita pun sering kali menganalisis keadaan sesama di sekitar kita. Kita mudah sekali memberi label tertentu seperti mengucapkan kata gila, gendut, jelek, anjing, babi. Kita harus membangun budaya berpikiran positif dalam segala hal. Andaikan berpikir positif benar-benar membudaya maka dunia kita ini akan menjadi indah dan mempesona. Apakah anda masih berpikiran positif terhadap sesama? Atau lebih banyak berpikiran negatif?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply