Food For Thought: Vita Consecrata

Syukur atas Hidup Bakti!

imageKita merayakan pesta Tuhan Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Perayaan ini dikenang para imam, biarawan dan biarawati sebagai hari hidup bakti (vita consecrata). Orang-orang yang menghayatinya adalah orang-orang “limited edition” masa kini, yang mau membaktikan diri untuk Tuhan dan sesama sebagai pribadi yang taat, miskin dan murni.

Pada tanggal 6 januari 1997 yang lalu, Paus Yohanes Paulus II menulis pesan penting untuk para imam, biarawan dan biarawati dalam rangka merayakan hari Hidup Bakti pada tanggal 2 Februari 1997. Beliau mengutip surat Apostolik Vita Consecrata: “Yesus dipersembahkan di Bait Allah merupakan sebuah ikon asli dari sebuah persembahan diri pribadi yang total terutama bagi mereka yang dipanggil secara istimewa di dalam Gereja dan dunia, dengan menghayati nasihat-nasihat Injil yang merupakan gaya hidup Yesus sebagai orang yang taat, miskin dan murni.” (VC, 1).

Penerusnya, Paus Fransiskus menulis surat untuk tahun Hidup Bakti yang hari ini ditutup secara resmi. Bagi Paus Fransiskus, ada tiga tujuan tahun hidup bakti yakni pertama, untuk “mengenang dengan penuh syukur masa yang baru saja berlalu”. Kendatipun krisis yang melanda dunia dan Gereja juga dirasakan di dalam lingkup hidup bakti, kaum religius tetaplah penuh dengan pengharapan, yang bukan didasarkan atas kekuatan mereka sendiri, namun atas kepercayaan pada Tuhan, sebab “Di dalam Dia, tidak ada yang dapat merampas harapan kita” (bdk. Yoh 16:22). Kedua, untuk “merangkul masa depan dengan harapan”. Pengharapan ini tidak dapat menjauhkan kita dari semangat untuk tetap menjalani hidup yang telah dianugerahkan oleh Tuhan. Ketiga, “menjalani hidup hari ini dengan penuh semangat.” Semangat ini, berhubungan dengan “hidup dalam kasih, persahabatan sejati, dan persatuan yang mendalam.”

Terima kasih Tuhan untuk hidup bakti yang boleh kuhayati selama ini.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply