Homili 3 Maret 2016

Hari Kamis, Pekan Prapaskah III
Yer. 7:23-28
Mzm. 95:1-2,6-7,8-9
Luk. 11:14-23

Belajar mendengar dengan baik

imageSeorang ibu mengaku sedang merasa kecewa dengan anaknya. Mulanya ia begitu senang karena anaknya selalu mendengar dan melakukan nasihat serta perintah-perintahnya sebagai orang tua. Namun sekarang, anaknya kelihatan selalu serius dan memiliki banyak alasan untuk tidak berkomunikasi dengan orang tuanya. Ibu itu lalu berkata: “Anakku memiliki hati yang keras karena sebab ia tidak mendengarkanku.” Saya mendengar pembicaraannya dengan penuh perhatian, lalu mengatakan kepadanya bahwa dia bukanlah orang pertama yang merasakan hal seperti ini. Sebab Tuhan Allah sudah lebih dahulu merasakannya, ketika membawa semua keturunan Yakub keluar dari tanah Mesir untuk pergi dan menghuni tanah terjanji. Dalam perjalanan selama lebih kurang 40 tahun itu, Tuhan Allah merasa bahwa kaum keturunan Yakub ini memiliki hati yang keras sehingga mereka tidak mau mendengar suara Tuhan. Hal ini kiranya mirip dengan perkataan Tuhan ini: “Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati.” (Mzm 95:8).

Tuhan mengetahui keadaan hidup umat Israel. Mereka memiliki keistimewaan yakni hati yang tegar dan sulit sekali untuk mendengar-Nya. Hal ini diungkapkan-Nya kepada nabi Yeremia, supaya bisa disampaikan kepada umat Israel. Inilah perkataan Tuhan Allah kepada umat Israel: “Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia.” (Yer 7:23). Tuhan tidak hanya meminta manusia untuk mendengar, namun ia juga berjanji bahwa Ia akan menjadi Allah bagi mereka. Seorang Allah yang disapa sebagai Bapa yang menciptakan langit dan bumi. Seorang Allah yang sabar dengan manusia yang sulit mendengar dan suka bertegar hati dan tengkuk. Tuhan hanya meminta kepada umat-Nya untuk mendengar dan jangan memiliki hati yang keras.

Masalahnya adalah umat Israel tidak memiliki kebiasaan untuk mendengar dengan baik. Mereka hanya berani meminta dan meminta, namun tidak memiliki kemampuan untuk mendengar Tuhan dalam hidup pribadi mereka. Umat Israel tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian kepada suara Tuhan. Mereka justru mengikuti rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat. Mereka juga memiliki kebiasaan hanya menunjukkan punggungnya, bukan mukanya. Ini sungguh tanda orang yang tidak percaya dan memiliki hati yang keras.

Lalu apa yang Tuhan lakukan? Ia terus menerus menunjukkan kasih-Nya kepada umat israel, namun mereka sediri tidak menjawabi kasih Tuhan. Tuhan mengutus para nabi, bahkan putra-Nya sendiri datang ke dunia, namun orang masih juga belum percaya kepada-Nya. Mereka tidak mendengar dan tidak mau memberi perhatian. Mereka tegar tengkuk dan selalu berbuat jahat. Ketulusan hati mereka sudah lenyap.

Pada hari ini kita mendengar dari Injil sebuah mukjizat yang dilakukan Yesus. Ia mengusir setan yang menguasai seorang hingga menjadi bisu. Setelah setan itu diusir ka orang itu bisa berkata-kata. Terhadap mukjizat ini, reaksi orang menjadi berbeda-beda. Ada orang banyak yang merasa heran karena mukjizat ini. Ada yang keras hati sehingga menganggap Yesus bisa melakukan mukjizat ini karena ada kuasa dari Beelzebul si penghulu setan. Reaksi-reaksi semacam ini selalu ada dalam hidup manusia, terutama ketika melihat ada sesama yang memiliki kelebihan tertentu. Rasa apreasiasi atau bangga karena kelebihan sesama belum menjadi budaya banyak orang.

Tuhan Yesus mengoreksi cara pikir banyak orang picik pada masa itu. Mereka dikatakan picik karena memiliki mata tetapi tidak melihat, memiliki telingat tetapi tidak mendengar. Mereka merasakan kehadiran Yesus Kristus yang bersabda dan melakukan tanda-tanda namun rasa tidak percaya tetap mendominasi kehidupan mereka. Tuhan Yesus menghadirkan kerajaan Allah namun orang-orang pada masa itu tidak percaya. Tuhan Yesus melakukan mukjizat dengan kuasa Allah. Dia memiliki kuasa untuk menaklukan segalanya. Maka Yesus berkata: “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” (Luk 11:23).

Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan. Mari kita mengikuti ajakan Yoel: “Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang” (Yl 2:12-13). Tuhan baik kepada anda dan saya. Mari kita terbuka untuk mendengar-Nya dan mengikuti-Nya dari dekat.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply