Food For Thought: Hanya debulah aku

Ingat, engkau debu dan akan kembali menjadi debu!

P. John SDBTuhan mahabaik. Ia mengasihi dan menunjukkan kerahiman-Nya kepada manusia tanpa syarat apa pun. Kasih karunia Tuhan itu gratis. Mari kita mengingat kasih Tuhan pada manusia pertama dan kita saat ini. Tuhan Allah menciptakan Firdaus untuk manusia. Semua yang ada di Firdaus itu “baik adanya”. Namun manusia pertama menyalahgunakan kebaikan dan kepercayaan Tuhan sehingga mereka jatuh dalam dosa. Ketika manusia pertama jatuh dalam dosa, seharusnya kutukan adalah miliknya karena manusia pertama sudah menyalahgunakan kebaikan Tuhan yang maha baik. Namun, Tuhan justru mengutuk ular sebagai sumber kejahatan dan menegur manusia dengan keras. Alasannya adalah manusia diciptakan-Nya sesuai dengan wajah-Nya sendiri. Tuhan berkata kepada manusia: “Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu.” (Kej 3:19).

Debu atau abu adalah tanda kerendahan hati kita di hadirat Tuhan. Kita hanyalah debu saja. Pemazmur berdoa: “Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu” (Mzm 103:14). Abu itu dioleskan di dahi dalam bentuk tanda salib atau ditaburkan dikepala sebagai tanda pertobatan kita. Pelayan Tuhan berkata: “Ingatlah bahwa engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu”.

Kita semua mengingat lagu yang sepanjang masa prapaskah ini akan dinyanyikan sebagai lagu wajib: “Hanya debulah aku”. Inilah sebagian liriknya: “Hanya debulah aku, Diatas kakiMu Tuhan, Hauskan titik embun, Sabda penuh ampun. Tak layak aku tengadah, Menatap wajahMu, Namun tetap ku percaya, Maha Rahim Engkau.”

Kita hanyalah debu, namun Tuhan maharahim maka Ia akan tetap memberi hidup kekal kepada kita. Percayalah kepada-Nya

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply