Homili Hari Minggu Prapaskah I/C – 2016

Hari Minggu Prapaskah I/C
Ul. 26:4-10
Mzm. 91:1-2,10-11,12-13,14-15
Rm. 10:8-13
Luk. 4:1-13

Iman kepada Tuhan mengalahkan godaan iblis!

imagePada hari Minggu pagi ini saya menerima dua broadcast berupa pesan singkat dari dua orang sahabat saya. Sahabat pertama mengucapkan Happy Sunday dan mengutip perkataan Santo Paulus berbunyi: “Be on guard. Stand firm in the faith. Be courageous. Be strong.” Artinya: “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!” (1Kor 16:13). Sahabat kedua mengutip perkataan St. Petrus berbunyi: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.” (1Ptr 5:8-9). Kedua sahabat ini menginspirasikan saya untuk merenungkan sebuah tema besar pada hari Minggu Pertama Prapaskah tahun C ini yakni “Iman kepada Tuhan bisa mengalahkan godaan iblis.”

Iman adalah sebuah pemberian gratis dari Tuhan Allah. Dalam Kompendium Katekismus Gereja Katolik. mengajarkan bahwa percaya kepada Allah berarti setia kepada Allah, mempercayakan hidup kepada-Nya dan mengamini semua kebenaran yang diwahyukan Allah karena Allah adalah Kebenaran. Artinya, kita percaya kepada satu Allah dalam tiga Pribadi yakni Bapa, Putra dan Roh Kudus. (KKGK, 27). Selanjutnya, ciri-ciri iman adalah: iman adalah keutamaan adikodrati yang mutlak perlu bagi keselamatan. Iman adalah anugerah cuma-cuma dari Allah, dan tersedia bagi orang yang rendah hati mencarinya. Tindakan iman adalah tindakan manusiawi – terdorong oleh kehendak yang digerakkan oleh Allah yang dengan bebas mengamini kebenaran ilahi. Iman memiliki kepastian karena Sabda Tuhan adalah dasarnya, dan iman berkembang terus menerus dengan mendengarkan Sabda Allah dan doa. Dengan iman, orang bisa mengecap kegembiraan surga. (KKGK, 28).

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu Prapaskah pertama ini mengajak kita, pertama-tama untuk mengenang kembali iman yang Tuhan anugerahkan kepada kita secara cuma-cuma. Dalam bacaan pertama, Moses mengingatkan bangsa Israel untuk mengenang janji iman mereka kepada Tuhan Allah. Ada tiga poin penting yang harus mereka ingat sebagai bagian dari janji iman ini. Pertama, Mereka harus mengenang kembali panggilan (vocation) istimewa Yakub atau Israel sebagai nenek moyang mereka. Dia orang Aram, pengembara, pergi ke Mesir sebagai orang asing. Ia kemudian menjadi sebuah bangsa yang besar di negeri asing. Kedua, Mereka mengenang kembali peristiwa penderitaan yang mereka alami di Mesir dan bagaimana Tuhan memiliki inisiatif untuk membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Ketiga, mereka mengenang kembali janji Tuhan untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan yang subur, penuh dengan susu dan madu untuk ditempati. Ketiga janji iman ini menjadi sebuah memoria, kenangan indah dari setiap orang Israel atau keturunan Yakub. Kenangan ini menjadi sempurna ketika mempersembahkan hasil pertama dari bumi kepada Tuhan melalui imam.

Santu Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma, melengkapi wejangan Moses dalam bacaan pertama tentang janji iman, dengan menekankan bahwa iman adalah sebuah anugerah istimewa dari Tuhan yang diberikan secara pribadi kepada setiap orang. Setiap pribadi itu mengakui imannya, misalnya mengakui diri sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. St. Paulus mengatakan bahwa Sabda Tuhan itu dekat dengan mulut dan hati. Karena itu apabila orang mengakui dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya di dalam hatinya bahwa Allah telah membangkitkan-Nya dari antara orang mati maka mereka juga akan merasakan keselamatan. Paulus juga mengatakan bahwa dengan hati, orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulutnya orang mengaku dan diselamatkan.

Karena iman yang satu dan sama kepada Allah yang satu dan sama pula maka Paulus mengatakan bahwa semua orang bersatu untuk menyembah-Nya. Oleh karena itu tidak ada lagi orang Yunani dan orang Yahudi. Semua orang yang berbeda-beda adalah satu kesatuan, sama-sama membentuk Tubuh Mistik Kristus. Iman kepada Yesus Kristus adalah anugerah istimewa. Dia datang untuk mencari semua orang supaya semuanya memperoleh keselamatan.

Iman yang Tuhan berikan kepada setiap pribadi dalam satu komunitas manusia, bermanfaat supaya orang kuat dan tahan terhadap berbagai macam pencobaan yang dilakukan oleh iblis. St. Petrus sudah mengingatkan supaya orang kuat dan bertahan dalam iman karena iblis itu seperti singa yang selalu mengaung dan mencari mangsanya. Selama masa prapaskah ini, kita semua diajak oleh Tuhan melalu Sabda-Nya untuk tahan dan kuat terhadap segalama macam pencobaan. Kita berjanji untuk melawan iblis dan pengaruhnya di awal masa prapaskah ini dan kita juga akan mengulanginya dalam membaharui janji baptis pada malam paskah nanti.

Penginjil Lukas mengisahkan dalam bacaan Injil, kisah Tuhan Yesus mengalami pencobaan dari iblis. Yesus penuh dengan Roh Kudus saja masih dicobai oleh iblis di padang gurun dengan tiga jenis godaan. Godaan pertama terjadi di padang gurun, diperkirakan di sekitar kota Yeriko. Selama berpuasa Yesus tidak makan dan minum. Maka iblis datang dan menggoda-Nya untuk mengubah batu-batu disekitar-Nya menjadi makanan. Yesus mengatakan kepada iblis bahwa manusia hidup bukan dari roti saja melainkan dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah. Godaan pertama ini kiranya berhubungan dengan harta kekayaan dan pola hidup gampang, hedonis yang sedang melanda semua keluarga manusia saat ini. Yesus sendiri berkata: “Dimana hartamu berada, hatimu juga berada di sana.” (Mat 6:21). Iblis merasa tidak mampu menaklukan Yesus di padang gurun.

Iblis lalu membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan memperlihatkan semua kerajaan dunia kepada Yesus. Iblis menunjukkan kuasanya di depan Tuhan Yesus, bahkan mau memberinya kepada Yesus dengan syarat, Ia harus menyembahnya. Tuhan Yesus mengatakan kepadanya supaya ia yang harus menyembah Tuhan Allah dan berbakti hanya kepada Allah saja. Iblis sekali lagi dikalahkan oleh Yesus. Godaan kedua ini berhubungan dengan kekuasaan. Banyak orang lemah lembut dan rendah hati seperti Yesus sehingga bisa menunjukkan kuasa-Nya dalam kasih. Banyak orang juga berhati iblis sehingga suka menyalahgunakan kekuasaan, memeras, menindas dan mencari keuntungan dari kekuasaan yang ada padanya. Orang itu lupa bahwa dia hanya berada dalam situasi sesaat bukan selamannya.

Akhirnya iblis itu membawa Yesus ke Yerusalem. Di atas bubungan bait Allah itu, iblis menyuruh Yesus untuk menjatuhkan diri-Nya karena para malaikat akan menadahkan tangan
untuk melindungi-Nya, dan supaya kakinya juga tidak terantuk pada batu. Yesus mengingatkan iblis supaya ia jangan mencobai Tuhan Allahnya. Iblis mengalah dan meninggalkan Yesus, tetapi masih mencari kesempatan yang baik untuk menggoda-Nya. Godaan ketiga ini kiranya berhubungan dengan popularitas yang dikehendaki oleh banyak orang. Mereka ingin tampil beda supaya populer, mencari sensasi tertentu. Mereka lupa bahwa popularitas semu bisa mencelakakan diri dan orang lain.

Dua tema besar dalam pekan pertama prapaskan yaitu iman dan pencobaan menjadi program rohani yang indah dalam masa prapaskah ini. Kita semua memohon supaya Tuhan menambah iman kita hari demi hari supaya bisa tahan terhadap aneka godaan duniawi yang datang silih berganti dalam kehidupan kita. Iblis hanya bisa takluk kalau kita tetap bersatu dengan Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply