Food For Thought: Apakah anda masih setia?

Apakah anda masih setia?

imagePada suatu kesempatan saya menghadiri sebuah seminar tentang keluarga. Tema yang ditawarkan oleh panitia adalah: “Apakah anda masih setia?” Target umat yang menghadiri seminar ini melampaui ekspektasi panitia. Mereka melihat temanya menarik, murah dan dibawakan oleh konselor keluarga ternama. Suasana seminar disetting sedemikian rupa sehingga fleksibel dan sangat hidup. Hal yang mengesankan saya adalah ketika setiap pasangan suami istri diberi kesempatan untuk hening sejenak dan saling bertanya satu sama lain: “Apakah anda masih setia?” Ini menjadi kesempatan di mana para pasutri saling menguatkan, menangis karena terharu atau menyesali perbuatan ketidaksetiaan terhadap pasangannya. Para romo, dan biarawan, biarawati juga hening untuk merenungkan kesetiaan mereka kepada Tuhan melalui janji imamat dan kaul kebiaraan.

Apakah anda masih setia? Pertanyaan ini tetap aktual bagi kita semua. Kalau anda masih setia makaParent kesetiaan itu pasti menjadi sebuah pengalaman hidup pribadi dalam keluarga atau komunitas. Kalau anda tidak setia maka yang mengetahuinya adalah dirimu, pasanganmu dan Tuhan. Menjadi orang setia itu mahal! Karena tidaklah mudah seseorang menepati janji setia kepada pasangan atau kepada Tuhan setelah berjanji untuk setia. Pada saat ini orang berjanji untuk setia, sebentar lagi pertanyaan ini muncul lagi: “Apakah anda masih setia?” Orang harus berkorban, berjuang untuk setia.

Tuhan mengharapkan kesetiaan dari pihak manusia untuk melakukan perintah-perintah dan ketetapan-Nya. Melalui Musa, Tuhan bersabda: “Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.” (Ul 26:16). Tuhan menghendaki kesetiaan karena Ia mau menjadi Allah bagi kita. Betapa baiknya Tuhan karena Ia menawarkan diri-Nya demikian. Dia lebih dahulu setia kepada kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply